Casts: You as Choi
Yoen Ni, Choi Young Ni
Yesung as Kim Jong Won
Other Casts: Key as
Kim Kibum
Yoona as Im Yoon Ah
Genre: Romance, Sad
Length: One Shoot
Summary: Aku memang seperti
dia. Tetapi tolong, jangan cintai aku karena aku seperti dia. Cintailah aku
karena aku adalah diriku sendiri.
@@@
Choi Young Ni sudah menjalin
hubungan selama 3 tahun dengan Kim Jong Won. Keluarga dari kedua belah pihak
sudah sangat menyetujui hubungan mereka. Tepat 4 bulan yang lalu mereka bertunangan
dan 2 bulan lagi mereka akan menikah. Keduanya sangat sibuk mengurusi persiapan
pernikahan mereka. mereka sudah jarang makan bersama, ataupun berkencan seperti
dulu. Keduanya sibuk dengan urusan masing-masing.
“oppa!” Young Ni menyambut Jong Won
dipintu masuk.
“ne…chagiya? Aku capek sekali.”
Young Ni membantu melepaskan jas
Jong Won. “sampai kapan oppa mau sibuk? Sebentar lagi kita mau menikah kan?” Young
Ni manja
“ara… oppa juga tetap mengurusi
semuanya. Tetapi pekerjaan kantor juga tidak bisa ditinggalkan” Jong Won
merebahkan diri di sofa.
Young Ni menaruh jas Jong Won di
kamar. “ hari minggu besok oppa sibuk? Temani memilih gaun pernikahan dong?
Oppa juga harus memilih setelan jas kan?”
“mianhae…oppa akan ke luar kota
akhir pekan ini. Kamu saja yang pilih, oppa menurut saja” jong won memejamkan
mata.
“tidak bisa diwakili saja ke luar
kotanya?” Young ni cemberut. “aku harus meminta pendapat siapa kalau begitu?
Oemma tidak mungkin bisa. Tidak mungkin
ia meninggalkan bakery. Aku tidak punya siapa-siapa lagi yang bisa diajak.”
Jong won duduk. “ chagiya… nanti
oppa meminta kibum yang menemani. Dia kan paling kritis masalah gaun dan
sejenisnya”
“shiroe… yang mau menikah
denganku siapa sih? Oppa apa kibum?” Young Ni masuk ke kamarnya dan membanting
pintu.
“Young Ni-a… dengarkan oppa
sekali saja” jong won mengetuk pintu.
“shiroe… oppa pergi saja sana!
Biar aku yang urus semua!” marah
“Young Ni-a….mianhae!” jong won
menghela napas.
Jong won sangat lelah malam
ini. Pekerjaan di kantor membuatnya
pusing. Ia berharap Young Ni bisa
membuatnya lebih baik. Sayangnya, Young ni malah semakin membuat ia pusing.
Dengan lunglai jong won masuk ke kamarnya. Ia dan Young ni tinggal di
apartement yang sama sejak 6 bulan yang lalu. Namun mereka tidur dikamar yang
terpisah. Ini semua ide oemma jong won, katanya dengan tinggal serumah hubungan
mereka akan semakin dekat.
@@@
Sudah 2 hari Young ni
uring-uringan di rumah. Ia selalu sendiri karena jong won sedang keluar kota.
Jong won tidak pernah menghubunginya sejak ia keluar kota, dan itu membuat Young
ni kesal. Beberapa kali kibum, adik jong won, datang dan menawarkan diri untuk
menemaninya. Tetapi tetap saja Young ni kesal.
“noona…” kibum datang dengan
pizza di tangannya
“ne?” jawab Young ni ogah-ogahan
Kibum menaruh pizza di meja.
“noona kenapa? Kesal sama hyung?”
“ania!” Young ni pura-pura
membaca majalah
“hyung belum mengabari noona?
Jangan-jangan….” Kibum menutup mulutnya sendiri
Young ni segera menutup
majalahnya. “apa? Jangan-jangan apa?”
“ania…ania” kibum nyengir.
“oebsoeyoe… noona sabar saja. Hyung pasti pulang kok. Hyung terlalu sibuk
sehingga tidak mengabari noona”
“sudahlah… jangan membicarakan
dia. Bikin sakit hati”
“betul noona..emmm, aku pulang
dulu. Noona makan ini saja tidak apa-apa?”
“ne…gomawo”
@@@
#tluittt# terdengar ada yang
membuka pintu. Young ni mencoba acuh tak acuh. Ia ingin melihat bagaimana
reaksi jong won.
“aku pulang!”
“ne” Young ni tidak bergerak dari posisinya
“kamu tidak mau menyambut oppa
dengan pelukan?” jong won merentangkan tangannya
“shiroe… buat apa?”
“ya sudah… oppa mau istirhat dulu
ya?” jong won berjalan ke kamarnya.
Young ni kesal sendiri diruang
tamu. Bantal sofa yang tidak bersalah ia
pukuli. Ia mengomel sendiri dengan suara pelan. Sesekali ia sengaja melempar
bantal sofa ke lantai dan menginjak-injaknya, sedikit menimbukkan suara.
Harap-harap cemas, Young ni berharap jong won keluar dari kamar dan membujuknya. Sayangnya nihil. Tidak ada
respon.
“oppa!” Young ni masuk ke kamar
jong won
“emmm…”
“bisa bangun sebentar?” Young ni
berdiri di samping tempat tidur jong won. “otthe? Bagus tidak?” Young ni
memamerkan gaun pengantinya.
“ne…” jawab jong won tanpa
membuka mata
“yaaa…kim jong won. Mau kamu apa
sih? Kamu sudah tidak cinta lagi
denganku?”
Jong won bangun. “jangan panggil
oppa seperti itu. Oppa capek! kamu tahu? proposal oppa ditolak. Oppa
bingung harus bagaimana sekarang”
“oooo…jadi pekerjaanmu lebih
penting dari aku? Ya sudah… nikah sama pekerjaanmu saja sana” Young ni marah
Jong won berdiri berhadapan
dengan Young ni. “jangan panggil oppa seperti itu. Itu tidak sopan” jong won
memegang kedua pundak Young ni. “ kita bicara lagi besok ya,chagi? Oppa butuh
istirahat”
“shiroe… kamu memang tidak
mencintaiku lagi. Kamu pasti selingkuh kan?” Young ni berlari keluar kamar.
Jong won memagang tengkuknya. Young
ni benar-benar menguji kesabarannya. Ia tidak berniat mengejar Young ni. Untuk
malam ini, ia akan membiarkan Young ni tenang dulu.
@@@
Jong won pagi-pagi sudah ada
didapur. Ia berencana membuat Young ni
senang hari ini. Ia akan membuat makanan kesukaan Young ni dan mengajaknya
kencan. Jong won tersenyum sendiri membayangkan bagaimana senangnya Young ni
nanti. Bagaimana Young ni akan sangat manja padanya. Memikirkan itu semua
membuat stressnya hilang.
#klek# Young ni keluar dari
kamarnya dengan mata sembab. Jalannya sedikit sempoyongan karena ia belum
terbangun betul. Jong won segera menghampiri dan menuntunnya menuju meja makan.
“mau makan apa, chagiya?” kata jong won halus.
Young ni menjawab ketus. “aku
tidak lapar!”
“jangan begitu… oppa sudah
memasak makanan kesukaanmu”
“ aku bilang aku tidak lapar.
Oppa jangan memaksa begitu!” bentak Young ni
“jebal…mianhae! Oppa janji tidak
akan seperti itu lagi. Tidak ada yang
lebih penting didunia ini selain kamu. Oppa sangat mencintaimu. Lihat, kamu
pasti menangis tadi malam. Melihat kamu seperti ini hati oppa sakit”
“oppa pikir hatiku juga tidak sakit? Oppa lebih memilih
pekerjaan dari pada aku. Oppa tidak seperti ini dulu” Young ni mulai menangis.
“ aku tidak mau oppa melupakan aku. Aku tidak mau oppa mengacuhkan aku.”
Jong won segera memeluk Young ni.
“mianhae… mianhae! Uljima, jebal…. Oppa memang salah. Oppa tidak akan
melupakanmu atau mengacuhkanmu. Uljima…”
“oppa…” Young ni terisak dalam
pelukan jong won. “apakah oppa tidak mencintaiku lagi? Apa karena aku ini jelek
makanya oppa mau meninggalkan aku?”
“saranghae… tidak ada yoeja
secantik dirimu dimata oppa. Oppa tidak akan meninggalkanmu. Kamu adalah nyawa oppa. Saranghae”
“gomawo oppa… saranghae!” Young
ni memeluk erat jong won.
@@@
“yumseo?” Young ni menelepon jong
won. “oppa! Aku sudah sampai. Oppa dimana?”
“oppa di tempat biasa. Oppa
tunggu… apa oppa jemput? Kamu dimana?”
“emmm…ania oppa. Oppa tunggu
saja.”
“ne…” menutup telepon.
Young ni berdandan dengan rapi
sore ini. Jong won mengajaknya untuk makan malam. Mereka memang tidak berangkat
bersama karena jong won ada urusan dulu
tadi. Young ni mengenakan gaun putih pemberian jong won saat ulang tahunnya
setahun yang lalu. Gaun putih selutut ini adalah favoritenya. Jong won selalu
memujinya jika menggunakan gaun ini.
Sementara itu, jong won sedang
menunggu tak sabar di sebuah taman. Ia sudah menyiapkan kejutan ditempat lain
untuk Young ni. Hari ini ia harus mengembalikan imagenya. Ia tidak mau selamanya Young ni memandang dia
dengan tatapan benci dan curiga.
“oppa?” panggil seseorang
Jong won mencari asal suara. “
siapa ya?”
“oppa lupa padaku? tega sekali…
ini aku Im Yoon Ah. Ingat?” yoeja itu
tersenyum manis
“oh… ne! kamu kan anak kecil cengeng sebelah rumah
kan?”
Yoon ah memukul jong won pelan. “
eyyy… aku bukan anak kecil lagi sekarang oppa. Aku sering menangis karena oppa
yang mengangguku.” Ia memanyunkan bibirnya.
“ ada apa kamu disini? Aku dengar
waktu itu kamu pindah ke Paris”
“ne… aku kangen haraoemma
(nenek), jadi aku liburan kesini.” Yoon ah memerhatikan jong won dari ujung
kaki sampai ujung kepala. “wahh…oppa sudah jadi sekeren ini sekarang. Emmm..
aku suka. Oppa sudah punya yoejachingu? Kalau tidak, aku mau dong”
“mwo?” jong won kaget setengah
mati.
“hahahah….mianhae! aku hanya
bercanda. Akhirnya aku bisa membalas oppa. Oppa menunggu seseorang?”
“ne” jong won tersenyum malu.
“okelah… aku pergi dulu oppa.
Senang bertemu lagi.”
Jong won berpikir sejenak. “
tunggu… sudah lama kita tidak bertemu. Ini, sebagai salam karena bertemu
lagi.” Jong won memberikan bunga yang ia
persiapkan untuk young ni.
“gomawo oppa. Aku suka tulip!
Tetapi, ini untuk yoejachingu oppa kan?”
“itu gampang! Ia tidak terlalu
suka dengan bunga”
“gomawo oppa!” yoon ah menyium
pipi jong won. “oh..mianhae! aku lupa ini bukan Paris” yoon ah segera meminta
maaf.
“kwaenchana!” jong won juga kaget
“annyeong oppa!” yoon ah pergi.
Disisi lain, young ni melihat semuanya. Begitu hancur hatinya
melihat jong won dicium yoeja lain. Apa lagi jong won memberikan bunga
kesukaannya pada yoeja lain. Young ni menguatkan diri untuk berbicara dengan
jong won.
“oppa!” ia terisak. Tepat berada
di belakang jong won
“Young ni-a…” jong won membalik
badan dan langsung memeluk young ni
Young ni menolak. “ oppa…kita
akhiri saja semuanya” tangisnya menjadi. “aku sudah melihat semuanya. Oppa
memang ingin menunjukkannya kan? Aku sudah lihat”
“lihat apa?” jong won bingung.
“aku memang tidak secantik dia.
Aku tidak sebaik dia. Tetapi bisakah oppa mengatakannya saja padaku?” kata
young ni terbata
“maksudmu apa? Uljima…”
“ oppa mencintai orang lain kan?”
“ania..”
“jangan bohong padaku!” young ni
melepaskan cincin pertunangannya. “ini….” Young ni memenaruh cincin itu di
tangan jong won. “ aku rasa sebaiknya kita sudahi. Aku benci oppa!”
Young in berlari begitu saja
meninggalkan jong won. Sedangkan jong won masih terpaku, ia belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Sebuah kado
tergeletak di tanah. Jong won
memungutnya. Isinya sebuah dasi dan kartu ucapan dari young ni. Butuh waktu 15
menit untuk jong won mencerna semua kejadian tadi.
“Young ni marah padaku karena ia
melihat yoon ah? Omo…” jong won segera berlari mengejar young ni.
@@@
Langit sudah gelap. Lampu-lampu
yang menyala dibumi berubah menjadi bintang untuk permukaan bumi. Sedangkan
dilangit, 1 bintang pun tidak terlihat. Petir mulai menggelegar, kilatan cahaya saling sahut dilangit. Sebagian besar
orang berusaha untuk segera sampai rumah sebelum hujan datang.
Young ni berjalan gontai.
Airmatanya tidak berhenti mengalir. Dadanya terasa perih, sesak, sangat
menyakitkan. Semua kenangannya dengan jong won tiba-tiba berputar kembali diotaknya. Semuanya terlihat sangat
menyenangkan. Tetapi kenapa sekarang
berbeda? Kenapa disaat ia sangat mencintai jong won, ia harus kehilangan dia?
Langit seperti memahaminya. Langit ikut menangis bersamanya.
Young ni terus berjalan tanpa mempedulikan dirinya yang basah kuyup. Ia terus saja berjalan. Tidak peduli kakinya
mulai lecet. Semakin deras hujan, ia merasa semakin sendirian berjalan
menelisuri trotoar jalan. Tidak ada satu orang pun yang mempedulikannya.
Jong won terus mencari. Ia sudah
sampai di apartemen sebelum hujan turun. Tetapi ia tidak menemukan young ni
disana. Security apartment juga tidak melihatnya. Jong won memutuskan untuk
keluar mencari young ni ditengah hujan yang deras.
Jalanan cukup sepi. Hanya
beberapa kendaraan yang melintas. Young ni menunggu diseberang jalan dengan
basah kuyup dan badan yang kedinginan. Tatapan matanya kosong. Entah kemana
pikirannya melayang sekarang. Semuanya terjadi begitu cepat, dan itu pukulan
keras baginya.
Young ni mulai menuruni trotoar
dan hendak menyebrang. Tidak ada kendaraan yang melintas. Young ni berjalan
perlahan karena kakinya lecet dan perih
terkena air hujan. #klekkk# heal high healsnya patah di tengah jalan. Young ni
berusaha melepaskan sepatunya. Di kejauhan jong won melihat young ni ditengah
jalan.
“Young ni-a!” ia segera berlari
menuju young ni
Young ni yang tidak mengetahui
jong won memanggilnya masih berusaha melepaskan high healsnya. Ia masih
terisak.
“Young ni-a…. menepi!” teriak
jong won. Masih terlalu jauh dari young ni
Akhirnya young ni berhasil
melepaskannya. Namun sayang kakinya terkilir. Susah payah ia berjalan menuju
seberang. #tiiiitttt# terdengar suara klakson mobil. Young ni berusaha berjalan
lebih cepat, tetapi ia malah jatuh. Ketika ia berhasil berdiri lagi, mobil itu
sudah menabraknya.
“Young ni-a!!!” teriak jong won
berusaha menyelamatkan young ni tetapi terlambat.
Mobil yang menabrak young ni
segera kabur. Jong won tidak peduli lagi dengan mobil yang menabrak young ni.
Ia segera berlari ke arah Young ni.
“chagia…. Kwaenchanayoe?
Bertahanlah…kita akan ke rumah sakit” jong won mencoba untuk tidak panik dan
menelepon ambulance.
“oppa!” terdengar young ni
memanggil. “oppa” katanya dengan tenaga yang tersisa.
“ne… bersabarlah. Kamu harus
bertahan” jong won mulai menangis. “kamu harus bertahan demi oppa.
Jebal…bertahanlah”
“oppa…..mian….hae!” young ni batuk dan darah keluar dari
mulutnya.
“ania… oppa yang salah. Jangan
berkata seperti itu. Kamu akan baik-baik saja. Kuatlah!!!”
“op…pa….sa….ra….r…rang…hae…”
“sarangahaeyoe! jebal….bertahanlah”
jong won melihat sekeliling. Tidak ada tanda ambulance yang datang. “ semua
akan baik-baik saja.bertahanlah, kamu tidak akan meninggalkan oppa kan? Kamu
sudah janji pada oppa.”
Young ni tersenyum lirih.
“go….ma…wo……..oppa! sa….rang…hae!” Young ni lemas
“ chagia… young ni-a! bangunlah,
ini tidak lucu. Young ni-ah….ironaaaa” teriak jong won. “irona….jebal!” jong
won menangis sejadi-jadinya.
@@@
#bukkk# sesuatu mengenai kepala
Choi Yoen Ni. Sebuah album foto yang terlihat tua. Ia sedang membersihkan
gudang atas permintaan neneknya. Yoen Ni penasaran dengan isi album foto itu.
Ada yang membuat ia kaget. Didalam album itu terdapat fotonya sewaktu kecil
dengan seorang anak perempuan yang mirip dengannya. Ia segera berlari mencari
neneknya.
“haraoemma! Odisoe? (dimana)”
Yoen Ni mencoba mencari.
“yoegi…(disini)”
“aku menemukan ini. Siapa ini?”
yoen ni menunjukkan album foto itu.
“ini…..ini…” nenek bingung harus
menjawab apa.
“siapa ini haraoemma? Kenapa persis denganku? Apa aku punya saudara
kembar?”
“soal itu, tanya pada appamu”
“ada apa?” appa datang dengan
sekotak coklat. “ini… appa belikan coklat pesananmu”
“appa…ini siapa? Dan yoeja ini
siapa? Apa dia oemmaku? Jawab appa! Selama ini appa selalu bilang kalau oemma
meninggal dalam kebakaran dan tidak ada satupun foto yang tersisa. Lalu siapa
ini? Kenapa dia mengandengku dengan seorang anak perempuan yang sangat mirip
denganku? ” yoen ni sangat penasaran.
“ini cuma masa lalu. Makan saja
coklatnya!”
“appa… aku sudah 23 tahun. Jangan
perlakukan aku seperti anak kecil. Apa ini semua? Aku butuh penjelasan. Apa
appa menyembunyikan sesuatu dariku?”
“masuklah…appa akan
menceritakannya” ia menyerah
Yoen ni mendengar semua kebenaran
dari mulut appanya. Kebenaran yang telah lama dirahasiakan. Yoen ni lahir
didunia ini tidak seorang diri, ia memiliki saudara kembar identik. Saat ia
berusia 3 tahun, appa dan oemmanya bercerai. Mereka berpisah dan berjanji tidak
akan saling menghubungi untuk selamanya. Mereka tidak akan meceritakan kepada
anak mereka cerita yang sebenarnya.
“ jadi appa menyembunyikan ini
semua selama 20 tahun?” yoen ni kesal.
“ini semua keinginan oemmamu!”
“weo? Kenapa oemma tidak mau tahu
tentang aku? Atau memberi tahu appa tetang saudara kembarku?”
“aku rasa karena oemmamu sangat
membenci appa. Jangan salahkan oemmamu. Ia mungkin mencarimu, tetapi appa tidak
ingin ia menemukanmu”
“weo?” yoen ni tidak habis pikir.
“appa takut, ia akan mengambilmu
dan menjauhkanku darimu seperti appa dijauhkan dari Young ni”
“young ni unnie?” yoen ni mencoba
tenang. “ sekarang appa tahu dimana oemma dan unnie?”
“ne… appa selalu mengirim orang
suruhan untuk memantau mereka.”
“aku mau menemui oemma!”
“ne… itu terserah kamu. Kamu
sudah dewasa. Appa serahkan semua padamu”
@@@
Yoen ni berdiri terpaku didepan
gerbang rumah oemma. Pakaiannya serba
hitam, begitu juga orang yang keluar masuk rumah itu. Yoen ni melangkah dengan
lunglai memasuki rumah itu. Sebuah karangan bunga besar dengan foto wajahnya
terpampang disitu. Yoen ni meneteskan airmata sambil berjalan memasuki rumah.
Ia melihat oemma menangis meronta
di depan mayat yang menyerupai dirinya. seorang namja juga terlihat menangis
tidak jauh dari peti mayat itu. Yoen ni melihat sekeliling. Orang-orang
terlihat kaget melihatnya. Mereka seperti melihat hantu.
“oemma…” suara yoen ni tertahan.
“oemma”
Ibunya menoleh. Ia seperti
melihat hantu juga. “Young ni?”
“ania oemma… negae yoen ni
imnida?”
“ Yoen ni-a” ia memeluk yoen ni.
“anakku… anakku”
“oemma…mianhae! Aku baru menemui
oemma sekarang. Apa yang terjadi dengan unnie?”
“unniemu sudah tidak ada… ia
sudah meninggalkan kita” oemma lemas seketika.
“oemma….oemma… bantu aku cepat”
“ah…ne!” jong won yang sedari
tadi juga merasa melihat hantu segera sadar dan membantu yoen ni.
@@@
Upacara pemakaman telah selesai.
Yoen ni dan kibum sedang sibuk membereskan sisa-sisa upacara. Oemma sekarang
sedang berbaring dikamar. Ia sedang tidak enak badan. Selama upacara pemakaman
tadi ia tidak henti-hentinya menangis dan jatuh pingsan. ada sedikit perasaan
bersalah di hati Yoen ni. Ia seperti memperburuk keadaan. Apalagi beberapa tamu terlihat keget
melihatnya. Ia harus menjelaskan beberapa
kali kalau ia bukan hantu.
“noona… young ni noona?”
“nde?” lamunan yoen ni buyar.
“ania… negae choi yoen ni imnida”
“syukurlah… aku kira hantu. Persisi sekali sih... aku
hanya bercanda”
“kita kan kembar identik. Kamu
siapa?”
Kibum mengulurkan tangan. “ kim
kibum imnida!”
“oh…ne! kamu temannya unnie?”
“ania… tapi bisa dibilang begitu.
Aku saengnya jong won hyung, tunangannya
young ni noona”
“tunangan?” yoen ni kaget. “
unnie sudah bertunangan?”
Kibum mengangguk. “ kurang dari 2
bulan mereka akan menikah. Tetapi sayang, noona malah pergi untuk selamanya.”
“aku juga belum sempat
mengenalkan diriku padanya. Dia tidak akan pernah tahu kalau ia mempunyai
saeng. Ia tidak akan pernah tahu kalau aku sangat mencintainya.” Tanpa sadar
airmata yoen ni menetes.
“kibum-ah… hyung akan menginap
disini. Kamu pulang saja” jong won yang tiba-tiba datang langsung bicara.
“noona… ini hyungku. Tunangan
young ni noona!”
“ choi yoen ni imnida…” yoen ni
memberi salam
“ne… kim jong won imnida. Aku
tidak pernah tahu kalau young ni punya saudara kembar”
“ aku juga baru tahu. namun
sayang, unnie sudah tidak ada.” Ia menghela napas. “gomapsumnida… kalian pasti
selalu membawa kebahagiaan bagi unnie. Jongmael gamsahamnida” yoen ni
membungkuk 90 derajat.
Jong won pergi begitu saja. “
kamu tidak perlu melakukan itu. Young ni tidak pernah bahagia bersamaku”
“hyung…” kibum nyengir kuda.
“mianhae… hyung sedang tidak baik saat ini.”
“oh…kwaenchana! Ia pasti merasa
sangat kehilangan. Mereka berdua pasti sudah saling memahami satu sama
lain. Unnie pasti sangat mencintainya.
Ia namja yang baik. Aku yakin itu”
“hahaha…noona pandai menilai
orang. Kalau noona butuh bantuan hubungi saja aku.”
“ne…gomawo!”
Mereka bertukar nomor telepon.
@@@
“ selamat pagi oemma!” yoen ni
menyambut oemmanya dengan pelukan hangat.
“aku senang kamu ada disini” oemma
terlihat sangat lemah. Ini hari pertama ia keluar dari kamar setelah 4 hari
jatuh sakit. “ mianhae… oemma malah merepotkanmu. Seharusnya oemma yang
mengurusimu. Kamu telah berpisah lama dengan oemma. Kamu pasti tidak pernah
merasakan kasih sayang dari oemma.”
“ania oemma…” mempersilahkan
duduk. “ aku sudah merasakan kasih sayang yang banyak dari oemma, walalupun aku
baru beberapa hari disini.”
“kamu memang sangat baik. Sama
seperti young ni!”
“ kita bersaudara,saudara kembar
lagi. Ikatan batin kita sama! jadi kita pasti sama” memberikan sarapan ke oemma. “ aku dengar
dari kibum, unnie sering membuatkan ini
untuk oemma. Mungkin rasanya akan beda. Tetapi semoga oemma suka”
“hahhh… sudah lama oemma tidak makan waffle. Sejak
young ni tinggal dengan jong won, tidak setiap hari oemma memakan waffle buatan young ni”
“ oemma… maukah oemma
menceritakan bagaimana unnie? Unnie itu seperti apa?”
“ia sangat manja. Ia tidak pernah mau jauh dari oemma. Ia hanya
bisa membuat waffle dan omelet. Ia sangat periang, selalu bisa mencairkan
suasana. Tetapi ia juga sangat keras kepala dan mudah terpengaruh. Ia juga
ceroboh. Young ni sangat suka coklat dan bunga tulip hitam. Ia akan kesal kalau
kita mengacuhkannya. Ia haus akan perhatian. Kamu pasti sudah tahu kalau ia
besar tanpa kasih sayang dari appa kalian. Dan
jong won memberikan itu semua.
Young ni sangat mencintai jong won. Jong won adalah segalanya bagi young
ni.”
“oemma… aku memang berbeda dengan
unnie. Tapi aku akan berusaha sebaik mungkin agar aku bisa seperti unnie” yoen
ni tersenyum
Oemma mencubit pipinya. “ania…
jadilah dirimu sendiri. Walaupun kalian memiliki wajah dan fisik yang sama, kalian sebenarnya
berbeda. Oemma tidak mau kamu menjadi young ni. Jadilah yoen ni, dirimu
sendiri. Oemma akan lebih bahagia.”
“gomawo oemma…sarangahe!” yoen ni
memeluk oemmanya.
“saranghae! Oemma hanya mau satu,
janganlah kamu pergi lagi dari sisi oemma”
“ne…”
@@@
#tingtong# ada seseorang yang
datang. Jong won yakin itu bukan kibum, karena dia tidak perlu memencet bel.
#klek# jong won membuka pintu. “
young ni…ah ania, yoen ni! Silahkan masuk”
“gomawo jong won-ssi.. mianhae,
aku pasti menganggu”
“ania… ada perlu apa?”
“oemma memintaku untuk
membereskan barang-barang unnie”
“begitukah?” jong won terlihat
sedih
“oemma bilang jong won-ssi
mungkin tidak sempat. Jadi aku disuruh membereskannya”
“tidak bisakah barang-barang itu
dibiarkan disini?” jong won memohon.
“nde?”
Jong won sangat berantakan saat
ini. “ hanya ini yang aku miliki tentang dia. Tidak bisakah aku memilikinya?”
“kalau itu mau jong won-ssi..
baiklah. Aku akan bilang pada oemma” yoen ni tersenyum
Sontak jong won kaget. Senyum itu
mengingatkannya pada young ni. “ gomawo!”
“kalau begitu aku permisi pulang!
Annyeong…”
“tunggu… mau mengobrol sedikit
denganku?”
“emmmm…baiklah!”
Akhirnya mereka berdua mengobrol.
Jong won menceritakan semua yang ia tahu, ia rasakan tentang young ni. Yoen ni
dengan sangat senang mendengarkan.
Bukankah ia bisa mengenal young ni lebih dekat lagi? Hingga akhirnya
jong won menceritakan kejadian yang menyebabkan young ni tiada.
“itu bukan salah oppa!” yoen ni sudah muali akrab dengan jong won. “aku
yakin unnie tidak menyalahkan oppa. Unnie saat itu sedang kalut. Ia pasti sudah
menyadari kalau apa yang ia lakukan salah. Unnie tidak membenci oppa. Jadi oppa
jangan menyalahkan diri oppa terus”
“apa benar young ni berpikiran
sama denganmu?”
“oppa… apa yang dirasakan unnie,
aku juga merasakannya. Aku yakin, unnie masih sangat mencintai oppa”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar