Oktober 25, 2012

[FantFict] Don't Love Me Like That



Casts: You as Choi Yoen Ni, Choi Young Ni
Yesung as Kim Jong Won

Other Casts: Key as Kim Kibum
Yoona as Im Yoon Ah

Genre: Romance, Sad

Length: One Shoot

Summary: Aku memang seperti dia. Tetapi tolong, jangan cintai aku karena aku seperti dia. Cintailah aku karena aku adalah diriku sendiri.


Don’t Love Me Like That

@@@
Choi Young Ni sudah menjalin hubungan selama 3 tahun dengan Kim Jong Won. Keluarga dari kedua belah pihak sudah sangat menyetujui hubungan mereka. Tepat 4 bulan yang lalu mereka bertunangan dan 2 bulan lagi mereka akan menikah. Keduanya sangat sibuk mengurusi persiapan pernikahan mereka. mereka sudah jarang makan bersama, ataupun berkencan seperti dulu. Keduanya sibuk dengan urusan masing-masing.

“oppa!” Young Ni menyambut Jong Won dipintu masuk.

“ne…chagiya? Aku capek sekali.”

Young Ni membantu melepaskan jas Jong Won. “sampai kapan oppa mau sibuk? Sebentar lagi kita mau menikah kan?” Young Ni manja

“ara… oppa juga tetap mengurusi semuanya. Tetapi pekerjaan kantor juga tidak bisa ditinggalkan” Jong Won merebahkan diri di sofa.

Young Ni menaruh jas Jong Won di kamar. “ hari minggu besok oppa sibuk? Temani memilih gaun pernikahan dong? Oppa juga harus memilih setelan jas kan?”

“mianhae…oppa akan ke luar kota akhir pekan ini. Kamu saja yang pilih, oppa menurut saja” jong won memejamkan mata.

“tidak bisa diwakili saja ke luar kotanya?” Young ni cemberut. “aku harus meminta pendapat siapa kalau begitu? Oemma  tidak mungkin bisa. Tidak mungkin ia meninggalkan bakery. Aku tidak punya siapa-siapa lagi yang bisa diajak.”

Jong won duduk. “ chagiya… nanti oppa meminta kibum yang menemani. Dia kan paling kritis masalah gaun dan sejenisnya”

“shiroe… yang mau menikah denganku siapa sih? Oppa apa kibum?” Young Ni masuk ke kamarnya dan membanting pintu.

“Young Ni-a… dengarkan oppa sekali saja”  jong won mengetuk pintu.

“shiroe… oppa pergi saja sana! Biar aku yang urus semua!” marah

“Young Ni-a….mianhae!” jong won menghela napas.

Jong won sangat lelah malam ini.  Pekerjaan di kantor membuatnya pusing.  Ia berharap Young Ni bisa membuatnya lebih baik. Sayangnya, Young ni malah semakin membuat ia pusing. Dengan lunglai jong won masuk ke kamarnya. Ia dan Young ni tinggal di apartement yang sama sejak 6 bulan yang lalu. Namun mereka tidur dikamar yang terpisah. Ini semua ide oemma jong won, katanya dengan tinggal serumah hubungan mereka akan semakin dekat.

@@@

Sudah 2 hari Young ni uring-uringan di rumah. Ia selalu sendiri karena jong won sedang keluar kota. Jong won tidak pernah menghubunginya sejak ia keluar kota, dan itu membuat Young ni kesal. Beberapa kali kibum, adik jong won, datang dan menawarkan diri untuk menemaninya. Tetapi tetap saja Young ni kesal.

“noona…” kibum datang dengan pizza di tangannya

“ne?” jawab Young ni ogah-ogahan

Kibum menaruh pizza di meja. “noona kenapa? Kesal sama hyung?”

“ania!” Young ni pura-pura membaca majalah

“hyung belum mengabari noona? Jangan-jangan….” Kibum menutup mulutnya sendiri

Young ni segera menutup majalahnya. “apa? Jangan-jangan apa?”

“ania…ania” kibum nyengir. “oebsoeyoe… noona sabar saja. Hyung pasti pulang kok. Hyung terlalu sibuk sehingga tidak mengabari noona”

“sudahlah… jangan membicarakan dia. Bikin sakit hati”

“betul noona..emmm, aku pulang dulu. Noona makan ini saja tidak apa-apa?”

“ne…gomawo”

@@@

#tluittt# terdengar ada yang membuka pintu. Young ni mencoba acuh tak acuh. Ia ingin melihat bagaimana reaksi jong won.

“aku pulang!”

“ne”  Young ni tidak bergerak dari posisinya

“kamu tidak mau menyambut oppa dengan pelukan?” jong won merentangkan tangannya

“shiroe… buat apa?”

“ya sudah… oppa mau istirhat dulu ya?” jong won berjalan ke  kamarnya.

Young ni kesal sendiri diruang tamu. Bantal sofa yang tidak bersalah  ia pukuli. Ia mengomel sendiri dengan suara pelan. Sesekali ia sengaja melempar bantal sofa ke lantai dan menginjak-injaknya, sedikit menimbukkan suara. Harap-harap cemas, Young ni berharap jong won keluar dari kamar dan  membujuknya. Sayangnya nihil. Tidak ada respon.

“oppa!” Young ni masuk ke kamar jong won

“emmm…”

“bisa bangun sebentar?” Young ni berdiri di samping tempat tidur jong won. “otthe? Bagus tidak?” Young ni memamerkan gaun pengantinya.

“ne…” jawab jong won tanpa membuka mata

“yaaa…kim jong won. Mau kamu apa sih? Kamu sudah tidak  cinta lagi denganku?”

Jong won bangun. “jangan  panggil  oppa seperti itu. Oppa capek! kamu tahu? proposal oppa ditolak. Oppa bingung harus bagaimana sekarang”

“oooo…jadi pekerjaanmu lebih penting dari aku? Ya sudah… nikah sama pekerjaanmu saja sana” Young ni marah

Jong won berdiri berhadapan dengan Young ni. “jangan panggil oppa seperti itu. Itu tidak sopan” jong won memegang kedua pundak Young ni. “ kita bicara lagi besok ya,chagi? Oppa butuh istirahat”

“shiroe… kamu memang tidak mencintaiku lagi. Kamu pasti selingkuh kan?” Young ni berlari keluar kamar.

Jong won memagang tengkuknya. Young ni benar-benar menguji kesabarannya. Ia tidak berniat mengejar Young ni. Untuk malam ini, ia akan membiarkan Young ni tenang dulu.

@@@

Jong won pagi-pagi sudah ada didapur. Ia  berencana membuat Young ni senang hari ini. Ia akan membuat makanan kesukaan Young ni dan mengajaknya kencan. Jong won tersenyum sendiri membayangkan bagaimana senangnya Young ni nanti. Bagaimana Young ni akan sangat manja padanya. Memikirkan itu semua membuat stressnya hilang.

#klek# Young ni keluar dari kamarnya dengan mata sembab. Jalannya sedikit sempoyongan karena ia belum terbangun betul. Jong won segera menghampiri dan menuntunnya menuju meja makan.

“mau  makan apa, chagiya?” kata jong won halus.

Young ni menjawab ketus. “aku tidak lapar!”

“jangan begitu… oppa sudah memasak makanan kesukaanmu”

“ aku bilang aku tidak lapar. Oppa jangan memaksa begitu!” bentak Young ni

“jebal…mianhae! Oppa janji tidak akan seperti itu lagi. Tidak  ada yang lebih penting didunia ini selain kamu. Oppa sangat mencintaimu. Lihat, kamu pasti menangis tadi malam. Melihat kamu seperti ini hati  oppa sakit”

“oppa pikir  hatiku juga tidak sakit? Oppa lebih memilih pekerjaan dari pada aku. Oppa tidak seperti ini dulu” Young ni mulai menangis. “ aku tidak mau oppa melupakan aku. Aku tidak mau oppa mengacuhkan aku.”

Jong won segera memeluk Young ni. “mianhae… mianhae! Uljima, jebal…. Oppa memang salah. Oppa tidak akan melupakanmu atau mengacuhkanmu. Uljima…”

“oppa…” Young ni terisak dalam pelukan jong won. “apakah oppa tidak mencintaiku lagi? Apa karena aku ini jelek makanya oppa mau meninggalkan aku?”

“saranghae… tidak ada yoeja secantik dirimu dimata oppa. Oppa tidak akan meninggalkanmu. Kamu adalah  nyawa oppa. Saranghae”

“gomawo oppa… saranghae!” Young ni memeluk erat jong won.

@@@

“yumseo?” Young ni menelepon jong won. “oppa! Aku sudah sampai. Oppa dimana?”

“oppa di tempat biasa. Oppa tunggu… apa oppa jemput? Kamu dimana?”

“emmm…ania oppa. Oppa tunggu saja.”

“ne…” menutup telepon.

Young ni berdandan dengan rapi sore ini. Jong won mengajaknya untuk makan malam. Mereka memang tidak berangkat bersama  karena jong won ada urusan dulu tadi. Young ni mengenakan gaun putih pemberian jong won saat ulang tahunnya setahun yang lalu. Gaun putih selutut ini adalah favoritenya. Jong won selalu memujinya jika menggunakan gaun ini.

Sementara itu, jong won sedang menunggu tak sabar di sebuah taman. Ia sudah menyiapkan kejutan ditempat lain untuk Young ni. Hari ini ia harus mengembalikan imagenya.  Ia tidak mau selamanya Young ni memandang dia dengan tatapan benci dan curiga.

“oppa?” panggil seseorang

Jong won mencari asal suara. “ siapa ya?”

“oppa lupa padaku? tega sekali… ini aku  Im Yoon Ah. Ingat?” yoeja itu tersenyum manis

“oh… ne!  kamu kan anak kecil cengeng sebelah rumah kan?”

Yoon ah memukul jong won pelan. “ eyyy… aku bukan anak kecil lagi sekarang oppa. Aku sering menangis karena oppa yang mengangguku.” Ia memanyunkan bibirnya.

“ ada apa kamu disini? Aku dengar waktu itu kamu pindah ke Paris”

“ne… aku kangen haraoemma (nenek), jadi aku liburan kesini.” Yoon ah memerhatikan jong won dari ujung kaki sampai ujung kepala. “wahh…oppa sudah jadi sekeren ini sekarang. Emmm.. aku suka. Oppa sudah punya yoejachingu? Kalau tidak, aku mau dong”

“mwo?” jong won kaget setengah mati.

“hahahah….mianhae! aku hanya bercanda. Akhirnya aku bisa membalas oppa. Oppa menunggu seseorang?”

“ne” jong won tersenyum malu.

“okelah… aku pergi dulu oppa. Senang bertemu lagi.”

Jong won berpikir sejenak. “ tunggu… sudah lama kita tidak bertemu. Ini, sebagai salam karena bertemu lagi.”  Jong won memberikan bunga yang ia persiapkan untuk young ni.

“gomawo oppa. Aku suka tulip! Tetapi, ini untuk yoejachingu oppa kan?”

“itu gampang! Ia tidak terlalu suka dengan  bunga”

“gomawo oppa!” yoon ah menyium pipi jong won. “oh..mianhae! aku lupa ini bukan Paris” yoon ah segera meminta maaf.

“kwaenchana!” jong won juga kaget

“annyeong oppa!” yoon ah pergi.

Disisi lain, young ni  melihat semuanya. Begitu hancur hatinya melihat jong won dicium yoeja lain. Apa lagi jong won memberikan bunga kesukaannya pada yoeja lain. Young ni menguatkan diri untuk berbicara dengan jong won.

“oppa!” ia terisak. Tepat berada di belakang jong won

“Young ni-a…” jong won membalik badan dan langsung memeluk young ni

Young ni menolak. “ oppa…kita akhiri saja semuanya” tangisnya menjadi. “aku sudah melihat semuanya. Oppa memang ingin menunjukkannya kan? Aku sudah lihat”

“lihat apa?” jong won bingung.

“aku memang tidak secantik dia. Aku tidak sebaik dia. Tetapi bisakah oppa mengatakannya saja padaku?” kata young ni terbata

“maksudmu apa? Uljima…”

“ oppa mencintai orang lain kan?”

“ania..”

“jangan bohong padaku!” young ni melepaskan cincin pertunangannya. “ini….” Young ni memenaruh cincin itu di tangan jong won. “ aku rasa sebaiknya kita sudahi. Aku benci oppa!”

Young in berlari begitu saja meninggalkan jong won. Sedangkan jong won masih terpaku, ia belum mengerti  apa yang sebenarnya terjadi. Sebuah kado tergeletak di  tanah. Jong won memungutnya. Isinya sebuah dasi dan kartu ucapan dari young ni. Butuh waktu 15 menit untuk jong won mencerna semua kejadian tadi.

“Young ni marah padaku karena ia melihat yoon ah? Omo…” jong won segera berlari mengejar young ni.

@@@

Langit sudah gelap. Lampu-lampu yang menyala dibumi berubah menjadi bintang untuk permukaan bumi. Sedangkan dilangit, 1 bintang pun tidak terlihat. Petir mulai menggelegar, kilatan  cahaya saling sahut dilangit. Sebagian besar orang berusaha untuk segera sampai rumah sebelum hujan datang.

Young ni berjalan gontai. Airmatanya tidak berhenti mengalir. Dadanya terasa perih, sesak, sangat menyakitkan. Semua kenangannya dengan jong won tiba-tiba berputar kembali  diotaknya. Semuanya terlihat sangat menyenangkan. Tetapi  kenapa sekarang berbeda? Kenapa disaat ia sangat mencintai jong won, ia harus kehilangan dia?

Langit seperti  memahaminya. Langit ikut menangis bersamanya. Young ni terus berjalan tanpa mempedulikan dirinya yang basah kuyup.  Ia terus saja berjalan. Tidak peduli kakinya mulai lecet. Semakin deras hujan, ia merasa semakin sendirian berjalan menelisuri trotoar jalan. Tidak ada satu orang pun yang mempedulikannya.

Jong won terus mencari. Ia sudah sampai di apartemen sebelum hujan turun. Tetapi ia tidak menemukan young ni disana. Security apartment juga tidak melihatnya. Jong won memutuskan untuk keluar mencari young ni ditengah hujan yang deras.

Jalanan cukup sepi. Hanya beberapa kendaraan yang melintas. Young ni menunggu diseberang jalan dengan basah kuyup dan badan yang kedinginan. Tatapan matanya kosong. Entah kemana pikirannya melayang sekarang. Semuanya terjadi begitu cepat, dan itu pukulan keras baginya.

Young ni mulai menuruni trotoar dan hendak menyebrang. Tidak ada kendaraan yang melintas. Young ni berjalan perlahan karena kakinya lecet dan  perih terkena air hujan. #klekkk# heal high healsnya patah di tengah jalan. Young ni berusaha melepaskan sepatunya. Di kejauhan jong won melihat young ni ditengah jalan.

“Young ni-a!” ia segera berlari menuju young ni

Young ni yang tidak mengetahui jong won memanggilnya masih berusaha melepaskan high healsnya. Ia masih terisak.

“Young ni-a…. menepi!” teriak jong won. Masih terlalu jauh dari young ni

Akhirnya young ni berhasil melepaskannya. Namun sayang kakinya terkilir. Susah payah ia berjalan menuju seberang. #tiiiitttt# terdengar suara klakson mobil. Young ni berusaha berjalan lebih cepat, tetapi ia malah jatuh. Ketika ia berhasil berdiri lagi, mobil itu sudah menabraknya.

“Young ni-a!!!” teriak jong won berusaha menyelamatkan young ni tetapi terlambat.

Mobil yang menabrak young ni segera kabur. Jong won tidak peduli lagi dengan mobil yang menabrak young ni. Ia segera berlari ke arah  Young ni.

“chagia…. Kwaenchanayoe? Bertahanlah…kita akan ke rumah sakit” jong won mencoba untuk tidak panik dan menelepon ambulance.

“oppa!” terdengar young ni memanggil. “oppa” katanya dengan tenaga yang tersisa.

“ne… bersabarlah. Kamu harus bertahan” jong won mulai menangis. “kamu harus bertahan demi oppa. Jebal…bertahanlah”

“oppa…..mian….hae!”  young ni batuk dan darah keluar dari mulutnya.

“ania… oppa yang salah. Jangan berkata seperti itu. Kamu akan baik-baik saja. Kuatlah!!!”

“op…pa….sa….ra….r…rang…hae…”

“sarangahaeyoe! jebal….bertahanlah” jong won melihat sekeliling. Tidak ada tanda ambulance yang datang. “ semua akan baik-baik saja.bertahanlah, kamu tidak akan meninggalkan oppa kan? Kamu sudah janji pada oppa.”

Young ni tersenyum lirih. “go….ma…wo……..oppa! sa….rang…hae!” Young ni lemas

“ chagia… young ni-a! bangunlah, ini tidak lucu. Young ni-ah….ironaaaa” teriak jong won. “irona….jebal!” jong won  menangis sejadi-jadinya.

@@@

#bukkk# sesuatu mengenai kepala Choi Yoen Ni. Sebuah album foto yang terlihat tua. Ia sedang membersihkan gudang atas permintaan neneknya. Yoen Ni penasaran dengan isi album foto itu. Ada yang membuat ia kaget. Didalam album itu terdapat fotonya sewaktu kecil dengan seorang anak perempuan yang mirip dengannya. Ia segera berlari mencari neneknya.

“haraoemma! Odisoe? (dimana)” Yoen Ni mencoba mencari.

“yoegi…(disini)”

“aku menemukan ini. Siapa ini?” yoen ni menunjukkan album foto itu.

“ini…..ini…” nenek bingung harus menjawab apa.

“siapa ini haraoemma? Kenapa  persis denganku? Apa aku punya saudara kembar?”

“soal itu, tanya pada appamu”

“ada apa?” appa datang dengan sekotak coklat. “ini… appa belikan coklat pesananmu”

“appa…ini siapa? Dan yoeja ini siapa? Apa dia oemmaku? Jawab appa! Selama ini appa selalu bilang kalau oemma meninggal dalam kebakaran dan tidak ada satupun foto yang tersisa. Lalu siapa ini? Kenapa dia mengandengku dengan seorang anak perempuan yang sangat mirip denganku? ” yoen ni sangat penasaran.

“ini cuma masa lalu. Makan saja coklatnya!”

“appa… aku sudah 23 tahun. Jangan perlakukan aku seperti anak kecil. Apa ini semua? Aku butuh penjelasan. Apa appa menyembunyikan sesuatu dariku?”

“masuklah…appa akan menceritakannya” ia menyerah

Yoen ni mendengar semua kebenaran dari mulut appanya. Kebenaran yang telah lama dirahasiakan. Yoen ni lahir didunia ini tidak seorang diri, ia memiliki saudara kembar identik. Saat ia berusia 3 tahun, appa dan oemmanya bercerai. Mereka berpisah dan berjanji tidak akan saling menghubungi untuk selamanya. Mereka tidak akan meceritakan kepada anak mereka cerita yang sebenarnya.

“ jadi appa menyembunyikan ini semua selama 20 tahun?” yoen ni kesal.

“ini semua keinginan oemmamu!”

“weo? Kenapa oemma tidak mau tahu tentang aku? Atau memberi tahu appa tetang saudara kembarku?”

“aku rasa karena oemmamu sangat membenci appa. Jangan salahkan oemmamu. Ia mungkin mencarimu, tetapi appa tidak ingin ia menemukanmu”

“weo?” yoen ni tidak habis pikir.

“appa takut, ia akan mengambilmu dan menjauhkanku darimu seperti appa dijauhkan dari Young ni”

“young ni unnie?” yoen ni mencoba tenang. “ sekarang appa tahu dimana oemma dan unnie?”

“ne… appa selalu mengirim orang suruhan untuk memantau mereka.”

“aku mau menemui oemma!”

“ne… itu terserah kamu. Kamu sudah dewasa. Appa serahkan semua padamu”


@@@

Yoen ni berdiri terpaku didepan gerbang rumah  oemma. Pakaiannya serba hitam, begitu juga orang yang keluar masuk rumah itu. Yoen ni melangkah dengan lunglai memasuki rumah itu. Sebuah karangan bunga besar dengan foto wajahnya terpampang disitu. Yoen ni meneteskan airmata sambil berjalan memasuki rumah.

Ia melihat oemma menangis meronta di depan mayat yang menyerupai dirinya. seorang namja juga terlihat menangis tidak jauh dari peti mayat itu. Yoen ni melihat sekeliling. Orang-orang terlihat kaget melihatnya. Mereka seperti melihat hantu.

“oemma…” suara yoen ni tertahan. “oemma”

Ibunya menoleh. Ia seperti melihat hantu juga. “Young ni?”

“ania oemma… negae yoen ni imnida?”

“ Yoen ni-a” ia memeluk yoen ni. “anakku… anakku”

“oemma…mianhae! Aku baru menemui oemma sekarang. Apa yang terjadi dengan unnie?”

“unniemu sudah tidak ada… ia sudah meninggalkan kita” oemma lemas seketika.

“oemma….oemma… bantu aku cepat”

“ah…ne!” jong won yang sedari tadi juga merasa melihat hantu segera sadar dan membantu yoen ni.

@@@

Upacara pemakaman telah selesai. Yoen ni dan kibum sedang sibuk membereskan sisa-sisa upacara. Oemma sekarang sedang berbaring dikamar. Ia sedang tidak enak badan. Selama upacara pemakaman tadi ia tidak henti-hentinya menangis dan jatuh pingsan. ada sedikit perasaan bersalah di hati Yoen ni. Ia seperti memperburuk  keadaan. Apalagi beberapa tamu terlihat keget melihatnya. Ia harus menjelaskan beberapa  kali kalau ia bukan hantu.

“noona… young ni  noona?”

“nde?” lamunan yoen ni buyar. “ania… negae choi yoen ni imnida”

“syukurlah…  aku kira hantu. Persisi sekali sih... aku hanya bercanda”

“kita kan kembar identik. Kamu siapa?”

Kibum mengulurkan tangan. “ kim kibum imnida!”

“oh…ne!  kamu temannya unnie?”

“ania… tapi bisa dibilang begitu. Aku saengnya jong won hyung, tunangannya  young ni noona”

“tunangan?” yoen ni kaget. “ unnie sudah bertunangan?”

Kibum mengangguk. “ kurang dari 2 bulan mereka akan menikah. Tetapi sayang, noona malah pergi untuk selamanya.”

“aku juga belum sempat mengenalkan diriku padanya. Dia tidak akan pernah tahu kalau ia mempunyai saeng. Ia tidak akan pernah tahu kalau aku sangat mencintainya.” Tanpa sadar airmata yoen ni menetes.

“kibum-ah… hyung akan menginap disini. Kamu pulang saja” jong won yang tiba-tiba datang langsung bicara.

“noona… ini hyungku. Tunangan young ni  noona!”

“ choi yoen ni imnida…” yoen ni memberi salam

“ne… kim jong won imnida. Aku tidak pernah tahu kalau young ni punya saudara kembar”

“ aku juga baru tahu. namun sayang, unnie sudah tidak ada.” Ia menghela napas. “gomapsumnida… kalian pasti selalu membawa kebahagiaan bagi unnie. Jongmael gamsahamnida” yoen ni membungkuk 90 derajat.

Jong won pergi begitu saja. “ kamu tidak perlu melakukan itu. Young ni tidak pernah bahagia bersamaku”

“hyung…” kibum nyengir kuda. “mianhae… hyung sedang tidak baik saat ini.”

“oh…kwaenchana! Ia pasti merasa sangat kehilangan. Mereka berdua pasti sudah saling memahami satu sama lain.  Unnie pasti sangat mencintainya. Ia namja yang baik. Aku yakin itu”

“hahaha…noona pandai menilai orang. Kalau noona butuh bantuan hubungi saja aku.”

“ne…gomawo!”

Mereka bertukar nomor telepon.

@@@

“ selamat pagi oemma!” yoen ni menyambut oemmanya dengan pelukan hangat.

“aku senang kamu ada disini” oemma terlihat sangat lemah. Ini hari pertama ia keluar dari kamar setelah 4 hari jatuh sakit. “ mianhae… oemma malah merepotkanmu. Seharusnya oemma yang mengurusimu. Kamu telah berpisah lama dengan oemma. Kamu pasti tidak pernah merasakan kasih sayang dari oemma.”

“ania oemma…” mempersilahkan duduk. “ aku sudah merasakan kasih sayang yang banyak dari oemma, walalupun aku baru beberapa hari disini.”

“kamu memang sangat baik. Sama seperti young ni!”

“ kita bersaudara,saudara kembar lagi. Ikatan  batin kita sama!  jadi kita pasti sama”  memberikan sarapan ke oemma. “ aku dengar dari kibum, unnie  sering membuatkan ini untuk oemma. Mungkin rasanya akan beda. Tetapi semoga oemma suka”

“hahhh…  sudah lama oemma tidak makan waffle. Sejak young ni tinggal dengan jong won, tidak setiap hari  oemma memakan waffle buatan young ni”

“ oemma… maukah oemma menceritakan bagaimana unnie? Unnie itu seperti apa?”

“ia sangat manja.  Ia tidak pernah mau jauh dari oemma. Ia hanya bisa membuat waffle dan omelet. Ia sangat periang, selalu bisa mencairkan suasana. Tetapi ia juga sangat keras kepala dan mudah terpengaruh. Ia juga ceroboh. Young ni sangat suka coklat dan bunga tulip hitam. Ia akan kesal kalau kita mengacuhkannya. Ia haus akan perhatian. Kamu pasti sudah tahu kalau ia besar tanpa kasih sayang dari appa kalian. Dan  jong won memberikan itu semua.  Young ni sangat mencintai jong won. Jong won adalah segalanya bagi young ni.”

“oemma… aku memang berbeda dengan unnie. Tapi aku akan berusaha sebaik mungkin agar aku bisa seperti unnie” yoen ni tersenyum

Oemma mencubit pipinya. “ania… jadilah dirimu sendiri. Walaupun kalian memiliki  wajah dan fisik yang sama, kalian sebenarnya berbeda. Oemma tidak mau kamu menjadi young ni. Jadilah yoen ni, dirimu sendiri. Oemma akan lebih bahagia.”

“gomawo oemma…sarangahe!” yoen ni memeluk oemmanya.

“saranghae! Oemma hanya mau satu, janganlah kamu pergi lagi dari sisi oemma”

“ne…”

@@@

#tingtong# ada seseorang yang datang. Jong won yakin itu bukan kibum, karena dia tidak perlu memencet bel.

#klek# jong won membuka pintu. “ young ni…ah ania, yoen ni! Silahkan masuk”

“gomawo jong won-ssi.. mianhae, aku pasti menganggu”

“ania… ada perlu apa?”

“oemma memintaku untuk membereskan barang-barang unnie”

“begitukah?” jong won terlihat sedih

“oemma bilang jong won-ssi mungkin tidak sempat. Jadi aku disuruh membereskannya”

“tidak bisakah barang-barang itu dibiarkan disini?” jong won memohon.

“nde?”

Jong won sangat berantakan saat ini. “ hanya ini yang aku miliki tentang dia. Tidak bisakah aku memilikinya?”

“kalau itu mau jong won-ssi.. baiklah. Aku akan bilang pada oemma” yoen ni tersenyum

Sontak jong won kaget. Senyum itu mengingatkannya pada young ni. “ gomawo!”

“kalau begitu aku permisi pulang! Annyeong…”

“tunggu… mau mengobrol sedikit denganku?”

“emmmm…baiklah!”

Akhirnya mereka berdua mengobrol. Jong won menceritakan semua yang ia tahu, ia rasakan tentang young ni. Yoen ni dengan sangat senang mendengarkan.  Bukankah ia bisa mengenal young ni lebih dekat lagi? Hingga akhirnya jong won menceritakan kejadian yang menyebabkan young ni tiada.

“itu bukan salah oppa!” yoen  ni sudah muali akrab dengan jong won. “aku yakin unnie tidak menyalahkan oppa. Unnie saat itu sedang kalut. Ia pasti sudah menyadari kalau apa yang ia lakukan salah. Unnie tidak membenci oppa. Jadi oppa jangan menyalahkan diri oppa terus”

“apa benar young ni berpikiran sama denganmu?”

“oppa… apa yang dirasakan unnie, aku juga merasakannya. Aku yakin, unnie masih sangat mencintai oppa”



Tidak ada komentar: