“hiks….” Aku mulai
menangis, lagi.
Sudut taman sekolah yang
merupakan tempat paling tidak disukai murid-murid disekolahku menjadi tempat
favoriteku sekarang. Duduk menyendiri
dengan suasana yang hening adalah hal yang selalu aku lakukan di sudut taman itu.
Tangisku makin menjadi. Aku menangis tanpa suara,
sangat hening. Airmataku tidak mau berhenti mengalir. Aku semakin susah bernapas. Semua hal itu tidak dapat aku hentikan, karena
hanya dengan menangis akhirnya aku bisa
lega. Untuk sementara.
Aku menarik napasku, mencoba
mengaturnya kembali. Aku mencoba untuk tenang agar tangisku dapat berhenti. Aku
menarik napas dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Cukup efektif, untuk sementara.
“hahhhhhh…” aku menghela napas.
aku bersiap untuk menghapus airmata yang tersisa dipipiku.
“ini…” seseorang menyodorkanku
sekotak tissue. “gunakan ini!” ulangnya.