Oktober 15, 2012

[FanFict] a promise for u


Cast: You as Kim Jae Na, Cho Kyu Hyun as Cho Kyu Hyun, Kim Hee Chul as Kim Hee Chul/ Kim Jae Na’s oppa, Lee Sung Min  as Lee Sung Min, Krystal as Jung Soo Jung {f(x)}, Kim Ryeo Wook as Kim Ryeo Wook, etc.
Genre: Romance, Friendship
Length: One Shoot
Author: Choi  Ye Joon
(mianhae apabila ada kesamaan nama tokoh dan tempat serta alur cerita. Ini pure buatanku, tetapi mungkin ada kesamaan dengan FF lain. Mohon di maafkan, namanya juga manusia)

“A Promise for You”
Kim Jae Na sedang duduk sendiri di taman kota. Ia sedang menunggu seseorang. Suasana sore itu sangat tenang. Beberapa orang terlihat sedang berpiknik atau berolah raga, ada juga yang hanya berjalan-jalan santai. Jae Na termenung sejenak, ia teringat akan kata-kata ayah dan ibunya tadi malam.
“Jae Na-ah… jangan melamun sore-sore begini. Nanti ayam tetangga mati” Cho Kyu Hyun menggoda Jae Na
Cho Kyu Hyun adalah sahabat  Jae Na. Mereka telah bersahabat hampir 5 tahun. Berawal dari kelas 2 SMP. Kyu Hyun adalah murid pindahan saat itu. Mereka punya hobi yang sama, intinya mereka sangat cocok.
“ice creamnya mana?” Jae Na  segera membuyarkan lamunannya.
“ini…coklat kan?” Kyu Hyun memberikannya ice cream itu
“ne… gomawo”
“kamu kenapa melamun? Ada masalah? Atau kamu lagi mikir yadong ya?” Kyu Hyun menggoda
“morago?... ania” Jae Na mecubit pelan Kyu Hyun
“terus apa?”
“Kyu Hyun-ah… ada satu pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu?”
“apa?” sesekali Kyu Hyun memakan ice creamnya
“aku heran, kenapa kamu tidak pernah mengenalkan yoejachingu padaku?” kata Jae Na serius
“pertanyaan itu lagi? Aku kan sudah bilang, mereka tidak penting. Nanti  kalian bisa berantem lagi nge-rebutin aku” Kyu Hyun tertawa kecil
Jae Na cemberut. “serius  tahu! Kamu tahu semua namjachinguku, semua tentang aku kamu tahu. Jahat… kamu membuat aku merasa kalau aku bukan sahabat yang baik bagimu.”
“sudahlah lupakan! Sekarang kita lebih baik memikirkan masa depan saja. Jangan pacaran terus.  Jadi mahasiswa itu tidak gampang, belajar saja”
“ara… kamu pikir aku kayak mereka?” Jae Na menunjuk sepasang murid  SMA yang sedang berjalan-jalan lengkap dengan seragam dan tas sekolah
“ne… dasar anak kecil” Kyu Hyun menarik hidung Jae Na
“yakkk…awas kamu!” Jae Na membalas
Kyu Hyun dan Jae Na saling kejar-kejaran. Tepat sekali seperti anak kecil. Tahun ini adalah tahun pertama mereka memasuki universitas. Mereka benar-benar tidak terpisahkan.  Mereka sekolah di SMP, SMA dan universitas yang sama. mereka memang telah berjanji akan selalu bersama.
***
“aku pulang!” teriak Jae Na dari pintu depan
“selamat datang!iiiih… urie dongsaeng!” Kim Hee Chul, kakak Jae Na, menyambutnya dengan cubitan di pipinya
“oppa…sakit! Lepaskan, aku bukan anak kecil tahu” rengek Jae Na
“aku bukan anak kecil tahu!” Hee Chul mengikuti mimik Jae Na. “ Namjachingumu mana?”
“siapa? Perasaan aku sekarang sedang tidak punya namjachingu”
“aigoo… namjachingu sejatimu! Masak lupa?” Hee Chul tersenyum nakal
“siapa? Oppa  aneh deh!”
“Cho Kyu Hyun… pura-pura lupa kamu!” Hee Chul menoyor kepala Jae Na
“dia bukan pacar aku. Kita sahabat dekat, titik. Oppa selalu saja begitu”
“phabo… dia suka kamu tahu! Aku setuju kamu pacaran dengan dia”
Jae Na menutup telinganya. “aku tidak dengar….aku tidak dengar…aku tidak dengar” ia berlari ke kamar.
“Jae Na-ah… kasihan  dia! Kamu harus mau jadi yoejachingunya!” teriak Hee Chul sambil tertawa
Hee Chul selalu saja menggoda Jae Na. Apalagi kalau Kyu Hyun datang ke rumah. Mereka berdua hanya bisa bersabar menerima ejekan dari Hee Chul.
***
Kyu  Hyun tidak henti-hentinya melihat ke layar ponselnya. Jae Na tidak terlihat sejak tadi. Mereka berdua ada janji untuk makan siang bersama siang ini. Beberapa kali ia telah mencoba menelepon Kim Jae Na, tetapi ponselnya tidak aktif. Walaupun mereka mengambil jurusan yang berbeda, mereka selalu menyempatkan diri untuk bertemu dan mengobrol. Tetapi kali ini Jae Na  menhilang begitu saja. Ia  tidak memberi kabar sama sekali sejak tadi pagi.
Akhirnya,Kyu Hyun memutuskan untuk mencari Jae Na ke kampusnya. Beberapa mahasiswi melihat ke arahnya. Mana mungki tidak? Kyu Hyun sangat tampan. Ia tinggi, putih dan terlihat jelas kalau ia juga pintar. Ia bukan tipe cowok yang jaga image. Senjata rahasianya untuk menaklukkan hati para yoeja adalah senyum evilnya yang membuat hati berdebar.
“mianhae…. Apa kau tahu Kim Jae Na?” tanya Kyu hyun kepada salah satu mahasiswi yang sejak tadi terpesona melihatnya
“ania….” Katanya dengan suara gemetar
“oh…gomawo”
“aku tahu!” kata salah seorang yoeja.“tadi aku melihatnya di bagian Prodi!” suaranya juga terdengar gemetar
“chinca? Gomawo” Kyu Hyun tersenyum nakal
“ne…aku boleh tahu namamu?” yoeja itu lagi
“Cho Kyu  Hyun imnida” ia pergi meninggalkan yoeja itu
Terdengar beberapa teriakan dari mahasiswi-mahasiswi itu. Kyu Hyun hanya tersenyum menikmati kepopulerannya.
***
Jae Na berjalan gontai. Pikirannya entah melayang kemana. Haruskah ia mengatakan semuanya kepada Kyu Hyun? Tetapi ia tidak tega, ia tidak mau membuat Kyu Hyun khawatir. Untuk saat ini ia tidak bisa mengatakannya.
“Jae Na-ssi…” panggil seseorang.
“ne?” Jae Na mencari sumber suara. “Sung Min Sunbae?”
“kamu mau kemana?” tanyanya
“aku mau makan siang dengan…” kalimat Jae Na terpotong
“kaja… aku juga akan makan siang!” Sung Min mengandeng Jae Na
“tetapi sunbae, aku sudah…”
“ayolah jangan malu! Aku yang teraktir” Sung Min  memaksa dengan halus
“ne!” Jae Na pasrah saja.
***
“gomawo sunbae!”  Jae Na melambaikan tangannya
“ne!” Sung Min tersenyum. Ia pun pergi meninggalkan Jae Na di depan gerbang rumahnya
“siapa itu?” Kyu Hyun mengagetkan Jae Na
“aigoo… kamu mengagetkan saja. Itu Lee  Sung Min, sunbae aku!” Jae Na menjelaskan
“begitu? Jadi kamu mematikan ponsel dan melupakan makan siang kita karena dia?” Kyu Hyun berubah serius
Jae Na melongo. “omo… mianhae! Ponsel  aku mati.  Awalnya aku akan makan siang denganmu, tetapi Sung Min sunbae memaksa aku makan  siang dengannya”
“Baiklah, aku mengalah saja. Hanya, kenapa makan  siang bisa sampai sore begini? Sampai diantar pulang segala. Kamu pacaran dengannya? Ayo mengaku, Jae Na-ah” goda Kyu Hyun
“dia…dia….dia…” Jae Na bingung.
“weo?” Kyu Hyun tersenyum evil. “kamu suka dia kan?”
“ne…joahe! Puas!!” Jae Na kesal. Ia berjalan ke arah rumah dengan kesal
“yakkk…. Ye  In-ah! Kamu marah? Aku hanya bercanda”
Jae Na tidak mau memperdulikan Kyu Hyun. Ia mengomel sendiri dalam hati.
***
Jae Na termenung sendiri di kamarnya. Belakangan ini ia memang sering melamun. Banyak hal yang ia pikirkan, namun ia tidak dapat menceritakannya kepada Kyu Hyun. Biasanya Kyu Hyun akan menjadi penolongnya disemua masalah yang ia hadapi, tetapi untuk sekarang ini tidak.
#tok…tok…tok# Seseorang mengetok pintu kamar Jae Na.
“kamu kenapa?” Hee Chul masuk tanpa dipersilahkan
“oppa… obsoe (tdk ada)!” Jae Na mencoba tersenyum
“Kyu Hyun belum tahu?”
Jae Na mengangguk. “aku tidak berani memberi tahunya. Aku takut dia marah!”
“kalian sudah dewasa, masalah seperti ini bukan sesuatu yang perlu dibesar-besarkan”
“aku tahu oppa! Tetapi ini  tidak segampang itu.” Jae Na kesal
“Sudahlah terserah kamu” Hee Chul pasrah
“oppa… jangan menyerah gitu dong! Bantu aku” rengek Jae Na
“Sudah malam, tidur saja” Hee Chul melempar bantal ke Jae Na
***
“Jae Na-ah… kamu punya hubungan apa dengan Kyu Hyun-ssi?” tanya Sung Min
“dengan Kyu Hyun? Kita sahabat dekat” jawab Jae Na percaya diri
“cuma itu?” Sung Min tidak percaya
“ne… sahabat dekat!”
“aku kira kamu pacaran sama dia” Sung Min tertawa
“ania”
“emmm… jadi aku bisa jadi namjachingumu?” tanya Sung Min mendadak
“morago?”
“kalau kamu tidak mau  juga tidak apa-apa!”
“nde?” Jae Na makin tidak percaya dengan apa yang baru saja  ia dengar
“Tetapi aku bisa mengulang lagi pertanyaanku suatu saat kan?”
“nde?....emmmm sunbae, aku ada kelas. Aku pergi” Jae Na meninggalkan Sung Min begitu saja.
***
Kyu Hyun duduk sambil membaca buku di sebuah café ice cream favoritnya. Seperti biasa ia sedang menunggu Jae Na. Mereka ada janji untuk jalan-jalan malam ini. Sudah lama mereka tidak bermain karena jadwal kuliah mereka yang tidak pernah mengizinkan mereka bertemu.
Sesekali Kyu Hyun melirik dari ujung bukunya beberapa yoeja yang histeris melihatnya. Kyu Hyun semakin menebar senyum untuk meluluhkan hati mereka. Siapa yang tidak akan histeris melihatnya. Apalagi dengan kemeja biru shapire yang ia pakai membuatnya terlihat begitu berkharisma.
“hey…tebar pesona saja” Jae Na memukul pundak Kyu Hyun
“kamu ini, sudah datang telat menganggu lagi!” kesalnya
“Kyu Hyun-ah… kamu baca buku apa sih? Cara menggaet pacar?” ejek Jae Na
Kyu Hyun menutup bukunya. “ania… cara membuat kamu  suka aku?” candanya
“mwo? Aneh… aku mau cerita”
“silahkan nona!”
“Sung Min sunbae meminta aku menjadi pacarnya. Otthoke?”
“mwo? Morago?” Kyu Hyun kaget
“iiih…. Sung Min sunbae menyukaiku”
“hahhh… jangan mau! Aku tidak setuju!”
“weo? Biasanya kamu mendukung aku?” Jae Na bingung
“Kita sudah kuliah, seharusnya lebih konsentrasi pada kuliah. Kamu tidak boleh pacaran!!!” Kyu Hyun ngotot
“mwo? Kamu aneh deh.”
“Pokoknya jangan bilang iya ke Sung Min…ara?”
“ne.. kenapa kamu jadi serius begini? Oke, aku tidak akan terima. Puas? Aku mau ice cream coklat almond, cepat pesan.”
Kyu Hyun pun pergi memesan ice cream untuk Jae Na. Jae Na geleng-geleng kepala mengingat alasan Kyu Hyun melarangnya berpacaran dengan Sung Min. Tetapi ia tidak mau ambil pusing, mungkin Kyu Hyun hanya bercanda.
Kyu Hyun datang dengan pesanan ice cream Jae Na. “ini nona!”
“huuu..” Jae Na pura-pura cemberut
“ tidak mau? Ya sudah!”
“ania…” Jae Na nyengir. “ Kyu Hyun-ah… besok kamu ada acara?”
“ania…weo?”
“jemput aku ya? Kita keluar” Jae Na menyendok ice creamnya dan melahapnya
“tumben?”
“ aku mau mengenalkan kamu pada seseorang!”
“shiroe!” tolak Kyu Hyun ketus
“we… ayolah. Sekali-kali aku kenalkan kamu dengan yoeja. Dia cocok buatmu, mungkin kalian bisa lebih dekat lagi.”
“aku sudah punya yoejachingu” Kyu Hyun kembali membaca bukunya
“Chinca? Siapa? Kenalkan dong”
“kapan-kapan saja! Suatu saat nanti”
“aigooo… kamu pasti bohong” goda Jae Na
“ serius… nanti aku kenalkan”
“ara…” Jae Na menyerah
***
“gomawo!” Jae Na memberi hormat
“semoga kamu tetap berhasil disana” kata  pegawai prodi
Jae Na segera keluar dari ruangan itu.  Segala urusan dengan universitas sudah beres. Sekarang tinggal bagaimana cara ia mengatakannya pada Kyu Hyun. Jae Na berpikir keras tentang itu. Tanpa ia sadari, ia menabrak seseorang di dekat pintu masuk ke ruang kelas.
“mianhae…”
“yak… Jae Na-ah!” Kyu Hyun menyapa
“eyyy…ndo? Ngapain disini?”
“ mencari kamu lah! Memangnya ada yang lain?”
“oh…ada apa?”
“ aku ada ti…” kalimat Kyu Hyun terpotong oleh suara ponsel Jae Na
“tunggu!” Jae Na segera mengangkat telepon. “yumseo sunbae!”
“kamu dimana?” kata Sung Min di telepon
“Baru mau masuk kelas! Weo?”
“ada kuliah? Rencananya aku mau meminta bantuanmu, tetapi kalau tidak bi….”
“ania sunbae… aku bisa! Aku tidak ada kelas”
“oke… aku tunggu di depan!”
“ne” Jae Na menutup telepon. “ada apa Kyu Hyun?”
“ania…” Kyu Hyun menghela napas. “ aku dapat tiket nonton film, dan aku….akan mengajak yoejachinguku menonton sekarang”
“emmm… bagus! Cuma itu?”
“ne”
“aku pergi dulu… Sung Min sunbae menunggu. Selamat menonton!” Jae Na meninggalkan Kyu Hyun sendiri.
***
Seperti biasa bioskop tidak pernah sepi. Kyu Hyun termenung sendiri menunggu film yang akan ia tonton diputar. Sebuah popcorn berukuran besar dan segelas besar minuman sudah siap sedia. Dua buah tiket film terselip disaku celananya. Ia berencana untuk mengajak Jae Na menonton, tetapi ia tidak punya kesempatan mengajaknya. Kyu Hyun menghela napas menghadapi nasibnya.
“Sunbae… katanya mau meminta bantuanku, tetapi kenapa ke bioskop?”
“ memang aku meminta bantuanmu kan? Bantu aku memanfaatkan tiket ini” Sung Min menunjukkan 2 buah tiket film
“ hahhh… terserah sunbae deh!”
“ berhentilah memanggil aku sunbae…panggil saja oppa”
“weo?” Jae Na bingung
“lebih santai saja”
“ne…oppa” Jae Na melihat seseorang dari kejauhan. “ Kyu Hyun? Oppa sebentar” ia menghampiri orang itu. “ Kyu Hyun-ah!”
“ sedang apa disini?” Kyu Hyun kaget mendapati Jae Na di depannya. “ katanya pergi dengan Sung Min?”
“memang denganku!” Sung Min tiba-tiba sudah berada didekat Jae Na.
“oh…oppa mengagetkan. Oppa ini Kyu Hyun, Kyu Hyun ini Sung Min oppa. Kalian berdua belum berkenalan langsung kan?”
“aku sudah kenal dia kok!” Kyu Hyun ketus
“aku juga” Sung Min tidak mau kalah.
“ yoejachingumu mana? Aku tidak melihatnya dari tadi?”
“emmm…soal itu! Emmmm…” Kyu Hyun terbata
“Ia tidak bisa menonton karena ada janji dengan ibunya untuk ke salon bersama?” tebak Sung Min
“ne… benar sekali!” Kyu Hyu nyengir kuda
“oh begitu” Jae Na percaya begitu saja. “ sepertinya kita akan menonton film yang  sama. kaja…” Jae Na memasuki ruang theater pertama.
“ kaja… Kyu Hyun-ssi” Sung Min membuyarkan lamunan Kyu Hyun
***
“ Oppa… aku pulang dengan Kyu Hyun saja! Rumah kami searah!”
“ nde?” Sung Min ditinggalkan sendiri oleh Jae Na
“Kyu Hyun-ah…tunggu aku!” Jae Na berlari mengejar Kyu Hyun. “ Aku pulang denganmu ya?”
“weo? Terus Sung Min-sii?” Kyu Hyun tidak menyangka Jae Na akan pulang dengannya
“kamu tidak suka? Bukannya kamu mau aku jangan dekat-dekat dengan Sung Min oppa?”
“Iya sih! Tetapi….”
“weo?” Jae Na mengerutkan keningnya
“ania… kaja!”
Jae Na berpegangan erat pada pinggang Kyu Hyun. Tiba-tiba jantungnya berdetak dengan cepat. Tidak biasanya ia begitu. Perasaan apa yang merasukinya? Jae Na mencoba untuk tenang. Ia menarik napas panjang, berharap detak jantungnya akan kembali normal. Tidak berhasil, detak jantungnya semakin kencang.
“Jae Na-ah… kamu tidak kedinginan kan?” Kyu Hyun memegang tangan Jae Na yang melingkar di pinggangnya
“Ania….” #deg deg deg deg# “kwaenchana! Konsentrasi saja pada jalan” suara Jae Na terdengar gemetar
Kyu Hyun menghentikan motornya. “ pakai jaket ini” ia melepaskan jaketnya.
“tidak perlu… aku tidak apa-apa” Jae Na tetap kukuh pada pendirian
“Jangan keras kepala… jelas-jelas kamu gemetar kedinginan”
Kyu Hyun memakaikan jaketnya. #deg deg deg# Pipi Jae Na berubah merah.
“Jae Na-ah… pipi kamu merah. Kamu deg-degan  dekat aku?” goda Kyu Hyun
“ania....merong!”
“ara…. Bercanda! Kalau tidak pakai jaket kamu bisa demam. Kenapa tidak pulang dengan Sung Min saja. Pakai mobil tidak akan kedinginan kan?”
“yakkk…. Kamu tidak senang aku lebih memilihmu?”
“weo?” Kyu Hyun tersenyum evil
“kamu….kamu…kamu sahabat aku kan? Bestfriend is everything. Ara?”
“ne… arasoe! Kaja”
***
Hee chul duduk santai di beranda rumah. Ia sedang asyik menghitung  bintang. Sebuah earphone melekat ditelinganya. Sekali-kali kepalanya mengangguk-angguk mengikuti irama musik. Terdengar suara motor memasuki halaman rumah. Tentu saja ia tidak mendengar suara motor itu, hanya lampu motor yang menyilaukan matanya.
“yak…” Hee Chul kesal
“Mianhae hyung…” Kyu Hyun meminta maaf atas keusilan yang disengaja
“kamu ini… eyyy! Jae Na-ah…sudah sampai kenapa lengket dipunggung Kyu Hyun?”
“Jae Na-ah…sudah sampai” tidak ada jawaban. “Jae Na-ah!” Kyu Hyun mencoba menggoyangkan tubuh Jae Na pelan
“aigoo… anak ini tidur. Tetapi kenapa pelukannya erat sekali?”
Kyu Hyun tertawa kecil. “ dia terlihat begitu nyenyak. Hyung…bantu!”
“Ara…” Hee Chul segera mengendong Jae Na dan menidurkannya di sofa  ruang keluarga
“kok Jae Na  ditidurkan disitu Hyung? Nanti dia bisa flu”
“Biar dia bangun sendiri nanti. Bisa keenakan dia aku gendong sampai kamarnya. Berat tahu!” Hee Chul kembali ke kegiatannya semula. “ mau menemaniku atau apa nih?” Hee Chul bingung melihat Kyu Hyun yang masih berdiri di samping kursi malasnya
“ania hyung… Kalau hyung tidak bisa,biar aku saja yang membawa Jae Na ke kamarnya”
“Terserahlah!” Hee Chul tidak peduli
“ne Hyung” Kyu Hyun terlihat girang
***
Jae Na pelan-pelan mengendap menuju dapur. Perutnya sudah keroncongan sekali. Tadi ia tidak bisa makan malam. Ia tidak mau bertemu dengan Hee Chul karena suatu alasan. #kriiiekkk# langkah kaki Jae Na terdengar begitu jelas di tangga. Ia mencoba berjalan lebih hati-hati lagi.
“yakkk…. Sedang apa kamu? Kenapa mengendap-endap seperti maling?”
“oppa… annyeong!” Jae Na membalik badanya dan hendak kembali ke kamar
“weo? Kamu takut oppamu ini akan membongkar rahasiamu?”
“ania oppa…rahasia apa?” Jae Na mencoba terdengar tenang dan tidak tahu apa-apa.
“aku heran… kenapa kamu pura-pura tidur tadi?”
Jae Na kelabakan. Ia sudah  menyangka kalau Hee Chul menyadari aktingnya. “itu oppa…itu….”
“kamu suka Kyu Hyun?”
“nega wae?(kenapa aku?) ania…” Jae Na reflex teriak
“jawabnya biasa saja! Kalau kamu suka bilang oppa saja. Kenapa sekarang kamu rahasian sama oppa?”
“soal itu… aku tidak tahu oppa! Tidak mungkin aku suka Kyu Hyun. Dia sahabat aku. Kita sudah bersahabat 5 tahun, oppa!” Jae Na mencoba mengklarifikasi. “5 tahun!”
“itu sebabnya…kamu sudah mengenal dia 5 tahun. Sangat tidak mungkin kalau perasaan itu tidak tumbuh”
“tapi oppa… aku yakin kalau aku tidak menyukai Kyu Hyun lebih dari sebagai seorang sahabat” Jae Na mencoba terdengar yakin.
“terus bagaimana kalau Kyu Hyun menyukaimu? Mencintaimu?”
Jae Na tertawa kecil. “tidak mungkin oppa. Sekarang Kyu Hyun punya yoejachingu.”
“siapa?”
“tidak tahu!”
“Kyu Hyun membohongimu…coba kamu pikir!”
“emmm….ania! Kyu Hyun tidak pernah berbohong padaku. sudahlah…aku lapar” Jae Na tanpa ragu meninggalkan Hee Chul sendiri.
“hey…aku belum selesai” Hee Chul mengikuti.
“apa lagi oppa?” Jae Na mencoba acuh tak acuh dan mencari makanan di dapur.
“kamu sudah bilang padanya kalau 2 minggu lagi kita akan pindah ke China?” Hee Chul berubah serius
“aku belum sempat oppa!” Jae Na terdengar malas membahas masalah itu
“weo? Kamu memang tidak mau bilang padanya kan?”
“ania… aku hanya menunggu waktu yang tepat saja”
“kapan? Sebaiknya kamu bilang sekarang. Begini sikap seorang sahabat, menyembunyikan sesuatu yang penting dari sahabatnya?”
“oppa… ini tidak semudah itu. Aku merasa aku telah melanggar janji”
Hee Chul tertawa. “ Jae Na-ah… kalian sudah dewasa. Tidak perlu mempermasalahkan janji kalian saat itu. Itu hanya janji seorang anak kecil. Aku yakin Kyu Hyun akan mengerti”
“aku rasa juga begitu, tapi…”
“apa lagi! Bilang saja pada Kyu Hyun…  kamu akan pindah ke China“
“Arayoe… aku akan bilang!”
***
“Jae Na-ah… Tunggu!” Kyu Hyun mengejar Jae Na
“iya aku tunggu!”
Kyu Hyun menggandeng tangan Jae  Na. “sudah lama tidak jalan-jalan seperti ini. Jadi mahasiswa memang merepotkan. Tugas selalu menumpuk”
“ ne…” Jae Na menatap Kyu Hyun. #deg deg deg# detak jantungnya kembali tidak terkontrol. Jae Na segera melepaskan genggaman  tangan Kyu Hyun
“kamu kenapa?” Kyu Hyun panik
“tidak ada… hanya tiba-tiba perasaanku tidak enak”
“kamu sakit? Jae Na-ah…”
Jae Na menarik napas tidak teratur. “ania… aku hanya tersedak tadi”
“tersedak?”
“lupakan… Kyu Hyun-ah, hari ini dan beberapa hari kedepan aku mau kita bermain sepuasnya. Jalan-jalan sepuasnya, sampai kita tidak sanggup lagi. Aku yang teraktir.”
“ha?” Kyu Hyun bingung
“ untuk hari ini….” Jae Na berpikir sejenak. “aku mau makan sepuasnya! Kita ke hongdae yukkk… trus ke myondeong, trus ke?”
“siap nona Kim… aku tidak mengerti apa yang terjadi padamu. Tetapi, Kaja!”
Kyu Hyun dan Jae Na menghabiskan waktu bersama hari ini. Senang, bahagia, semuanya bercampur aduk. Tetapi Jae Na mempunyai sesuatu yang mengganjal di hati. Haruskah ia mengatakannya sekarang pada Kyu Hyun? Jae Na tidak memiliki keberanian. Ia takut Kyu Hyun akan kecewa padanya. Jae Na akan membiarkan kesenangan yang ada hari ini mengalir lancar tanpa hambatan.
***
Pagi-pagi sekali Jae  Na sudah rapi.  Ia berdandan dengan baju terbaik dan ternyamannya. Hari ini, hari ke-2 rencana jalan-jalannya dengan Kyu Hyun. Ia harus  memberikan kesan yang menyenangkan kepada Kyu Hyun sebelum ia pergi.
“oemma… aku berangkat!”
“ne… hati-hati!” kata oemma lembut
“arasoe oemma” Jae Na berlari kecil keluar rumah. “annyeong oppa!”
Hee Chul sedang menyiram bunga. “ mau kemana saeng-ku?”
“ mau ke kampus!” jawab Jae Na santai
“mwo? Bukannya kamu sudah bukan mahasiswi di sana lagi?”
“memangnya tidak boleh? Aku mau ketemu Kyu Hyun”
“oh… sudah kasih tahu Kyu?” Hee Chul menyelidiki
Jae Na mencoba berbohong. “ sudah…  sudah kemarin”
“ Jangan bohong! Oppa tahu kamu sedang bohong”
Jae Na segera menghentikan kebiasaan yang ketika berbohong akan memainkan kukunya. “ ania oppa!”
“chinca?”
“ne… sudah deh oppa! Aku pergi dulu…annyeong”
***
“yumseo!” Jae Na menelepon Kyu Hyun
“ne… Jae Na, mianhae!” Jawab Kyu  Hyun
“nde?”
“Hari ini dan 3 hari ke depan aku tidak bisa menemanimu jalan-jalan. Aku ditunjuk dosen sebagai panitia untuk acara minggu depan di kampus. Mianhae…jongmal mianhae”
“ne… ara! Aku bisa jalan-jalan sendiri kok” Jae Na mencoba untuk terdengar tidak kecewa
“ oh ya… hari sabtu besok aku mungkin bisa! Bagaimana?”
“emmm… aku kabari besok deh! Eh….sudah dulu, dosenku datang” Jae Na menutup telepon.
Jae Na melihat ke kejauhan. Ia melihat Kyu Hyun memasukkan ponselnya ke saku celana. Kyu Hyun terlihat sibuk dengan berbagai selebaran yang ia bawa. Seorang yoeja datang menghampiri Kyu Hyun. Ia terlihat akrab dengan yoeja itu. Yoeja itu juga sangat cantik, Kyu Hyun tersenyum pada yoeja itu. #deg deg deg#
“yakkk… Jae Na-ah, kamu kenapa?” Jae Na berbicara kepada dirinya sendiri. “ Kenapa jantungku sering berdetak tidak menentu sekarang? Apa aku sakit jantung? Phabo…” ia memukul kepalanya sendiri. “aduh…sakit”
Akhirnya Jae  Na memilih pergi dan pulang ke rumah.
***
Sabtu siang Kyu Hyun sudah siap sedia di depan rumah  Jae Na. rumah itu terlihat sepi. Biasanya ada Hee Chul yang bermalas-malasan di beranda rumah atau ibunya yang sibuk taman. Tetapi sekarang tidak ada satu orang pun. Dari tadi ia mencoba menelepon Jae Na, tetapi tidak bisa tersambung. Akhirnya ia memutuskan menjemputnya langsung ke rumah. Kyu Hyun memencet bel rumah beberapa kali.
“ Kenapa tidak ada orang?” Seseorang membuka pintu. “Jae Na-ah…” Kyu Hyun kecewa karena itu bukan Jae Na
“ tuan muda Kyu Hyun?”
“oh… bibi! Jae Na mana?”
“nona dan yang lain sedang ke Busan.”
“mengunjungi nenek dan kakeknya?”
“ne…” pembantu keluarga Kim menjawab dengan hormat
“kapan kembali?”
“tidak tahu!”
“baiklah bi… aku pulang saja.” Kyu Hyun melangkah pulang.
***
Jae Na memasukkan barang-barang ke dalam tas dan kotak-kotak besar berwarna coklat. Besok ia akan meninggalkan Seoul dan mungkin tidak akan kembali. Kalau pun kembali, entah kapan. Ia melihat kamarnya sekeliling, semuanya begitu penuh dengan kenangan.
“ saeng-ku… sudah selesai berkemas?” Hee Chul masuk ke kamar.
“oppa… bisakah aku tidak ikut? Bolehkah aku tinggal saja disini?”
“itu tidak mungkin chagia… abushi dan oemma tidak akan mengizinkan kamu tinggal sendiri disini”
“kalau begitu oppa tinggal denganku. Aku mohon oppa!” Jae Na merengek
“tidak mungkin! Abushi pernah bilang kan? Abushi tidak akan membiarkan kita tinggal sendiri sebelum kita bekerja. Oppa belum bekerja kan?”
Jae Na menangis. “oppa jebal… aku tidak mau pergi dari sini. Aku mau disini. Oppa cari kerja sana… biar aku bisa tinggal disini”
“uljima (jangan menagis)… apa ini karena Kyu?”
“ mollayoe!!!(tidak tahu)”
“kamu menyukai Kyu?”
Jae Na geleng-geleng kepala. “ mollayoe…hanya  saja aku sering merasa aneh jika bersamanya belakangan ini. Apa itu namanya aku suka padanya? Tidak mungkin kan? Dia sahabat aku”
“adik kesayanganku ini memang masih labil. Sudahlah…Oppa janji kita akan kembali lagi ke sini.. tapi untuk sekarang dengarkan apa kata oppa” Hee Chul mengusap air mata Jae Na
“chinca oppa? Oppa janji kita akan kembali lagi  ke sini? Dan tinggal disini lagi?”
“ne…” Hee Chul tersenyum
“sesegera mungkin?”
Hee Chul hanya bisa membalas dengan senyuman.
***
“mianhae tunggu… Sung Min-ssi” Kyu Hyun berlari ke arah Sung Min
“ah.. Kyu Hyun-ssi! Ada apa?”
“ sudah beberapa hari ini aku tidak melihat Jae Na. ia juga tidak dapat di hubungi, apa kamu tahu sesuatu?”
Sung Min  tertawa kecil. “ bukannya kamu sahabatnya? Kenapa bisa tidak tahu? Apa lagi aku.”
“aku sibuk belakangan ini! Kamu tahu sesuatu?”
“ aku juga sudah lama tidak bertemu dengannya. Tapi tadi waktu di prodi, aku tidak sengaja melihat file mahasiswa transfer. Aku melihat nama Jae Na disitu”
“ Kim Jae Na?”
“ne… Kim Jae Na! ia sudah pindah ke China”
“mwo?” Kyu Hyun berlari begitu saja meninggalkan Sung Min
***
Kyu Hyun segera menuju rumah Jae Na. tetapi sayang, ia hanya bertemu pembantu keluarga Kim. Ia mengatakan kalau tuan Kim sekeluarga sudah berangkat ke bandara. Hari ini mereka akan pergi ke China. Kyu Hyun panik seketika.
Satu pertanyaan yang mengganjal pikiran Kyu Hyun, kenapa Jae Na tidak memberi tahunya dan pergu begitu saja? Kyu Hyun melaju kencang dijalanan dengan motornya. Ia harus sampai secepatnya di bandara.
***
Jae Na duduk sendiri di ruang tunggu bandara. Ayah dan ibunya sedang sibuk mengurus tiket dan password. Sedangkan Hee Chul mencari makanan ringan sembari menunggu pesawat. Jae Na menggenggam ponselnya erat, ponselnya dalam keadaan mati. Ia sengaja tidak mengaktifkannya sejak di Busan beberapa hari yang lalu.
Ia sangat yakin Kyu Hyun sedang berusaha mencarinya sekarang. Ia yakin Kyu Hyun sedang kesal karena ia mengingkari janji mereka. Kyu Hyun pasti sangat membencinya sekarang. Ia mengengam ponselnya semakin erat. Dadanya terasa sesak, airmata sudah siap untuk mengalir.
Hee Chul mengambil ponsel Jae Na dan mengaktifkannya. Jae Na hanya bengong. “ telepon Kyu sekarang. Nih!” Hee Chul menyodorkan ponsel.
“tapi oppa…!”
“Telepon cepat!”
Ragu-ragu Jae Na mengambil ponselnya dan hendak menelepon Kyu Hyun, tetapi ponselnya berdering terlebih dahulu. Kyu Hyun meneleponnya. “ Yumseo” jawabnya dengan suara gemetar.
“ Jae Na-ah.. kamu dimana? Kenapa tidak menceritakan semuanya padaku?” Kyu Hyun mondar mandir di ruang pengunjung bandara. Ia tidak di izinkan masuk ke ruang tunggu.
“mianhae… aku diruang tunggu bandara. Mianhae” tangis Jae  Na pecah
“uljima… kwaenchana! Jebal uljima”
“ne..” Jae Na mencoba tenang. “ aku pindah ke China hari ini. Mungkin aku tidak akan kembali. Mianhae, aku melanggar janji”
“kwaenchana…..maukahkan kau mendengar kata-kataku sampai selesai dan jangan memotongnya?”
“ne… aku janji!”
“Jae Na-ah kaja…” Hee Chul memanggil, karena sudah saatnya masuk ke dalam pesawat.
“tunggu sebentar…oppa”
“abushi…oemma..  aku masuk belakangan dengan Jae Na”
“ne…cepat ya?” kata ayah mereka
“gomawo oppa…” Jae Na mencoba tersenyum.
“ne…cepatlah!”
“mianhae terpotong…apa Kyu Hyun-ah?”
Kyu Hyun menarik napas panjang. “ Jae Na-ah… saranghae! Aku menyukaimu, sangat menyukaimu. Aku telah menyimpan perasaan ini sejak kita pertama bertemu dulu. Aku tidak pernah punya keberanian untuk mengatakannya padamu. Dan aku sempat berniat untuk tidak akan mengatakannya. Apalagi kamu telah menganggap aku sebagai sahabat baikmu. Aku tidak berharap kamu mau menerima cintaku. Aku sudah cukup senang melihat kamu tetap tertawa, jadi jangan pernah menangis. Sebenarnya, Aku juga sudah terlebih dahulu melanggar janji kita. Aku sudah merusak persahabatan kita dengan mencintaimu.  Aku sudah mencoba untuk mengubur perasaan ini dalam-dalam.  Tapi minhae, aku tidak bisa. Jongmal mianhae… aku rasa aku tidak memiliki kesempatan dilain waktu. Oleh sebab itu aku mengatakan ini sekarang. Jongmal mianhae… Jae Na-ah.” Kyu Hyun mengakhiri pengakuannya.
Jae Na hanya terdiam. Ia tidak menyangka Kyu Hyun akan mengatakan itu semua. “ kaja Jae Na-ah” Hee Chul menuntun ia pelan memasuki pesawat.
“sebentar lagi oppa!” kata Jae Na ke Hee Chul. “ Kyu Hyun-ah…kamu tidak salah, aku hanya belum bisa mengerti semua. Aku belum bisa mengerti perasaanmu. Tetapi aku akan kembali, dan  ketika aku kembali dan aku mengerti semuanya. aku akan memberikan jawabannya. Aku berjanji.”
“ne….” Kyu Hyun lega Jae Na tidak marah. “ aku janji akan menunggu sampai kamu kembali. Aku  janji tidak akan mengungkit ini lagi sampai kamu kembali ke sini. Aku janji menunggumu disini. “
“annyeong Kyu Hyun-ah!” Jae Na kembali menangis.
“annyeong…uljimaseyoe, jebal” sambungan telepon terputus.
***
Satu setengah tahun kemudian……
Jae Na sedang sibuk di depan laptopnya. Sudah merupakan kewajiban baginya untuk menceritakan semua kegiatannya kepada Kyu Hyun via e-mail. Namun sudah 2 minggu ini ia tidak sempat membalas maupun mengirimi Kyu  Hyun cerita-cerita serunya. Malam ini ia sudah berniat untuk bercerita panjang lebar kepada Kyu Hyun. Jae Na  mengecek e-mail masuknya.
Ada yang aneh, Kyu Hyun biasanya selalu membalas dan memberi tanggapan e-mailnya. Ia juga selalu megiriminya e-mail yang berisi kegiatan Kyu Hyu hari itu. Tetapi sekarang tidak ada sama sekali. Kiriman terakhir Kyu Hyun tertanggal 1 bulan yang lalu. Apakah Kyu Hyun sangat sibuk sehingga tidak sempat mengiriminya e-mail? Ponsel Jae Na berbunyi. Tertera nomor wilayah Korea disitu.
“yomseo?”
“Jae Na-ah?” kata orang di seberang.
“oppa? Kenapa menelepon dengan nomor telepon Korea?”
“oppa sedang di Korea. Ada urusan bisnis disini”
“Jadi oppa berbohong padaku kemarin? Katanya hanya keluar kota?” Jae Na marah
“mianhae.. oemma melarang aku memberitahumu. Bisa-bisa kamu mau ikut dan tidak ikut ujian!”
“oppa… jahat..” Jae Na kesal bukan main
“mianhae… dengarkan aku dulu sebentar” Hee Chul berubah serius.
“ada apa?” Jae Na penasaran
“Kyu Hyun mengalami kecelakaan 1 bulan yang lalu…”
Jae Na kaget setengah mati. Dadanya sesak luar biasa. “oppa ini tidak lucu” ia mencoba menghibur diri
“oppa serius… tetapi ia baik-baik saja sekarang. Tidak ada masalah yang berarti”
“oppa tidak bercanda?  Kyu Hyun benar- benar mengalami kecelakanan?… aku harus ke seoul!” Jae Na menahan tangisnya.
“ne…oppa sudah memberi tahu abushi dan oemma! Kamu boleh kesini… besok kamu sudah bisa berangkat.”
***
Jae Na tidak sabar menunggu tas pakaiannya. Ia tidak henti-hentinya melihat ke arah jam tangannya. Waktu berjalan terasa begitu lambat baginya saat ini. Hee Chul sudah menunggunya diluar. Setelah sampai dirumah ia berencana akan langsung ke rumah Kyu Hyun.
Tidak banyak yang berubah dengan Seoul. Seoul tetap indah di malam hari, bahkan lebih indah. Sepanjang perjalanan ke rumah Jae Na tidak berbicara sama sekali. Tidak secerewet dia yang biasanya.  Sesekali Hee Chul menanyakannya sesuatu untuk memecah keheningan.
“oppa… antar aku langsung ke rumah Kyu Hyun ya?”
“perlu oppa temani?” Hee Chul terdengar kaku
“ania…oppa istirahat saja! Oppa terihat capek” Jae Na tersenyum hangat. “kwaenchana oppa.. oppa bilang Kyu Hyun baik-baik saja. Aku hanya ingin melihatnya saja biar aku bisa tenang”
“ara… kamu bisa pulang sendiri?”
“ne..” Jae Na tampak ceria kembali. Ia sadar bahwa sikapnya sebelumnya membuat Hee Chul khawatir.
“bawa ponselmu dan hubungi oppa!”
“oke oppa!” Jae  Na turun dari mobil. “annyeong!”
Jae Na menghela napas panjang sebelum memasuki  halaman kediaman keluarga Cho, rumah Kyu Hyun. Ada rasa nervous yang menghalanginya memencet bel. #klek# seorang pemuda membuka pintu rumah. Pemuda itu melihat ke arah Jae Na. Jae Na sama sekali tidak mengenal sosok pemuda itu karena separuh wajahnya ditutupi syal tebal. Sekilas Jae Na seperti mengenal pemuda itu, tetapi pemuda itu tidak mengenalnya. Pemuda itu berlalu begitu saja. Jae Na akhirnya menekan bel. #ting tong#
“ siapa?” kata ibu Kyu Hyun
“ommoni… Kim Jae Na imnida. Jae Na”
“Jae Na-Ah” ibu Kyu Hyun membuka pintu. “ Lama tidak bertemu!”  ibu Kyu memeluk Jae Na erat. “ kamu sudah menjadi gadis yang sangat cantik sekarang”
“ne ommoni…” Jae Na celingukan. “ ajushi dan Kyu Hyun dimana?”
“Kyu Hyun appa masih di kantor. Kalau Kyu Hyun baru saja keluar.”
“Pemuda yang tadi? Itu Kyu Hyun? Kenapa ia tidak mengenaliku?” Jae Na bingung. “Syukurlah ia baik-baik saja”
“Soal itu Jae Na-ah..mianhae ommoni tidak mengabarimu. Ommoni tidak tahu harus menghubungimu kemana. Kamu tahu  kan Kyu Hyun yang menyimpan semua tentang kamu.”
“ah…kwaenchana ommoni. Kyu Hyun baik-baik saja aku sudah lega” Jae Na tersenyum.
“ mari duduk… ommoni ingin berbicara padamu”
“ne ommoni…”
“ appa dan oemmamu baik-baik saja kan?”
“ne…mereka berdua sehat. Walaupun appa sangat sibuk sekarang”
“Jae Na-ah… ada hal penting yang harus ommoni sampaikan padamu.”
“apa?”
“ Kyu Hyun memang terlihat baik-baik saja sekarang, tetapi sebenarnya ia mengalami amnesia medium akibat kecelakaan itu.”
“Morago? Aku tidak salah dengar kan ommoni?”
“ania… ia tidak mengingat sama sekali tentang beberapa hal. Ia juga tidak ingat dengan ommoni dan ajushi. Kami dengan susah payah menjelaskan semuanya padanya. Sekarang ia sedang dalam tahap penyembuhan. Ia masih belum ingat semuanya. Mungkin juga ia tidak ingat padamu”
Jae Na terkejut. Apakah itu sebabnya Kyu Hyun tidak mengenalnya tadi? “apa itu bisa disembuhkan ommoni?”
“kata dokter, itu masih bisa disembuhkan. Ia hanya harus rajin terapi. Ia juga membutuhkan bantuan orang sekitarnya untuk membantunya mengingat semuanya. Ommoni harap selama kamu disini, kamu bisa membantu. Kamu tahu sendiri, Kyu Hyun sangat dekat denganmu”
“ne …ommoni. Kalau aku boleh bertanya, kapan kecelakaan itu terjadi?”
“ sekitar bulan agustus kemarin… waktu itu ia pamit kepada ommoni untuk keluar membeli sesuatu”
“membeli sesuatu?”
“ne…. Katanya barang itu sangat special dan limited edition, jadi ia harus segera mengambilnya. Hanya itu yang ommoni tahu”
Jae Na berpamitan pulang kepada ibu Kyu Hyun. Ia mencoba berjalan dengan tegar. Ia tidak mau ibu Kyu Hyun melihatnya bersedih.  Jae Na telah keluar dari halaman kediaman keluarga Cho. Langkahnya kini berat, terseok-seok. Jae Na berjalan gontai menuju halte bis. Dari kejauhan ia melihat Kyu Hyun bersama seorang yoeja. Jae Na mencoba mendekat, ia mungkin bisa mangetahui apa yang mereka katakan.
“Soo Jung-ah… aku menyukaimu.” Kyu Hyun berbicara dengan serius
“chinca oppa?emmm…”
“ne… otthe (bagaiman?)”
“aku tidak tahu oppa” yoeja itu malu-malu
“kamu tidak menyukaiku?” Kyu Hyun berpura-pura sedih
“ania oppa… aku juga menyukai oppa”
“hehe… Soo Jung-ah! noemu kyawae(sangat cute)” Kyu Hyun merentangkan tangannya hendak memeluk yoeja itu.
“Kyu Hyun-ah..” Jae Na segera menghalangi. “annyeong…”
Kyu Hyun kesal karena kehilangan kesempatan emas. “ siapa kamu?”
“dia siapa oppa?” yoeja yang di panggil Soo Jung itu juga merasa terusik
“annyeong… Kim Jae Na imnida!” Jae Na mengulurkan tangannya
“ne… Jung Soo Jung imnida” Soo Jung membalas.
“Hey… Jae Na-ssi, apa aku mengenalmu?”
“kamu tidak ingat aku?” Jae Na terlalu berharap lebih. “ Aku Jae Na, sahabatmu! Tidak ingat sama sekali?”
“Ania…” Kyu Hyun mencoba mengingat. “ Kamu sahabatku?”
“ne… kita bersahabat sudah lebih dari 6 tahun! Tidak ingat”
“ania… Jae Na-ssi, aku akan mencoba untuk mengingatmu. Tetapi untuk sekarang aku ada urusan.” Kyu Hyun menggandengan tangan Soo Jung. “kaja… Soo Jung-ah”
“ne oppa…” Soo Jung menurut begitu saja. “Unnie… sampai ketemu lagi” ia berteriak kecil kepada Jae Na.
Jae  Na melambaikan tangannya. Ia hanya bisa menghela napas melihat Kyu Hyun pergi dengan Soo Jung. Kyu Hyun sungguh-sungguh tidak mengingatnya, ataubisa dikatakan tidak menenalnya sama sekali. Jae Na berusaha tegar,Cho Kyu Hyun-nya yang dulu pasti akan kembali.
***
Jae Na dan ibu Kyu Hyun sedang memasak di dapur. Mereka terlihat begitu antusia.  Apa lagi Jae Na membawa beberapa resep masakan China.
“ Jae Na-ah…kamu pintar sekali memasak sekarang. Padahal dulu kamu selalu menolak jika ommoni ajak memasak.”
“aku tidak menolak ommoni! Itu kan Kyu Hyun yang punya alasan, padahal aku mau sekali.”
“hahahha… benar begitu?”
“ aku  yakin itu karena ia tidak mau ommoni dan ajushi memakan masakanku yang tidak enak, bisa sakit perut nanti” Jae Na tertawa kecil
Ibu Kyu Hyun tidak mau kalah. “xixixi… Kyu Hyun memang begitu”
“aku kenapa oemma?” Kyu Hyun yang baru bangun tidur langsung menuju dapur.
“ yak.. Kyu Hyun-ah, mandi sana! Bau!!!” Jae Na menutup hidungnya.
“bau? Enak saja…” Kyu Hyun mulai usil. “ coba saja cium, bau tidak?”
“shiroe…” Jae Na menutup seluruh wajahnya dengan tangan
“hey… kalian berdua ini, selalu begitu. Kita sedang buat makanan, jangan bermain disini!”
Kyu Hyun baru sadar sesuatu. “ hey… siapa namamu tadi?”
“ Jae Na, Kim Jae Na? kamu tidak ingat?”
“ngapain kamu disini pagi-pagi?” Kyu Hyun jutek
“membantu ommoni memasak, aku memang selalu kesini kan?”
“Kyu Hyun-ah…  ini Jae Na, sahabatmu. Kamu tidak ingat? Terus tadi candaan kalian setiap hari kan?”
“mwo? Aku selalu melakukan hal tadi kepadanya? Oemma jangan mengada-ada deh” Kyu Hyun tidak percaya
“ Kyu Hyun-ah, kamu benar-benar tidak ingat?”
Kyu Hyun mencoba mengelak. “ aku rasa tadi aku hanya reflex. Sudahlah, aku mau mandi” ia pergi begitu  saja.
“Kyu Hyun-ah…” ibu Kyu Hyun memanggil
***
“kenapa kamu mengikuti aku terus?” Kyu Hyun kesal karena Jae Na mengikutinya terus
“ aku tidak mengikuti… aku mau kesana!” Jae Na segera berjalan mendahului Kyu Hyun
Mereka berdua tiba di sebuah café ice cream. Café itu adalah tempat favorite mereka dulu.
“annyeong… unnie, ice cream coklat almoldnya 2” Jae Na memesan ice cream
Kyu Hyun tertawa mengejek. “ banyak sekali pesan ice creamnya? Kamu semua yang makan?”
“ania… untuk kamu satu! Ice cream favorite kita coklat almond kan?”
“mwo?” Kyu Hyun berusaha acuh tak acuh. “ aku tidak suka coklat almond! Minggir.. aku mau pesan”
Jae  Na hampir jatuh didorong Kyu Hyun. “Kyu Hyun-ah..”
“we?” Kyu Hyun sama sekali tidak menoleh. “ ice cream blueberry coklat satu”
“Kyu Hyun-ah… kamu alergi blueberry! Jangan pesan itu”
“minggir…” Kyu Hyun menuju tempat duduknya dengan ice cream pesanannya. “jangan mengikutiku lagi”
Jae Na harap-harap cemas melihat Kyu Hyun. Ia hanya bisa memantaunya dari  meja seberang. Sampai saat ini ia belum menyentuh blueberry coklatnya. Ia masih asyik dengan bukunya. Jae Na masih bisa tenang, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Kyu Hyun memang keras kepala,  namun dulu ia selalu mau mengalah dengannya. Dengan buku ditangannya itu berarti Kyu Hyun sedang menunggu seseorang
“oppa…” Soo Jung menuju tempat duduk Kyu Hyun. “oppa sudah lama menunggu?”
“ania…” Kyu Hyun menutup bukunya.
“baguslah…” Soo Jung melihat ke atas meja. “oppa… kenapa oppa tidak memesan coklat almond? Bukannya itu favorite oppa?”
“oh…ini ice creammu, kamu lebih suka ice creamnya sedikit mencairkan?”
“ne…gomawo oppa!” Soo Jung terlihat senang. “ aku sampai kaget melihat oppa memesan ice cream blueberry coklat, oppa kan alergi”
Jae Na kaget mendengar percakapan mereka. Ternyata tubuh Kyu Hyun secara tidak sadar masih melakukan kebiasaannya dahulu. Jae Na merasa ada kesempatan besar untuk mengembalikan ingatan Kyu Hyun.
***
Kyu Hyun sedang sibuk membantu ibunya menanam bunga siang ini. Ia tidak ada janji dengan Soo Jung. Soo Jung membatalkan janjinya kemarin karena ada kuliah tambahan.  Ia juga memang sudah berjanji akan membantu ibunya untuk merapikan taman.
“Kyu Hyun-ah…” Jae Na berlari kecil sambil melompat-lompat. “kamu sedang sibuk merapikan taman? Aku bantu ya?”
“ tidak perlu!” Kyu Hyun melihat sekitar, apakah ibunya ada atau tidak. “ Buat apa kamu kesini? Tidak ada kerjaan lain??”
“ne…tidak ada.”
“tidak kuliah?”
Jae Na geleng-geleng kepala. “ aku tidak kuliah disini.”
“weo?” Kyu Hyun mulai penasaran.
“aku memang tidak tinggal disini lagi. Aku tinggal di China sekarang. Kamu lupa?” Jae Na menggoda Kyu Hyun
“oh… kamu tinggal di China. Baguslah..jadi sebentar lagi kamu akan pergi?”
“sepertinya begitu… tapi aku harap bisa tinggal”
Kyu Hyun kembali sibuk memindahkan tanaman ke pot yang lebih besar. “ Jae Na-ssi! Apa kamu menyukaiku?”
“ne?” Jae Na kaget dengan pertanyaan Kyu Hyun
“kamu menyukaiku kan? Kamu pura-pura mengaku menjadi sahabatku, supaya kamu bisa dekat denganku? Jae Na-ssi… tidak mungkin seseorang yang telah saling kenal 6 tahun lebih tidak akan jatuh cinta satu sama lain. Cerita persahabatan yang kamu ceritakan itu sangat jelas kebohongnya. Aku minta sekarang kamu jujur, apa hubunganmu denganku dulu? Kenapa kamu begitu ingin ingatan aku kembali?”
“Kyu Hyun-ah” Jae Na tidak tahu harus berkata apa.
“aku tahu.. jangan-jangan kamu adalah salah satu yoeja yang aku tolak. Terus sekarang kamu mau memodifikasi ingatanku, seolah-olah  aku mencintaimu dulu? Begitu?”
“diam… Kyu Hyun-ah, aku bukan orang seperti itu. Kenapa kamu tidak bisa mengingat sedikit tentang aku? Apa kamu memang sengaja tidak mau? Apa karena aku tidak secepatnya menepati janjiku padamu?”
“janji? Janji apa?” Kyu Hyun tersenyum licik. “ apa lagi ini? Janji? Jae Na-ssi…. Lebih baik kamu kembali ke China. Tidak ada gunanya kamu disini. Aku sudah cukup senang dengan kehidupanku sekarang. Satu hal, jangan pernah mengikat janji pada seseorang. Itu pelajaran yang bagus”
Jae  Na hanya bisa menahan tangisnya. Ia tidak mau terlihat menangis didepan Kyu Hyun. Ia sudah berjanji tidak akan menangis.
***
Jae  Na tetap tidak menyerah. Ia terus saja datang ke rumah Kyu Hyun. Mengikuti kemanapun Kyu Hyun pergi. Namun ia tetap menerima celaan dari Kyu Hyun. Ia juga harus sanggup melihat Kyu Hyun dengn Soo Jung, sepertinya mereka berdua memiliki hubungan khusus.
“kamu tidak bosan mengikuti aku kemanapun?” Kyu Hyun sudah naik pitam sekarang.
“ania…” Jae Na menjawab cuek
“mau kamu apa sih? Sana kembali ke China”
“aku hanya mau ingatanmu kembali”
Kyu Hyun memegang kedua lengan Jae Na erat. “ ingatan aku kembali? Ingatan aku sudah kembali semuanya. Aku tidak mengingatmu, karena memang kamu tidak pernah berada di dalam ingatanku.” Ia mendorong Jae Na hingga terjatuh.
“aduh…” Jae Na mengaduh. Siku tangannya tergores dan terluka
“Jae Na-ah”membantu Jae  Na bangun. “Kwaenchana?”
“Ryeowook-ah…” Jae Na sedikit kaget.
Ryeowook adalah teman Jae Na semasa SMA dulu. Ia dan Kyu Hyun cukup dekat dan akrab dengannya.
“ne… annyeong!lama tida bertemu.. itu Kyu Hyun kan?”
Jae Na melihat ke arah Kyu Hyun yang hendak  masuk ke gerbang rumahnya. “ne…”
“aku dengar dia mengalami amnesia sekarang. Aku baru sempat ke sini lagi setelah menjenguknya dirumah sakit” sembari membantu Jae Na berdiri
“ne… ia sama sekali tidak mengenalku.” Jae Na menunduk lemas.
“ sabarlah.. ia pasti akan mengingatmu, hanya butuh waktu saja.” Ryeowook mencoba menenangkan
“ada perlu apa kamu dengan Kyu Hyun. Tumben sekali, biasanya kamu sangat sibuk mengurus perusahaan abushimu”
“ aku baru ingat menyimpan barang milik Kyu Hyun. Sebelum ia kecelakaan kemarin ia sempat meminta bantuanku untuk mendapatkan benda ini.”
“begitu? Baiklah…kamu temui Kyu Hyun saja. Aku pulang dulu”
“tidak ikut bersamaku?” Ryeowook menawari
“ania… Kyu Hyun sedang naik pitam! Bye Ryeowook-ah”
“ne”
Mereka berdua berjalan ke arah yang berlawanan. Kira-kira benda apa yang Kyu Hyun minta dari Ryeo Wook?
***
“kamu mau kemana lagi?” Hee Chul memergoki Jae Na yang hendak keluar pagi-pagi sekali
“oppa… morning!” Jae Na nyengir kuda
“mau ke Kyu Hyun lagi? Sudahlah Jae Na, kamu tidak perlu berusaha keras. Suatu saat Kyu akan ingat kembali”
“arayoe oppa! Hanya saja aku belum tentu bisa bertemu dengannya lagi nanti.”
“ Oppa sudah janji padamu, kita akan tinggal disini lagi.” Hee Chul tersenyum
“maksud oppa?” Jae Na harap-harap cemas
“ oppa ditempatkan di salah satu cabang perusahaan di Korea. Jadi, kamu bisa tinggal dengan oppa disini. Tetapi sebelumnya, kamu harus kembali ke China mengurus kepindahanmu”
“aku tidak salah dengar kan oppa?” Jae Na loncat kegirangan
“iya… lebih cepat lebih baik. Lusa kamu kembali saja ke China. Urus semuanya, dan kembali lagi ke sini”
“lalu appa dan oemma?”
“appa akan menghabiskan masa kontraknya dulu. Kira-kira 2 tahun lagi. Baru mereka akan menyusul.” Jae Na memeluk Hee Chul hangat. “gomawo…oppa!”
“ne… apa yang tidak buat saeng-ku tersayang!”
“oppa… aku harus memberitahukannya pada ommoni”
“ne”
***
Setelah memberi tahu ibu dan ayah Kyu Hyun tetang ia akan menetap lagi di Korea, Jae Na segera berlari menuju taman kota yang tidak jauh dari rumah Kyu Hyun untuk menyusul Kyu Hyun. Ia tidak yakin kalau Kyu Hyun akan senang apa tidak dengan ia akhirnya menetap di Korea lagi.
Jae Na susah payah mencari sosok Kyu Hyun di antara orang-orang yang sedang ber-jogging atau perpiknik di pagi yang hangat ini. Jae Na menemukan Kyu Hyun sedang duduk sendiri di bangku taman.
“Kyu Hyun-ah…” Jae Na menghampiri Kyu Hyun
“ Jae Na-ssi? Sedang apa kamu disini?” terlihat jelas kalau tadi Kyu Hyun sedang melamun
“ mencarimu… ada yang ingin aku bicarakan!”
“apa?” Kyu Hyun berubah lebih tenang sekarang
Jae Na sedikit heran dengan perubahan sifat Kyu Hyun. “emmm… Lusa aku akan kembali ke China! Aku harap, selama beberapa hari sebelumnya aku cukup membantu dalam mengembalikan ingatanmu. Mungkin aku tidak akan kembali dalam waktu dekat. Jadi rajinlah terapi, semoga ketika aku kembali kamu bisa mengingatku walau cuma sedikit. Gomawo… mianhae aku merepotkanmu!” Jae Na memilih segera pergi sebelum Kyu Hyun marah.
Tanpa diduga Kyu Hyun menghalangi Jae Na pergi. “ Jebal… jangan pergi lagi”
“mwo?” Jae Na menatap Kyu Hyun. “ Kyu Hyun-ah?”
“ jebal… tinggallah disini lebih lama.” Kyu Hyun memeluk Jae Na erat
“Kyu Hyun-ah…. Kamu?” Jae Na masih bingung
“ Mianhae… aku tidak mengenalmu. Aku membuatmu kesal belakangan ini. Mianhae….jongmal mianhae, aku melupakan semua tentang dirimu, terutaman janjiku”
“Kyu Hyun-ah…kamu sudah ingat?”
Kyu Hyun melepas pelukannya. “ne… aku ingat semuanya karena ini!” Kyu Hyun mengeluarkan kalung dengan bandul berbentuk sayap
“wah…yeppo!” Jae Na terpesona melihat keindahan kalung itu. “tapi bagaimana bisa kalung ini membuat ingatanmu kembali?”
“ karena kalung ini aku persiapkan khusus untukmu!”
“untuk aku?”
“ne…” Kyu Hyun terdiam sejenak. “emmm….”
“sarangahae!” Jae Na angkat bicara
“nde?”
“Saranghamnida… aku tidak berharap kamu masih memiliki perasaan yang sama denganku. Pokoknya aku telah menepati janjiku padamu. Inilah yang aku rasakan sejak aku memilihmu sebagai sahabatku”
“morago?” Kyu Hyun mulai usil
“saranghamnida Cho Kyu Hyun! Puas?”
“ne….” Kyu Hyun hendak memakaikan kalung itu. “ kalau begitu, kalung ini sah milikmu”
Jae Na tersenyum. “ apa maksud tulisan inisial ini?” Jae Na menemukan sesuatu yang aneh di bagian belakang bandul kalung
“saranghae….” Kyu Hyun memegang dagu Jae Na dan menciumnya.
Jae Na yang terkejut memejamkan matanya.
“otthe?” Kyu Hyun melepaskan bibirnya dari bibir Jae Na
“we?”
“Kamu benar tidak akan kembali?”
“ania… aku hanya kembali ke China untuk mengurus kepindahanku ke Korea”
“aigooo” Kyu Hyun menoyor kepala Jae Na. “kamu membuat aku khawatir saja”
“yakkk!!!!” Jae  Na kesal.
“mianhae” Kyu memeluk Jae Na erat. “ you are my lovely bestfriend, saranghae!”
“Saranghae!!!” Jae Na membenamkan dirinya dalam pelukan Kyu Hyun
“ jadi sekarang aku namjachingumu?”  Kyu Hyun usil lagi
“ania… kamu adalah namjachingu dan juga sahabatku!”

THE END

Tidak ada komentar: