Genre: Romance, Friendship
Length: One Shoot
Author: Choi Ye Joon
(mianhae apabila ada kesamaan nama tokoh dan tempat serta alur cerita.
Ini pure buatanku, tetapi mungkin ada kesamaan dengan FF lain. Mohon di
maafkan, namanya juga manusia)
“A Promise for You”
Kim Jae Na
sedang duduk sendiri di taman kota. Ia sedang menunggu seseorang. Suasana sore
itu sangat tenang. Beberapa orang terlihat sedang berpiknik atau berolah raga,
ada juga yang hanya berjalan-jalan santai. Jae Na termenung sejenak, ia
teringat akan kata-kata ayah dan ibunya tadi malam.
“Jae Na-ah…
jangan melamun sore-sore begini. Nanti ayam tetangga mati” Cho Kyu Hyun
menggoda Jae Na
Cho Kyu Hyun
adalah sahabat Jae Na. Mereka telah
bersahabat hampir 5 tahun. Berawal dari kelas 2 SMP. Kyu Hyun adalah murid pindahan
saat itu. Mereka punya hobi yang sama, intinya mereka sangat cocok.
“ice creamnya
mana?” Jae Na segera membuyarkan
lamunannya.
“ini…coklat
kan?” Kyu Hyun memberikannya ice cream itu
“ne… gomawo”
“kamu kenapa
melamun? Ada masalah? Atau kamu lagi mikir yadong ya?” Kyu Hyun menggoda
“morago?...
ania” Jae Na mecubit pelan Kyu Hyun
“terus apa?”
“Kyu Hyun-ah…
ada satu pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu?”
“apa?”
sesekali Kyu Hyun memakan ice creamnya
“aku heran,
kenapa kamu tidak pernah mengenalkan yoejachingu padaku?” kata Jae Na serius
“pertanyaan
itu lagi? Aku kan sudah bilang, mereka tidak penting. Nanti kalian bisa berantem lagi nge-rebutin aku”
Kyu Hyun tertawa kecil
Jae Na
cemberut. “serius tahu! Kamu tahu semua
namjachinguku, semua tentang aku kamu tahu. Jahat… kamu membuat aku merasa kalau
aku bukan sahabat yang baik bagimu.”
“sudahlah
lupakan! Sekarang kita lebih baik memikirkan masa depan saja. Jangan pacaran
terus. Jadi mahasiswa itu tidak gampang,
belajar saja”
“ara… kamu
pikir aku kayak mereka?” Jae Na menunjuk sepasang murid SMA yang sedang berjalan-jalan lengkap dengan
seragam dan tas sekolah
“ne… dasar
anak kecil” Kyu Hyun menarik hidung Jae Na
“yakkk…awas
kamu!” Jae Na membalas
Kyu Hyun dan Jae
Na saling kejar-kejaran. Tepat sekali seperti anak kecil. Tahun ini adalah
tahun pertama mereka memasuki universitas. Mereka benar-benar tidak
terpisahkan. Mereka sekolah di SMP, SMA
dan universitas yang sama. mereka memang telah berjanji akan selalu bersama.
***
“aku pulang!”
teriak Jae Na dari pintu depan
“selamat
datang!iiiih… urie dongsaeng!” Kim Hee Chul, kakak Jae Na, menyambutnya dengan
cubitan di pipinya
“oppa…sakit!
Lepaskan, aku bukan anak kecil tahu” rengek Jae Na
“aku bukan
anak kecil tahu!” Hee Chul mengikuti mimik Jae Na. “ Namjachingumu mana?”
“siapa?
Perasaan aku sekarang sedang tidak punya namjachingu”
“aigoo… namjachingu
sejatimu! Masak lupa?” Hee Chul tersenyum nakal
“siapa?
Oppa aneh deh!”
“Cho Kyu Hyun…
pura-pura lupa kamu!” Hee Chul menoyor kepala Jae Na
“dia bukan pacar
aku. Kita sahabat dekat, titik. Oppa selalu saja begitu”
“phabo… dia
suka kamu tahu! Aku setuju kamu pacaran dengan dia”
Jae Na
menutup telinganya. “aku tidak dengar….aku tidak dengar…aku tidak dengar” ia
berlari ke kamar.
“Jae Na-ah…
kasihan dia! Kamu harus mau jadi
yoejachingunya!” teriak Hee Chul sambil tertawa
Hee Chul
selalu saja menggoda Jae Na. Apalagi kalau Kyu Hyun datang ke rumah. Mereka
berdua hanya bisa bersabar menerima ejekan dari Hee Chul.
***
Kyu Hyun tidak henti-hentinya melihat ke layar
ponselnya. Jae Na tidak terlihat sejak tadi. Mereka berdua ada janji untuk
makan siang bersama siang ini. Beberapa kali ia telah mencoba menelepon Kim Jae
Na, tetapi ponselnya tidak aktif. Walaupun mereka mengambil jurusan yang
berbeda, mereka selalu menyempatkan diri untuk bertemu dan mengobrol. Tetapi
kali ini Jae Na menhilang begitu saja.
Ia tidak memberi kabar sama sekali sejak
tadi pagi.
Akhirnya,Kyu
Hyun memutuskan untuk mencari Jae Na ke kampusnya. Beberapa mahasiswi melihat
ke arahnya. Mana mungki tidak? Kyu Hyun sangat tampan. Ia tinggi, putih dan
terlihat jelas kalau ia juga pintar. Ia bukan tipe cowok yang jaga image.
Senjata rahasianya untuk menaklukkan hati para yoeja adalah senyum evilnya yang
membuat hati berdebar.
“mianhae….
Apa kau tahu Kim Jae Na?” tanya Kyu hyun kepada salah satu mahasiswi yang sejak
tadi terpesona melihatnya
“ania….”
Katanya dengan suara gemetar
“oh…gomawo”
“aku tahu!”
kata salah seorang yoeja.“tadi aku melihatnya di bagian Prodi!” suaranya juga
terdengar gemetar
“chinca?
Gomawo” Kyu Hyun tersenyum nakal
“ne…aku boleh
tahu namamu?” yoeja itu lagi
“Cho Kyu Hyun imnida” ia pergi meninggalkan yoeja itu
Terdengar
beberapa teriakan dari mahasiswi-mahasiswi itu. Kyu Hyun hanya tersenyum
menikmati kepopulerannya.
***
Jae Na
berjalan gontai. Pikirannya entah melayang kemana. Haruskah ia mengatakan
semuanya kepada Kyu Hyun? Tetapi ia tidak tega, ia tidak mau membuat Kyu Hyun
khawatir. Untuk saat ini ia tidak bisa mengatakannya.
“Jae Na-ssi…”
panggil seseorang.
“ne?” Jae Na
mencari sumber suara. “Sung Min Sunbae?”
“kamu mau
kemana?” tanyanya
“aku mau
makan siang dengan…” kalimat Jae Na terpotong
“kaja… aku
juga akan makan siang!” Sung Min mengandeng Jae Na
“tetapi
sunbae, aku sudah…”
“ayolah
jangan malu! Aku yang teraktir” Sung Min
memaksa dengan halus
“ne!” Jae Na
pasrah saja.
***
“gomawo
sunbae!” Jae Na melambaikan tangannya
“ne!” Sung
Min tersenyum. Ia pun pergi meninggalkan Jae Na di depan gerbang rumahnya
“siapa itu?”
Kyu Hyun mengagetkan Jae Na
“aigoo… kamu
mengagetkan saja. Itu Lee Sung Min,
sunbae aku!” Jae Na menjelaskan
“begitu? Jadi
kamu mematikan ponsel dan melupakan makan siang kita karena dia?” Kyu Hyun
berubah serius
Jae Na
melongo. “omo… mianhae! Ponsel aku
mati. Awalnya aku akan makan siang
denganmu, tetapi Sung Min sunbae memaksa aku makan siang dengannya”
“Baiklah, aku
mengalah saja. Hanya, kenapa makan siang
bisa sampai sore begini? Sampai diantar pulang segala. Kamu pacaran dengannya?
Ayo mengaku, Jae Na-ah” goda Kyu Hyun
“dia…dia….dia…”
Jae Na bingung.
“weo?” Kyu
Hyun tersenyum evil. “kamu suka dia kan?”
“ne…joahe!
Puas!!” Jae Na kesal. Ia berjalan ke arah rumah dengan kesal
“yakkk….
Ye In-ah! Kamu marah? Aku hanya
bercanda”
Jae Na tidak
mau memperdulikan Kyu Hyun. Ia mengomel sendiri dalam hati.
***
Jae Na
termenung sendiri di kamarnya. Belakangan ini ia memang sering melamun. Banyak
hal yang ia pikirkan, namun ia tidak dapat menceritakannya kepada Kyu Hyun.
Biasanya Kyu Hyun akan menjadi penolongnya disemua masalah yang ia hadapi,
tetapi untuk sekarang ini tidak.
#tok…tok…tok#
Seseorang mengetok pintu kamar Jae Na.
“kamu
kenapa?” Hee Chul masuk tanpa dipersilahkan
“oppa… obsoe
(tdk ada)!” Jae Na mencoba tersenyum
“Kyu Hyun
belum tahu?”
Jae Na
mengangguk. “aku tidak berani memberi tahunya. Aku takut dia marah!”
“kalian sudah
dewasa, masalah seperti ini bukan sesuatu yang perlu dibesar-besarkan”
“aku tahu
oppa! Tetapi ini tidak segampang itu.” Jae
Na kesal
“Sudahlah
terserah kamu” Hee Chul pasrah
“oppa… jangan
menyerah gitu dong! Bantu aku” rengek Jae Na
“Sudah malam,
tidur saja” Hee Chul melempar bantal ke Jae Na
***
“Jae Na-ah…
kamu punya hubungan apa dengan Kyu Hyun-ssi?” tanya Sung Min
“dengan Kyu
Hyun? Kita sahabat dekat” jawab Jae Na percaya diri
“cuma itu?”
Sung Min tidak percaya
“ne… sahabat
dekat!”
“aku kira
kamu pacaran sama dia” Sung Min tertawa
“ania”
“emmm… jadi
aku bisa jadi namjachingumu?” tanya Sung Min mendadak
“morago?”
“kalau kamu
tidak mau juga tidak apa-apa!”
“nde?” Jae Na
makin tidak percaya dengan apa yang baru saja
ia dengar
“Tetapi aku
bisa mengulang lagi pertanyaanku suatu saat kan?”
“nde?....emmmm
sunbae, aku ada kelas. Aku pergi” Jae Na meninggalkan Sung Min begitu saja.
***
Kyu Hyun
duduk sambil membaca buku di sebuah café ice cream favoritnya. Seperti biasa ia
sedang menunggu Jae Na. Mereka ada janji untuk jalan-jalan malam ini. Sudah
lama mereka tidak bermain karena jadwal kuliah mereka yang tidak pernah
mengizinkan mereka bertemu.
Sesekali Kyu
Hyun melirik dari ujung bukunya beberapa yoeja yang histeris melihatnya. Kyu
Hyun semakin menebar senyum untuk meluluhkan hati mereka. Siapa yang tidak akan
histeris melihatnya. Apalagi dengan kemeja biru shapire yang ia pakai
membuatnya terlihat begitu berkharisma.
“hey…tebar
pesona saja” Jae Na memukul pundak Kyu Hyun
“kamu ini,
sudah datang telat menganggu lagi!” kesalnya
“Kyu Hyun-ah…
kamu baca buku apa sih? Cara menggaet pacar?” ejek Jae Na
Kyu Hyun
menutup bukunya. “ania… cara membuat kamu
suka aku?” candanya
“mwo? Aneh…
aku mau cerita”
“silahkan
nona!”
“Sung Min
sunbae meminta aku menjadi pacarnya. Otthoke?”
“mwo?
Morago?” Kyu Hyun kaget
“iiih…. Sung
Min sunbae menyukaiku”
“hahhh…
jangan mau! Aku tidak setuju!”
“weo?
Biasanya kamu mendukung aku?” Jae Na bingung
“Kita sudah
kuliah, seharusnya lebih konsentrasi pada kuliah. Kamu tidak boleh pacaran!!!”
Kyu Hyun ngotot
“mwo? Kamu
aneh deh.”
“Pokoknya
jangan bilang iya ke Sung Min…ara?”
“ne.. kenapa
kamu jadi serius begini? Oke, aku tidak akan terima. Puas? Aku mau ice cream
coklat almond, cepat pesan.”
Kyu Hyun pun
pergi memesan ice cream untuk Jae Na. Jae Na geleng-geleng kepala mengingat
alasan Kyu Hyun melarangnya berpacaran dengan Sung Min. Tetapi ia tidak mau
ambil pusing, mungkin Kyu Hyun hanya bercanda.
Kyu Hyun
datang dengan pesanan ice cream Jae Na. “ini nona!”
“huuu..” Jae
Na pura-pura cemberut
“ tidak mau?
Ya sudah!”
“ania…” Jae
Na nyengir. “ Kyu Hyun-ah… besok kamu ada acara?”
“ania…weo?”
“jemput aku
ya? Kita keluar” Jae Na menyendok ice creamnya dan melahapnya
“tumben?”
“ aku mau
mengenalkan kamu pada seseorang!”
“shiroe!”
tolak Kyu Hyun ketus
“we… ayolah.
Sekali-kali aku kenalkan kamu dengan yoeja. Dia cocok buatmu, mungkin kalian
bisa lebih dekat lagi.”
“aku sudah
punya yoejachingu” Kyu Hyun kembali membaca bukunya
“Chinca?
Siapa? Kenalkan dong”
“kapan-kapan
saja! Suatu saat nanti”
“aigooo… kamu
pasti bohong” goda Jae Na
“ serius…
nanti aku kenalkan”
“ara…” Jae Na
menyerah
***
“gomawo!” Jae
Na memberi hormat
“semoga kamu
tetap berhasil disana” kata pegawai
prodi
Jae Na segera
keluar dari ruangan itu. Segala urusan
dengan universitas sudah beres. Sekarang tinggal bagaimana cara ia
mengatakannya pada Kyu Hyun. Jae Na berpikir keras tentang itu. Tanpa ia
sadari, ia menabrak seseorang di dekat pintu masuk ke ruang kelas.
“mianhae…”
“yak… Jae Na-ah!”
Kyu Hyun menyapa
“eyyy…ndo?
Ngapain disini?”
“ mencari
kamu lah! Memangnya ada yang lain?”
“oh…ada apa?”
“ aku ada
ti…” kalimat Kyu Hyun terpotong oleh suara ponsel Jae Na
“tunggu!” Jae
Na segera mengangkat telepon. “yumseo sunbae!”
“kamu
dimana?” kata Sung Min di telepon
“Baru mau
masuk kelas! Weo?”
“ada kuliah?
Rencananya aku mau meminta bantuanmu, tetapi kalau tidak bi….”
“ania sunbae…
aku bisa! Aku tidak ada kelas”
“oke… aku
tunggu di depan!”
“ne” Jae Na
menutup telepon. “ada apa Kyu Hyun?”
“ania…” Kyu
Hyun menghela napas. “ aku dapat tiket nonton film, dan aku….akan mengajak
yoejachinguku menonton sekarang”
“emmm… bagus!
Cuma itu?”
“ne”
“aku pergi
dulu… Sung Min sunbae menunggu. Selamat menonton!” Jae Na meninggalkan Kyu Hyun
sendiri.
***
Seperti biasa
bioskop tidak pernah sepi. Kyu Hyun termenung sendiri menunggu film yang akan
ia tonton diputar. Sebuah popcorn berukuran besar dan segelas besar minuman
sudah siap sedia. Dua buah tiket film terselip disaku celananya. Ia berencana
untuk mengajak Jae Na menonton, tetapi ia tidak punya kesempatan mengajaknya.
Kyu Hyun menghela napas menghadapi nasibnya.
“Sunbae…
katanya mau meminta bantuanku, tetapi kenapa ke bioskop?”
“ memang aku
meminta bantuanmu kan? Bantu aku memanfaatkan tiket ini” Sung Min menunjukkan 2
buah tiket film
“ hahhh…
terserah sunbae deh!”
“ berhentilah
memanggil aku sunbae…panggil saja oppa”
“weo?” Jae Na
bingung
“lebih santai
saja”
“ne…oppa” Jae
Na melihat seseorang dari kejauhan. “ Kyu Hyun? Oppa sebentar” ia menghampiri
orang itu. “ Kyu Hyun-ah!”
“ sedang apa
disini?” Kyu Hyun kaget mendapati Jae Na di depannya. “ katanya pergi dengan
Sung Min?”
“memang
denganku!” Sung Min tiba-tiba sudah berada didekat Jae Na.
“oh…oppa mengagetkan.
Oppa ini Kyu Hyun, Kyu Hyun ini Sung Min oppa. Kalian berdua belum berkenalan
langsung kan?”
“aku sudah
kenal dia kok!” Kyu Hyun ketus
“aku juga”
Sung Min tidak mau kalah.
“
yoejachingumu mana? Aku tidak melihatnya dari tadi?”
“emmm…soal
itu! Emmmm…” Kyu Hyun terbata
“Ia tidak
bisa menonton karena ada janji dengan ibunya untuk ke salon bersama?” tebak
Sung Min
“ne… benar
sekali!” Kyu Hyu nyengir kuda
“oh begitu” Jae
Na percaya begitu saja. “ sepertinya kita akan menonton film yang sama. kaja…” Jae Na memasuki ruang theater
pertama.
“ kaja… Kyu
Hyun-ssi” Sung Min membuyarkan lamunan Kyu Hyun
***
“ Oppa… aku
pulang dengan Kyu Hyun saja! Rumah kami searah!”
“ nde?” Sung
Min ditinggalkan sendiri oleh Jae Na
“Kyu
Hyun-ah…tunggu aku!” Jae Na berlari mengejar Kyu Hyun. “ Aku pulang denganmu
ya?”
“weo? Terus
Sung Min-sii?” Kyu Hyun tidak menyangka Jae Na akan pulang dengannya
“kamu tidak
suka? Bukannya kamu mau aku jangan dekat-dekat dengan Sung Min oppa?”
“Iya sih!
Tetapi….”
“weo?” Jae Na
mengerutkan keningnya
“ania… kaja!”
Jae Na
berpegangan erat pada pinggang Kyu Hyun. Tiba-tiba jantungnya berdetak dengan
cepat. Tidak biasanya ia begitu. Perasaan apa yang merasukinya? Jae Na mencoba
untuk tenang. Ia menarik napas panjang, berharap detak jantungnya akan kembali
normal. Tidak berhasil, detak jantungnya semakin kencang.
“Jae Na-ah…
kamu tidak kedinginan kan?” Kyu Hyun memegang tangan Jae Na yang melingkar di
pinggangnya
“Ania….” #deg
deg deg deg# “kwaenchana! Konsentrasi saja pada jalan” suara Jae Na terdengar
gemetar
Kyu Hyun
menghentikan motornya. “ pakai jaket ini” ia melepaskan jaketnya.
“tidak perlu…
aku tidak apa-apa” Jae Na tetap kukuh pada pendirian
“Jangan keras
kepala… jelas-jelas kamu gemetar kedinginan”
Kyu Hyun
memakaikan jaketnya. #deg deg deg# Pipi Jae Na berubah merah.
“Jae Na-ah…
pipi kamu merah. Kamu deg-degan dekat
aku?” goda Kyu Hyun
“ania....merong!”
“ara…. Bercanda!
Kalau tidak pakai jaket kamu bisa demam. Kenapa tidak pulang dengan Sung Min
saja. Pakai mobil tidak akan kedinginan kan?”
“yakkk…. Kamu
tidak senang aku lebih memilihmu?”
“weo?” Kyu
Hyun tersenyum evil
“kamu….kamu…kamu
sahabat aku kan? Bestfriend is everything. Ara?”
“ne… arasoe!
Kaja”
***
Hee chul
duduk santai di beranda rumah. Ia sedang asyik menghitung bintang. Sebuah earphone melekat
ditelinganya. Sekali-kali kepalanya mengangguk-angguk mengikuti irama musik.
Terdengar suara motor memasuki halaman rumah. Tentu saja ia tidak mendengar
suara motor itu, hanya lampu motor yang menyilaukan matanya.
“yak…” Hee
Chul kesal
“Mianhae
hyung…” Kyu Hyun meminta maaf atas keusilan yang disengaja
“kamu ini…
eyyy! Jae Na-ah…sudah sampai kenapa lengket dipunggung Kyu Hyun?”
“Jae Na-ah…sudah
sampai” tidak ada jawaban. “Jae Na-ah!” Kyu Hyun mencoba menggoyangkan tubuh Jae
Na pelan
“aigoo… anak
ini tidur. Tetapi kenapa pelukannya erat sekali?”
Kyu Hyun
tertawa kecil. “ dia terlihat begitu nyenyak. Hyung…bantu!”
“Ara…” Hee
Chul segera mengendong Jae Na dan menidurkannya di sofa ruang keluarga
“kok Jae Na ditidurkan disitu Hyung? Nanti dia bisa flu”
“Biar dia
bangun sendiri nanti. Bisa keenakan dia aku gendong sampai kamarnya. Berat
tahu!” Hee Chul kembali ke kegiatannya semula. “ mau menemaniku atau apa nih?”
Hee Chul bingung melihat Kyu Hyun yang masih berdiri di samping kursi malasnya
“ania hyung…
Kalau hyung tidak bisa,biar aku saja yang membawa Jae Na ke kamarnya”
“Terserahlah!”
Hee Chul tidak peduli
“ne Hyung”
Kyu Hyun terlihat girang
***
Jae Na
pelan-pelan mengendap menuju dapur. Perutnya sudah keroncongan sekali. Tadi ia
tidak bisa makan malam. Ia tidak mau bertemu dengan Hee Chul karena suatu
alasan. #kriiiekkk# langkah kaki Jae Na terdengar begitu jelas di tangga. Ia
mencoba berjalan lebih hati-hati lagi.
“yakkk….
Sedang apa kamu? Kenapa mengendap-endap seperti maling?”
“oppa… annyeong!”
Jae Na membalik badanya dan hendak kembali ke kamar
“weo? Kamu
takut oppamu ini akan membongkar rahasiamu?”
“ania oppa…rahasia
apa?” Jae Na mencoba terdengar tenang dan tidak tahu apa-apa.
“aku heran…
kenapa kamu pura-pura tidur tadi?”
Jae Na
kelabakan. Ia sudah menyangka kalau Hee
Chul menyadari aktingnya. “itu oppa…itu….”
“kamu suka
Kyu Hyun?”
“nega
wae?(kenapa aku?) ania…” Jae Na reflex teriak
“jawabnya
biasa saja! Kalau kamu suka bilang oppa saja. Kenapa sekarang kamu rahasian
sama oppa?”
“soal itu…
aku tidak tahu oppa! Tidak mungkin aku suka Kyu Hyun. Dia sahabat aku. Kita
sudah bersahabat 5 tahun, oppa!” Jae Na mencoba mengklarifikasi. “5 tahun!”
“itu
sebabnya…kamu sudah mengenal dia 5 tahun. Sangat tidak mungkin kalau perasaan
itu tidak tumbuh”
“tapi oppa…
aku yakin kalau aku tidak menyukai Kyu Hyun lebih dari sebagai seorang sahabat”
Jae Na mencoba terdengar yakin.
“terus
bagaimana kalau Kyu Hyun menyukaimu? Mencintaimu?”
Jae Na
tertawa kecil. “tidak mungkin oppa. Sekarang Kyu Hyun punya yoejachingu.”
“siapa?”
“tidak tahu!”
“Kyu Hyun
membohongimu…coba kamu pikir!”
“emmm….ania!
Kyu Hyun tidak pernah berbohong padaku. sudahlah…aku lapar” Jae Na tanpa ragu
meninggalkan Hee Chul sendiri.
“hey…aku
belum selesai” Hee Chul mengikuti.
“apa lagi oppa?”
Jae Na mencoba acuh tak acuh dan mencari makanan di dapur.
“kamu sudah
bilang padanya kalau 2 minggu lagi kita akan pindah ke China?” Hee Chul berubah
serius
“aku belum
sempat oppa!” Jae Na terdengar malas membahas masalah itu
“weo? Kamu
memang tidak mau bilang padanya kan?”
“ania… aku
hanya menunggu waktu yang tepat saja”
“kapan?
Sebaiknya kamu bilang sekarang. Begini sikap seorang sahabat, menyembunyikan
sesuatu yang penting dari sahabatnya?”
“oppa… ini
tidak semudah itu. Aku merasa aku telah melanggar janji”
Hee Chul
tertawa. “ Jae Na-ah… kalian sudah dewasa. Tidak perlu mempermasalahkan janji
kalian saat itu. Itu hanya janji seorang anak kecil. Aku yakin Kyu Hyun akan
mengerti”
“aku rasa
juga begitu, tapi…”
“apa lagi!
Bilang saja pada Kyu Hyun… kamu akan
pindah ke China“
“Arayoe… aku
akan bilang!”
***
“Jae Na-ah…
Tunggu!” Kyu Hyun mengejar Jae Na
“iya aku
tunggu!”
Kyu Hyun
menggandeng tangan Jae Na. “sudah lama
tidak jalan-jalan seperti ini. Jadi mahasiswa memang merepotkan. Tugas selalu
menumpuk”
“ ne…” Jae Na
menatap Kyu Hyun. #deg deg deg# detak jantungnya kembali tidak terkontrol. Jae
Na segera melepaskan genggaman tangan
Kyu Hyun
“kamu
kenapa?” Kyu Hyun panik
“tidak ada…
hanya tiba-tiba perasaanku tidak enak”
“kamu sakit?
Jae Na-ah…”
Jae Na menarik
napas tidak teratur. “ania… aku hanya tersedak tadi”
“tersedak?”
“lupakan… Kyu
Hyun-ah, hari ini dan beberapa hari kedepan aku mau kita bermain sepuasnya. Jalan-jalan
sepuasnya, sampai kita tidak sanggup lagi. Aku yang teraktir.”
“ha?” Kyu
Hyun bingung
“ untuk hari
ini….” Jae Na berpikir sejenak. “aku mau makan sepuasnya! Kita ke hongdae
yukkk… trus ke myondeong, trus ke?”
“siap nona
Kim… aku tidak mengerti apa yang terjadi padamu. Tetapi, Kaja!”
Kyu Hyun dan
Jae Na menghabiskan waktu bersama hari ini. Senang, bahagia, semuanya bercampur
aduk. Tetapi Jae Na mempunyai sesuatu yang mengganjal di hati. Haruskah ia
mengatakannya sekarang pada Kyu Hyun? Jae Na tidak memiliki keberanian. Ia
takut Kyu Hyun akan kecewa padanya. Jae Na akan membiarkan kesenangan yang ada
hari ini mengalir lancar tanpa hambatan.
***
Pagi-pagi
sekali Jae Na sudah rapi. Ia berdandan dengan baju terbaik dan
ternyamannya. Hari ini, hari ke-2 rencana jalan-jalannya dengan Kyu Hyun. Ia
harus memberikan kesan yang menyenangkan
kepada Kyu Hyun sebelum ia pergi.
“oemma… aku
berangkat!”
“ne…
hati-hati!” kata oemma lembut
“arasoe
oemma” Jae Na berlari kecil keluar rumah. “annyeong oppa!”
Hee Chul
sedang menyiram bunga. “ mau kemana saeng-ku?”
“ mau ke
kampus!” jawab Jae Na santai
“mwo?
Bukannya kamu sudah bukan mahasiswi di sana lagi?”
“memangnya
tidak boleh? Aku mau ketemu Kyu Hyun”
“oh… sudah
kasih tahu Kyu?” Hee Chul menyelidiki
Jae Na
mencoba berbohong. “ sudah… sudah kemarin”
“ Jangan
bohong! Oppa tahu kamu sedang bohong”
Jae Na segera
menghentikan kebiasaan yang ketika berbohong akan memainkan kukunya. “ ania
oppa!”
“chinca?”
“ne… sudah
deh oppa! Aku pergi dulu…annyeong”
***
“yumseo!” Jae
Na menelepon Kyu Hyun
“ne… Jae Na,
mianhae!” Jawab Kyu Hyun
“nde?”
“Hari ini dan
3 hari ke depan aku tidak bisa menemanimu jalan-jalan. Aku ditunjuk dosen
sebagai panitia untuk acara minggu depan di kampus. Mianhae…jongmal mianhae”
“ne… ara! Aku
bisa jalan-jalan sendiri kok” Jae Na mencoba untuk terdengar tidak kecewa
“ oh ya… hari
sabtu besok aku mungkin bisa! Bagaimana?”
“emmm… aku
kabari besok deh! Eh….sudah dulu, dosenku datang” Jae Na menutup telepon.
Jae Na
melihat ke kejauhan. Ia melihat Kyu Hyun memasukkan ponselnya ke saku celana.
Kyu Hyun terlihat sibuk dengan berbagai selebaran yang ia bawa. Seorang yoeja
datang menghampiri Kyu Hyun. Ia terlihat akrab dengan yoeja itu. Yoeja itu juga
sangat cantik, Kyu Hyun tersenyum pada yoeja itu. #deg deg deg#
“yakkk… Jae
Na-ah, kamu kenapa?” Jae Na berbicara kepada dirinya sendiri. “ Kenapa jantungku
sering berdetak tidak menentu sekarang? Apa aku sakit jantung? Phabo…” ia
memukul kepalanya sendiri. “aduh…sakit”
Akhirnya
Jae Na memilih pergi dan pulang ke
rumah.
***
Sabtu siang
Kyu Hyun sudah siap sedia di depan rumah
Jae Na. rumah itu terlihat sepi. Biasanya ada Hee Chul yang
bermalas-malasan di beranda rumah atau ibunya yang sibuk taman. Tetapi sekarang
tidak ada satu orang pun. Dari tadi ia mencoba menelepon Jae Na, tetapi tidak
bisa tersambung. Akhirnya ia memutuskan menjemputnya langsung ke rumah. Kyu
Hyun memencet bel rumah beberapa kali.
“ Kenapa
tidak ada orang?” Seseorang membuka pintu. “Jae Na-ah…” Kyu Hyun kecewa karena
itu bukan Jae Na
“ tuan muda
Kyu Hyun?”
“oh… bibi!
Jae Na mana?”
“nona dan
yang lain sedang ke Busan.”
“mengunjungi
nenek dan kakeknya?”
“ne…”
pembantu keluarga Kim menjawab dengan hormat
“kapan
kembali?”
“tidak tahu!”
“baiklah bi…
aku pulang saja.” Kyu Hyun melangkah pulang.
***
Jae Na
memasukkan barang-barang ke dalam tas dan kotak-kotak besar berwarna coklat.
Besok ia akan meninggalkan Seoul dan mungkin tidak akan kembali. Kalau pun
kembali, entah kapan. Ia melihat kamarnya sekeliling, semuanya begitu penuh
dengan kenangan.
“ saeng-ku… sudah
selesai berkemas?” Hee Chul masuk ke kamar.
“oppa…
bisakah aku tidak ikut? Bolehkah aku tinggal saja disini?”
“itu tidak
mungkin chagia… abushi dan oemma tidak akan mengizinkan kamu tinggal sendiri
disini”
“kalau begitu
oppa tinggal denganku. Aku mohon oppa!” Jae Na merengek
“tidak
mungkin! Abushi pernah bilang kan? Abushi tidak akan membiarkan kita tinggal
sendiri sebelum kita bekerja. Oppa belum bekerja kan?”
Jae Na
menangis. “oppa jebal… aku tidak mau pergi dari sini. Aku mau disini. Oppa cari
kerja sana… biar aku bisa tinggal disini”
“uljima
(jangan menagis)… apa ini karena Kyu?”
“ mollayoe!!!(tidak
tahu)”
“kamu
menyukai Kyu?”
Jae Na
geleng-geleng kepala. “ mollayoe…hanya
saja aku sering merasa aneh jika bersamanya belakangan ini. Apa itu
namanya aku suka padanya? Tidak mungkin kan? Dia sahabat aku”
“adik
kesayanganku ini memang masih labil. Sudahlah…Oppa janji kita akan kembali lagi
ke sini.. tapi untuk sekarang dengarkan apa kata oppa” Hee Chul mengusap air
mata Jae Na
“chinca oppa?
Oppa janji kita akan kembali lagi ke
sini? Dan tinggal disini lagi?”
“ne…” Hee
Chul tersenyum
“sesegera
mungkin?”
Hee Chul
hanya bisa membalas dengan senyuman.
***
“mianhae
tunggu… Sung Min-ssi” Kyu Hyun berlari ke arah Sung Min
“ah.. Kyu
Hyun-ssi! Ada apa?”
“ sudah
beberapa hari ini aku tidak melihat Jae Na. ia juga tidak dapat di hubungi, apa
kamu tahu sesuatu?”
Sung Min tertawa kecil. “ bukannya kamu sahabatnya?
Kenapa bisa tidak tahu? Apa lagi aku.”
“aku sibuk
belakangan ini! Kamu tahu sesuatu?”
“ aku juga
sudah lama tidak bertemu dengannya. Tapi tadi waktu di prodi, aku tidak sengaja
melihat file mahasiswa transfer. Aku melihat nama Jae Na disitu”
“ Kim Jae
Na?”
“ne… Kim Jae
Na! ia sudah pindah ke China”
“mwo?” Kyu
Hyun berlari begitu saja meninggalkan Sung Min
***
Kyu Hyun
segera menuju rumah Jae Na. tetapi sayang, ia hanya bertemu pembantu keluarga
Kim. Ia mengatakan kalau tuan Kim sekeluarga sudah berangkat ke bandara. Hari
ini mereka akan pergi ke China. Kyu Hyun panik seketika.
Satu
pertanyaan yang mengganjal pikiran Kyu Hyun, kenapa Jae Na tidak memberi
tahunya dan pergu begitu saja? Kyu Hyun melaju kencang dijalanan dengan
motornya. Ia harus sampai secepatnya di bandara.
***
Jae Na duduk
sendiri di ruang tunggu bandara. Ayah dan ibunya sedang sibuk mengurus tiket
dan password. Sedangkan Hee Chul mencari makanan ringan sembari menunggu
pesawat. Jae Na menggenggam ponselnya erat, ponselnya dalam keadaan mati. Ia
sengaja tidak mengaktifkannya sejak di Busan beberapa hari yang lalu.
Ia sangat
yakin Kyu Hyun sedang berusaha mencarinya sekarang. Ia yakin Kyu Hyun sedang
kesal karena ia mengingkari janji mereka. Kyu Hyun pasti sangat membencinya
sekarang. Ia mengengam ponselnya semakin erat. Dadanya terasa sesak, airmata
sudah siap untuk mengalir.
Hee Chul
mengambil ponsel Jae Na dan mengaktifkannya. Jae Na hanya bengong. “ telepon Kyu
sekarang. Nih!” Hee Chul menyodorkan ponsel.
“tapi oppa…!”
“Telepon
cepat!”
Ragu-ragu Jae
Na mengambil ponselnya dan hendak menelepon Kyu Hyun, tetapi ponselnya
berdering terlebih dahulu. Kyu Hyun meneleponnya. “ Yumseo” jawabnya dengan suara
gemetar.
“ Jae Na-ah..
kamu dimana? Kenapa tidak menceritakan semuanya padaku?” Kyu Hyun mondar mandir
di ruang pengunjung bandara. Ia tidak di izinkan masuk ke ruang tunggu.
“mianhae… aku
diruang tunggu bandara. Mianhae” tangis Jae
Na pecah
“uljima… kwaenchana!
Jebal uljima”
“ne..” Jae Na
mencoba tenang. “ aku pindah ke China hari ini. Mungkin aku tidak akan kembali.
Mianhae, aku melanggar janji”
“kwaenchana…..maukahkan
kau mendengar kata-kataku sampai selesai dan jangan memotongnya?”
“ne… aku
janji!”
“Jae Na-ah
kaja…” Hee Chul memanggil, karena sudah saatnya masuk ke dalam pesawat.
“tunggu
sebentar…oppa”
“abushi…oemma.. aku masuk belakangan dengan Jae Na”
“ne…cepat
ya?” kata ayah mereka
“gomawo
oppa…” Jae Na mencoba tersenyum.
“ne…cepatlah!”
“mianhae
terpotong…apa Kyu Hyun-ah?”
Kyu Hyun
menarik napas panjang. “ Jae Na-ah… saranghae! Aku menyukaimu, sangat
menyukaimu. Aku telah menyimpan perasaan ini sejak kita pertama bertemu dulu.
Aku tidak pernah punya keberanian untuk mengatakannya padamu. Dan aku sempat
berniat untuk tidak akan mengatakannya. Apalagi kamu telah menganggap aku
sebagai sahabat baikmu. Aku tidak berharap kamu mau menerima cintaku. Aku sudah
cukup senang melihat kamu tetap tertawa, jadi jangan pernah menangis. Sebenarnya,
Aku juga sudah terlebih dahulu melanggar janji kita. Aku sudah merusak
persahabatan kita dengan mencintaimu.
Aku sudah mencoba untuk mengubur perasaan ini dalam-dalam. Tapi minhae, aku tidak bisa. Jongmal mianhae…
aku rasa aku tidak memiliki kesempatan dilain waktu. Oleh sebab itu aku
mengatakan ini sekarang. Jongmal mianhae… Jae Na-ah.” Kyu Hyun mengakhiri
pengakuannya.
Jae Na hanya
terdiam. Ia tidak menyangka Kyu Hyun akan mengatakan itu semua. “ kaja Jae
Na-ah” Hee Chul menuntun ia pelan memasuki pesawat.
“sebentar
lagi oppa!” kata Jae Na ke Hee Chul. “ Kyu Hyun-ah…kamu tidak salah, aku hanya
belum bisa mengerti semua. Aku belum bisa mengerti perasaanmu. Tetapi aku akan
kembali, dan ketika aku kembali dan aku
mengerti semuanya. aku akan memberikan jawabannya. Aku berjanji.”
“ne….” Kyu
Hyun lega Jae Na tidak marah. “ aku janji akan menunggu sampai kamu kembali.
Aku janji tidak akan mengungkit ini lagi
sampai kamu kembali ke sini. Aku janji menunggumu disini. “
“annyeong Kyu
Hyun-ah!” Jae Na kembali menangis.
“annyeong…uljimaseyoe,
jebal” sambungan telepon terputus.
***
Satu setengah tahun kemudian……
Jae Na sedang
sibuk di depan laptopnya. Sudah merupakan kewajiban baginya untuk menceritakan
semua kegiatannya kepada Kyu Hyun via e-mail. Namun sudah 2 minggu ini ia tidak
sempat membalas maupun mengirimi Kyu
Hyun cerita-cerita serunya. Malam ini ia sudah berniat untuk bercerita
panjang lebar kepada Kyu Hyun. Jae Na
mengecek e-mail masuknya.
Ada yang
aneh, Kyu Hyun biasanya selalu membalas dan memberi tanggapan e-mailnya. Ia
juga selalu megiriminya e-mail yang berisi kegiatan Kyu Hyu hari itu. Tetapi
sekarang tidak ada sama sekali. Kiriman terakhir Kyu Hyun tertanggal 1 bulan
yang lalu. Apakah Kyu Hyun sangat sibuk sehingga tidak sempat mengiriminya
e-mail? Ponsel Jae Na berbunyi. Tertera nomor wilayah Korea disitu.
“yomseo?”
“Jae Na-ah?”
kata orang di seberang.
“oppa? Kenapa
menelepon dengan nomor telepon Korea?”
“oppa sedang
di Korea. Ada urusan bisnis disini”
“Jadi oppa
berbohong padaku kemarin? Katanya hanya keluar kota?” Jae Na marah
“mianhae..
oemma melarang aku memberitahumu. Bisa-bisa kamu mau ikut dan tidak ikut
ujian!”
“oppa…
jahat..” Jae Na kesal bukan main
“mianhae…
dengarkan aku dulu sebentar” Hee Chul berubah serius.
“ada apa?”
Jae Na penasaran
“Kyu Hyun mengalami
kecelakaan 1 bulan yang lalu…”
Jae Na kaget
setengah mati. Dadanya sesak luar biasa. “oppa ini tidak lucu” ia mencoba
menghibur diri
“oppa serius…
tetapi ia baik-baik saja sekarang. Tidak ada masalah yang berarti”
“oppa tidak
bercanda? Kyu Hyun benar- benar
mengalami kecelakanan?… aku harus ke seoul!” Jae Na menahan tangisnya.
“ne…oppa
sudah memberi tahu abushi dan oemma! Kamu boleh kesini… besok kamu sudah bisa
berangkat.”
***
Jae Na tidak
sabar menunggu tas pakaiannya. Ia tidak henti-hentinya melihat ke arah jam
tangannya. Waktu berjalan terasa begitu lambat baginya saat ini. Hee Chul sudah
menunggunya diluar. Setelah sampai dirumah ia berencana akan langsung ke rumah
Kyu Hyun.
Tidak banyak
yang berubah dengan Seoul. Seoul tetap indah di malam hari, bahkan lebih indah.
Sepanjang perjalanan ke rumah Jae Na tidak berbicara sama sekali. Tidak
secerewet dia yang biasanya. Sesekali
Hee Chul menanyakannya sesuatu untuk memecah keheningan.
“oppa… antar
aku langsung ke rumah Kyu Hyun ya?”
“perlu oppa
temani?” Hee Chul terdengar kaku
“ania…oppa
istirahat saja! Oppa terihat capek” Jae Na tersenyum hangat. “kwaenchana oppa..
oppa bilang Kyu Hyun baik-baik saja. Aku hanya ingin melihatnya saja biar aku
bisa tenang”
“ara… kamu
bisa pulang sendiri?”
“ne..” Jae Na
tampak ceria kembali. Ia sadar bahwa sikapnya sebelumnya membuat Hee Chul
khawatir.
“bawa
ponselmu dan hubungi oppa!”
“oke oppa!”
Jae Na turun dari mobil. “annyeong!”
Jae Na
menghela napas panjang sebelum memasuki
halaman kediaman keluarga Cho, rumah Kyu Hyun. Ada rasa nervous yang menghalanginya memencet
bel. #klek# seorang pemuda membuka pintu rumah. Pemuda itu melihat ke arah Jae
Na. Jae Na sama sekali tidak mengenal sosok pemuda itu karena separuh wajahnya
ditutupi syal tebal. Sekilas Jae Na seperti mengenal pemuda itu, tetapi pemuda
itu tidak mengenalnya. Pemuda itu berlalu begitu saja. Jae Na akhirnya menekan
bel. #ting tong#
“ siapa?”
kata ibu Kyu Hyun
“ommoni… Kim
Jae Na imnida. Jae Na”
“Jae Na-Ah”
ibu Kyu Hyun membuka pintu. “ Lama tidak bertemu!” ibu Kyu memeluk Jae Na erat. “ kamu sudah
menjadi gadis yang sangat cantik sekarang”
“ne ommoni…”
Jae Na celingukan. “ ajushi dan Kyu Hyun dimana?”
“Kyu Hyun
appa masih di kantor. Kalau Kyu Hyun baru saja keluar.”
“Pemuda yang
tadi? Itu Kyu Hyun? Kenapa ia tidak mengenaliku?” Jae Na bingung. “Syukurlah ia
baik-baik saja”
“Soal itu Jae
Na-ah..mianhae ommoni tidak mengabarimu. Ommoni tidak tahu harus menghubungimu
kemana. Kamu tahu kan Kyu Hyun yang
menyimpan semua tentang kamu.”
“ah…kwaenchana
ommoni. Kyu Hyun baik-baik saja aku sudah lega” Jae Na tersenyum.
“ mari duduk…
ommoni ingin berbicara padamu”
“ne ommoni…”
“ appa dan
oemmamu baik-baik saja kan?”
“ne…mereka
berdua sehat. Walaupun appa sangat sibuk sekarang”
“Jae Na-ah…
ada hal penting yang harus ommoni sampaikan padamu.”
“apa?”
“ Kyu Hyun
memang terlihat baik-baik saja sekarang, tetapi sebenarnya ia mengalami amnesia
medium akibat kecelakaan itu.”
“Morago? Aku
tidak salah dengar kan ommoni?”
“ania… ia
tidak mengingat sama sekali tentang beberapa hal. Ia juga tidak ingat dengan
ommoni dan ajushi. Kami dengan susah payah menjelaskan semuanya padanya.
Sekarang ia sedang dalam tahap penyembuhan. Ia masih belum ingat semuanya.
Mungkin juga ia tidak ingat padamu”
Jae Na
terkejut. Apakah itu sebabnya Kyu Hyun tidak mengenalnya tadi? “apa itu bisa
disembuhkan ommoni?”
“kata dokter,
itu masih bisa disembuhkan. Ia hanya harus rajin terapi. Ia juga membutuhkan
bantuan orang sekitarnya untuk membantunya mengingat semuanya. Ommoni harap
selama kamu disini, kamu bisa membantu. Kamu tahu sendiri, Kyu Hyun sangat
dekat denganmu”
“ne …ommoni.
Kalau aku boleh bertanya, kapan kecelakaan itu terjadi?”
“ sekitar
bulan agustus kemarin… waktu itu ia pamit kepada ommoni untuk keluar membeli
sesuatu”
“membeli
sesuatu?”
“ne…. Katanya
barang itu sangat special dan limited edition, jadi ia harus segera
mengambilnya. Hanya itu yang ommoni tahu”
Jae Na
berpamitan pulang kepada ibu Kyu Hyun. Ia mencoba berjalan dengan tegar. Ia
tidak mau ibu Kyu Hyun melihatnya bersedih.
Jae Na telah keluar dari halaman kediaman keluarga Cho. Langkahnya kini
berat, terseok-seok. Jae Na berjalan gontai menuju halte bis. Dari kejauhan ia
melihat Kyu Hyun bersama seorang yoeja. Jae Na mencoba mendekat, ia mungkin
bisa mangetahui apa yang mereka katakan.
“Soo Jung-ah…
aku menyukaimu.” Kyu Hyun berbicara dengan serius
“chinca
oppa?emmm…”
“ne… otthe
(bagaiman?)”
“aku tidak
tahu oppa” yoeja itu malu-malu
“kamu tidak
menyukaiku?” Kyu Hyun berpura-pura sedih
“ania oppa…
aku juga menyukai oppa”
“hehe… Soo
Jung-ah! noemu kyawae(sangat cute)” Kyu Hyun merentangkan tangannya hendak
memeluk yoeja itu.
“Kyu
Hyun-ah..” Jae Na segera menghalangi. “annyeong…”
Kyu Hyun
kesal karena kehilangan kesempatan emas. “ siapa kamu?”
“dia siapa
oppa?” yoeja yang di panggil Soo Jung itu juga merasa terusik
“annyeong…
Kim Jae Na imnida!” Jae Na mengulurkan tangannya
“ne… Jung Soo
Jung imnida” Soo Jung membalas.
“Hey… Jae
Na-ssi, apa aku mengenalmu?”
“kamu tidak
ingat aku?” Jae Na terlalu berharap lebih. “ Aku Jae Na, sahabatmu! Tidak ingat
sama sekali?”
“Ania…” Kyu
Hyun mencoba mengingat. “ Kamu sahabatku?”
“ne… kita
bersahabat sudah lebih dari 6 tahun! Tidak ingat”
“ania… Jae
Na-ssi, aku akan mencoba untuk mengingatmu. Tetapi untuk sekarang aku ada
urusan.” Kyu Hyun menggandengan tangan Soo Jung. “kaja… Soo Jung-ah”
“ne oppa…”
Soo Jung menurut begitu saja. “Unnie… sampai ketemu lagi” ia berteriak kecil
kepada Jae Na.
Jae Na melambaikan tangannya. Ia hanya bisa
menghela napas melihat Kyu Hyun pergi dengan Soo Jung. Kyu Hyun sungguh-sungguh
tidak mengingatnya, ataubisa dikatakan tidak menenalnya sama sekali. Jae Na
berusaha tegar,Cho Kyu Hyun-nya yang dulu pasti akan kembali.
***
Jae Na dan
ibu Kyu Hyun sedang memasak di dapur. Mereka terlihat begitu antusia. Apa lagi Jae Na membawa beberapa resep
masakan China.
“ Jae
Na-ah…kamu pintar sekali memasak sekarang. Padahal dulu kamu selalu menolak
jika ommoni ajak memasak.”
“aku tidak
menolak ommoni! Itu kan Kyu Hyun yang punya alasan, padahal aku mau sekali.”
“hahahha…
benar begitu?”
“ aku yakin itu karena ia tidak mau ommoni dan
ajushi memakan masakanku yang tidak enak, bisa sakit perut nanti” Jae Na
tertawa kecil
Ibu Kyu Hyun
tidak mau kalah. “xixixi… Kyu Hyun memang begitu”
“aku kenapa
oemma?” Kyu Hyun yang baru bangun tidur langsung menuju dapur.
“ yak.. Kyu
Hyun-ah, mandi sana! Bau!!!” Jae Na menutup hidungnya.
“bau? Enak
saja…” Kyu Hyun mulai usil. “ coba saja cium, bau tidak?”
“shiroe…” Jae
Na menutup seluruh wajahnya dengan tangan
“hey… kalian
berdua ini, selalu begitu. Kita sedang buat makanan, jangan bermain disini!”
Kyu Hyun baru
sadar sesuatu. “ hey… siapa namamu tadi?”
“ Jae Na, Kim
Jae Na? kamu tidak ingat?”
“ngapain kamu
disini pagi-pagi?” Kyu Hyun jutek
“membantu
ommoni memasak, aku memang selalu kesini kan?”
“Kyu Hyun-ah… ini Jae Na, sahabatmu. Kamu tidak ingat?
Terus tadi candaan kalian setiap hari kan?”
“mwo? Aku
selalu melakukan hal tadi kepadanya? Oemma jangan mengada-ada deh” Kyu Hyun
tidak percaya
“ Kyu
Hyun-ah, kamu benar-benar tidak ingat?”
Kyu Hyun
mencoba mengelak. “ aku rasa tadi aku hanya reflex. Sudahlah, aku mau mandi” ia
pergi begitu saja.
“Kyu
Hyun-ah…” ibu Kyu Hyun memanggil
***
“kenapa kamu
mengikuti aku terus?” Kyu Hyun kesal karena Jae Na mengikutinya terus
“ aku tidak
mengikuti… aku mau kesana!” Jae Na segera berjalan mendahului Kyu Hyun
Mereka berdua
tiba di sebuah café ice cream. Café itu adalah tempat favorite mereka dulu.
“annyeong…
unnie, ice cream coklat almoldnya 2” Jae Na memesan ice cream
Kyu Hyun
tertawa mengejek. “ banyak sekali pesan ice creamnya? Kamu semua yang makan?”
“ania… untuk
kamu satu! Ice cream favorite kita coklat almond kan?”
“mwo?” Kyu
Hyun berusaha acuh tak acuh. “ aku tidak suka coklat almond! Minggir.. aku mau
pesan”
Jae Na hampir jatuh didorong Kyu Hyun. “Kyu
Hyun-ah..”
“we?” Kyu
Hyun sama sekali tidak menoleh. “ ice cream blueberry coklat satu”
“Kyu Hyun-ah…
kamu alergi blueberry! Jangan pesan itu”
“minggir…”
Kyu Hyun menuju tempat duduknya dengan ice cream pesanannya. “jangan
mengikutiku lagi”
Jae Na
harap-harap cemas melihat Kyu Hyun. Ia hanya bisa memantaunya dari meja seberang. Sampai saat ini ia belum
menyentuh blueberry coklatnya. Ia masih asyik dengan bukunya. Jae Na masih bisa
tenang, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Kyu Hyun memang keras kepala, namun dulu ia selalu mau mengalah dengannya.
Dengan buku ditangannya itu berarti Kyu Hyun sedang menunggu seseorang
“oppa…” Soo
Jung menuju tempat duduk Kyu Hyun. “oppa sudah lama menunggu?”
“ania…” Kyu
Hyun menutup bukunya.
“baguslah…”
Soo Jung melihat ke atas meja. “oppa… kenapa oppa tidak memesan coklat almond?
Bukannya itu favorite oppa?”
“oh…ini ice
creammu, kamu lebih suka ice creamnya sedikit mencairkan?”
“ne…gomawo
oppa!” Soo Jung terlihat senang. “ aku sampai kaget melihat oppa memesan ice
cream blueberry coklat, oppa kan alergi”
Jae Na kaget
mendengar percakapan mereka. Ternyata tubuh Kyu Hyun secara tidak sadar masih
melakukan kebiasaannya dahulu. Jae Na merasa ada kesempatan besar untuk
mengembalikan ingatan Kyu Hyun.
***
Kyu Hyun
sedang sibuk membantu ibunya menanam bunga siang ini. Ia tidak ada janji dengan
Soo Jung. Soo Jung membatalkan janjinya kemarin karena ada kuliah
tambahan. Ia juga memang sudah berjanji
akan membantu ibunya untuk merapikan taman.
“Kyu
Hyun-ah…” Jae Na berlari kecil sambil melompat-lompat. “kamu sedang sibuk
merapikan taman? Aku bantu ya?”
“ tidak
perlu!” Kyu Hyun melihat sekitar, apakah ibunya ada atau tidak. “ Buat apa kamu
kesini? Tidak ada kerjaan lain??”
“ne…tidak
ada.”
“tidak
kuliah?”
Jae Na
geleng-geleng kepala. “ aku tidak kuliah disini.”
“weo?” Kyu
Hyun mulai penasaran.
“aku memang
tidak tinggal disini lagi. Aku tinggal di China sekarang. Kamu lupa?” Jae Na
menggoda Kyu Hyun
“oh… kamu
tinggal di China. Baguslah..jadi sebentar lagi kamu akan pergi?”
“sepertinya begitu…
tapi aku harap bisa tinggal”
Kyu Hyun
kembali sibuk memindahkan tanaman ke pot yang lebih besar. “ Jae Na-ssi! Apa
kamu menyukaiku?”
“ne?” Jae Na
kaget dengan pertanyaan Kyu Hyun
“kamu
menyukaiku kan? Kamu pura-pura mengaku menjadi sahabatku, supaya kamu bisa
dekat denganku? Jae Na-ssi… tidak mungkin seseorang yang telah saling kenal 6
tahun lebih tidak akan jatuh cinta satu sama lain. Cerita persahabatan yang
kamu ceritakan itu sangat jelas kebohongnya. Aku minta sekarang kamu jujur, apa
hubunganmu denganku dulu? Kenapa kamu begitu ingin ingatan aku kembali?”
“Kyu Hyun-ah”
Jae Na tidak tahu harus berkata apa.
“aku tahu..
jangan-jangan kamu adalah salah satu yoeja yang aku tolak. Terus sekarang kamu
mau memodifikasi ingatanku, seolah-olah
aku mencintaimu dulu? Begitu?”
“diam… Kyu
Hyun-ah, aku bukan orang seperti itu. Kenapa kamu tidak bisa mengingat sedikit
tentang aku? Apa kamu memang sengaja tidak mau? Apa karena aku tidak secepatnya
menepati janjiku padamu?”
“janji? Janji
apa?” Kyu Hyun tersenyum licik. “ apa lagi ini? Janji? Jae Na-ssi…. Lebih baik
kamu kembali ke China. Tidak ada gunanya kamu disini. Aku sudah cukup senang
dengan kehidupanku sekarang. Satu hal, jangan pernah mengikat janji pada
seseorang. Itu pelajaran yang bagus”
Jae Na hanya bisa menahan tangisnya. Ia tidak mau
terlihat menangis didepan Kyu Hyun. Ia sudah berjanji tidak akan menangis.
***
Jae Na tetap tidak menyerah. Ia terus saja datang
ke rumah Kyu Hyun. Mengikuti kemanapun Kyu Hyun pergi. Namun ia tetap menerima
celaan dari Kyu Hyun. Ia juga harus sanggup melihat Kyu Hyun dengn Soo Jung,
sepertinya mereka berdua memiliki hubungan khusus.
“kamu tidak
bosan mengikuti aku kemanapun?” Kyu Hyun sudah naik pitam sekarang.
“ania…” Jae
Na menjawab cuek
“mau kamu apa
sih? Sana kembali ke China”
“aku hanya
mau ingatanmu kembali”
Kyu Hyun
memegang kedua lengan Jae Na erat. “ ingatan aku kembali? Ingatan aku sudah
kembali semuanya. Aku tidak mengingatmu, karena memang kamu tidak pernah berada
di dalam ingatanku.” Ia mendorong Jae Na hingga terjatuh.
“aduh…” Jae
Na mengaduh. Siku tangannya tergores dan terluka
“Jae
Na-ah”membantu Jae Na bangun.
“Kwaenchana?”
“Ryeowook-ah…”
Jae Na sedikit kaget.
Ryeowook
adalah teman Jae Na semasa SMA dulu. Ia dan Kyu Hyun cukup dekat dan akrab
dengannya.
“ne…
annyeong!lama tida bertemu.. itu Kyu Hyun kan?”
Jae Na
melihat ke arah Kyu Hyun yang hendak
masuk ke gerbang rumahnya. “ne…”
“aku dengar
dia mengalami amnesia sekarang. Aku baru sempat ke sini lagi setelah
menjenguknya dirumah sakit” sembari membantu Jae Na berdiri
“ne… ia sama
sekali tidak mengenalku.” Jae Na menunduk lemas.
“ sabarlah..
ia pasti akan mengingatmu, hanya butuh waktu saja.” Ryeowook mencoba
menenangkan
“ada perlu
apa kamu dengan Kyu Hyun. Tumben sekali, biasanya kamu sangat sibuk mengurus
perusahaan abushimu”
“ aku baru
ingat menyimpan barang milik Kyu Hyun. Sebelum ia kecelakaan kemarin ia sempat
meminta bantuanku untuk mendapatkan benda ini.”
“begitu?
Baiklah…kamu temui Kyu Hyun saja. Aku pulang dulu”
“tidak ikut
bersamaku?” Ryeowook menawari
“ania… Kyu
Hyun sedang naik pitam! Bye Ryeowook-ah”
“ne”
Mereka berdua
berjalan ke arah yang berlawanan. Kira-kira benda apa yang Kyu Hyun minta dari
Ryeo Wook?
***
“kamu mau
kemana lagi?” Hee Chul memergoki Jae Na yang hendak keluar pagi-pagi sekali
“oppa…
morning!” Jae Na nyengir kuda
“mau ke Kyu
Hyun lagi? Sudahlah Jae Na, kamu tidak perlu berusaha keras. Suatu saat Kyu
akan ingat kembali”
“arayoe oppa!
Hanya saja aku belum tentu bisa bertemu dengannya lagi nanti.”
“ Oppa sudah
janji padamu, kita akan tinggal disini lagi.” Hee Chul tersenyum
“maksud
oppa?” Jae Na harap-harap cemas
“ oppa
ditempatkan di salah satu cabang perusahaan di Korea. Jadi, kamu bisa tinggal
dengan oppa disini. Tetapi sebelumnya, kamu harus kembali ke China mengurus kepindahanmu”
“aku tidak
salah dengar kan oppa?” Jae Na loncat kegirangan
“iya… lebih
cepat lebih baik. Lusa kamu kembali saja ke China. Urus semuanya, dan kembali
lagi ke sini”
“lalu appa
dan oemma?”
“appa akan
menghabiskan masa kontraknya dulu. Kira-kira 2 tahun lagi. Baru mereka akan
menyusul.” Jae Na memeluk Hee Chul hangat. “gomawo…oppa!”
“ne… apa yang
tidak buat saeng-ku tersayang!”
“oppa… aku
harus memberitahukannya pada ommoni”
“ne”
***
Setelah
memberi tahu ibu dan ayah Kyu Hyun tetang ia akan menetap lagi di Korea, Jae Na
segera berlari menuju taman kota yang tidak jauh dari rumah Kyu Hyun untuk
menyusul Kyu Hyun. Ia tidak yakin kalau Kyu Hyun akan senang apa tidak dengan
ia akhirnya menetap di Korea lagi.
Jae Na susah payah
mencari sosok Kyu Hyun di antara orang-orang yang sedang ber-jogging atau perpiknik di pagi yang
hangat ini. Jae Na menemukan Kyu Hyun sedang duduk sendiri di bangku taman.
“Kyu
Hyun-ah…” Jae Na menghampiri Kyu Hyun
“ Jae Na-ssi?
Sedang apa kamu disini?” terlihat jelas kalau tadi Kyu Hyun sedang melamun
“ mencarimu…
ada yang ingin aku bicarakan!”
“apa?” Kyu
Hyun berubah lebih tenang sekarang
Jae Na
sedikit heran dengan perubahan sifat Kyu Hyun. “emmm… Lusa aku akan kembali ke
China! Aku harap, selama beberapa hari sebelumnya aku cukup membantu dalam
mengembalikan ingatanmu. Mungkin aku tidak akan kembali dalam waktu dekat. Jadi
rajinlah terapi, semoga ketika aku kembali kamu bisa mengingatku walau cuma
sedikit. Gomawo… mianhae aku merepotkanmu!” Jae Na memilih segera pergi sebelum
Kyu Hyun marah.
Tanpa diduga
Kyu Hyun menghalangi Jae Na pergi. “ Jebal… jangan pergi lagi”
“mwo?” Jae Na
menatap Kyu Hyun. “ Kyu Hyun-ah?”
“ jebal…
tinggallah disini lebih lama.” Kyu Hyun memeluk Jae Na erat
“Kyu
Hyun-ah…. Kamu?” Jae Na masih bingung
“ Mianhae…
aku tidak mengenalmu. Aku membuatmu kesal belakangan ini. Mianhae….jongmal
mianhae, aku melupakan semua tentang dirimu, terutaman janjiku”
“Kyu
Hyun-ah…kamu sudah ingat?”
Kyu Hyun
melepas pelukannya. “ne… aku ingat semuanya karena ini!” Kyu Hyun mengeluarkan
kalung dengan bandul berbentuk sayap
“wah…yeppo!”
Jae Na terpesona melihat keindahan kalung itu. “tapi bagaimana bisa kalung ini
membuat ingatanmu kembali?”
“ karena
kalung ini aku persiapkan khusus untukmu!”
“untuk aku?”
“ne…” Kyu
Hyun terdiam sejenak. “emmm….”
“sarangahae!”
Jae Na angkat bicara
“nde?”
“Saranghamnida…
aku tidak berharap kamu masih memiliki perasaan yang sama denganku. Pokoknya
aku telah menepati janjiku padamu. Inilah yang aku rasakan sejak aku memilihmu
sebagai sahabatku”
“morago?” Kyu
Hyun mulai usil
“saranghamnida
Cho Kyu Hyun! Puas?”
“ne….” Kyu
Hyun hendak memakaikan kalung itu. “ kalau begitu, kalung ini sah milikmu”
Jae Na
tersenyum. “ apa maksud tulisan inisial ini?” Jae Na menemukan sesuatu yang
aneh di bagian belakang bandul kalung
“saranghae….”
Kyu Hyun memegang dagu Jae Na dan menciumnya.
Jae Na yang
terkejut memejamkan matanya.
“otthe?” Kyu
Hyun melepaskan bibirnya dari bibir Jae Na
“we?”
“Kamu benar
tidak akan kembali?”
“ania… aku
hanya kembali ke China untuk mengurus kepindahanku ke Korea”
“aigooo” Kyu
Hyun menoyor kepala Jae Na. “kamu membuat aku khawatir saja”
“yakkk!!!!”
Jae Na kesal.
“mianhae” Kyu
memeluk Jae Na erat. “ you are my lovely bestfriend, saranghae!”
“Saranghae!!!”
Jae Na membenamkan dirinya dalam pelukan Kyu Hyun
“ jadi
sekarang aku namjachingumu?” Kyu Hyun
usil lagi
“ania… kamu
adalah namjachingu dan juga sahabatku!”
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar