September 13, 2012

[FanFict] “Dil Gumapgu…Saranghanda”


Casts : you as lee eun soo ( imajinated), Lee sungmin  as sungmin (super junior), kyuhyun as  cho kyuhyun (super junior), siwon as  choi siwon (super junior)

Support casts: Leeteuk as guru teuk (super junior), kim heechul as oemma/nyonya lee (super junior), kangin as appa/tuan lee (super junior), eunhyuk as lee  hyuk jae (super junior), donghae as lee donghae (super junior), yesung as yesung (super junior), shindong as ajushi shindong (super junior), kim ryeowook as Ryenie (super junior) etc

Length: one shoot

Genre: romance, friendship

 Writer: Choi Ye Joon

^_^ @depan SMA negeri. Jam 07:00 pagi, hari ke-1 sekolah
“sudah sampai nona lee”
Aku menghela napas. “”morago? Ajushi…jebal, jangan panggil aku begitu! Panggil saja eun soo.”
“ ah…mianhae! Aku sering lupa!”
“sudahlah…gomawo.oh ya, Aku bisa pulang sendiri nanti” pintu mobil aku  tutup perlahan.
“tetapi?” ajushi segera membantah
“ sudahlah…aku bisa pulang sendiri nanti. Ajushi istirahat saja!”
“arasoe… aku pergi”
Mobil berwarna putih itupun melaju perlahan meninggalkanku di depan gerbang sekolah sebuah SMA. Aku geleng-geleng kepala mengingat betapa menyebalkannya ajushi supirku tadi. Kenapa ia tidak bisa langsung berkata “iya” untuk semua permintaanku? Ia sudah bekerja dikeluargaku sejak aku kecil, sejak bayi tepatnya.
Sekarang aku adalah siswi kelas 2 sebuah SMA negeri di seoul. Aku baru  pindah beberapa hari yang lalu. Ayahku, tuan lee, adalah seorang kepala jaksa di seoul sekarang. Ia baru saja menerima jabatan barunya karena jasanya yang selalu mampu menjebloskan para politisi nakal ke penjara. Sedangkan ibuku, nyonya lee, seorang pebisnis yang selalu bermain dengan saham-saham.
Aku  anak ke 3 mereka dari  3 bersaudara. Kedua kakakku sedang mengikuti wajib militer, setengah tahun lagi masa wajib milieter mereka akan habis. Lee donghae dan lee hyuk jae, mereka adalah kakak-kakakku dan aku lee eun soo. Mereka berdua hanya berbeda 1 tahun. Lee donghae yang memiliki otak yang lebih baik dari kakaknya ,lee hyuk jae, masuk taman kanak-kanak bersamaan. Akhirnya ibu menganggap mereka kembar, padahal tidak mirip sama sekali. Pembicaraan tentang keluargaku memang tidak jelas, jadi lupakan saja.
^_^@ruang guru. Jam pelajaran pertama, hari ke-1 sekolah
“permisi” aku mengetuk  pintu pelan.
“ah… masuklah!”
‘ne” aku masuk ke sebuah ruangan. Dan menghampiri sebuah meja. “ lee eun  soo imnida”
“ oh kamu sudah datang. Panggil aku guru teuk, guru leeteuk.”
“ah…ne!” nama yang unik, pikirku
“ kaja, ikuti aku!”
Setelah beberapa menit melintasi lorong-lorong kelas aku sampai di sebuah kelas. Kelas 2-1, begitu tertulit di pintunya. Suasana langsung sunyi ketika guru teuk masuk kelas. Ia memukul meja 3 kali. #tok tok tok#
“ ada murid baru disini. Harap perhatiannya!” ia menatap padaku. “ silahkan perkenalkan diri”
“ annyeong haseyo… lee eun soo imnida.mohon bantuannya, semoga kita bisa menjadi teman yang baik” aku memberi hormat sedikit
“ pindahan dari mana?” tanya seorang siswa.
“ aku dari SMA SM” kataku ragu
“ wah…sekolah swasta mahal tuh.” Kata siswa lainya dengan nada mengejek. “kok bisa nyasar ke SMA negeri yang murah  sey? Di buang ya?”
Semua murid dikelas tertawa mendengar leluconnya yang menurutku sangat tidak berkelas dan tidak patut di tertawakan.#takkkk takkkk takkk#
“diamlah… tidak ada yang lucu. Eun soo, silahkan duduk di bangku kosong itu.”
“ne…guru teuk” aku melangkah ragu ke kursiku
“ baiklah anak-anak, aku harap kalian bisa menjadi teman yang baik. Selamat belajar!!!” guru teuk meninggalkan kelas.
Kelas kembali rebut. Mereka sama sekali tidak ada yang tertarik padaku. Aku juga tidak peduli, lebih baik tetap saja begini. Aku mencoba untuk membaca sekarang sebelum guru datang.
“sungmin imnida”
Aku melihat sebuah tangan terulur padaku. Aku membalas uluran tangan itu. “ ne…eun soo imnida”
“ selamat datang!”
“ne” aku mencoba membalas senyumnya.
^_^ @kantin. Jam istirahat, hari ke-3 sekolah
“ hey anak orang kaya!”
Aku mencoba tidak mempedulikan mereka.
“sombong sekali dia!” ia menoyor kepalaku
“ ada apaan sey?” aku mencoba tidak terdengar kesal
“ kamu tahu aku siapa? Cho kyuhyun… anak pengusaha kaya  di seoul”
“ terus hubungannya apa?”
“ wah… sombong sekali. Hey teman-teman”  ia memberi tanda pada gengnya. “ ini yoeja, anaknya kepala jaksa terkenal itu loh… jaksa lee, yang berhasil menjebloskan politisi-politisi nakal ke penjara. Wuih….seram sekali”  ia dan teman-temannya tertawa terbahak
“ terus masalahmu apa?”
“ apa appamu berniat menjebloskan abushiku ke penjara?”
“tergantung… kalau ia pantas, pasti  cocok disitu”
“ maksudmu?”
“ pikir saja sendiri” aku segera pergi. Malas berurusan dengan mereka.
^_^@lapangan olah raga. Jam pelajaran ke-3 , hari ke-5 sekolah
“auch” aku terjatuh. “ mau apa sey?”
“ kamu berani denganku? Mentang-mentang anak orang kaya  dan kepala jaksa yang pernah sekolah di SMA SM, kamu mau menantangku?”
“ mianhae, Aku tidak mau cari masalah.” Aku mencoba berdiri
“benarkah?” kyuhyun mendorong aku lagi
“sakit tahu!”
“sakit? Cepat-cepat lapor pada appamu!” kyuhyun menirukan rengekan bayi
“awas kamu!” aku sudah tidak bisa menahan emosi lagi.
“apa?” ia mendorong aku lagi yang sudah berhasil berdiri. Teman-temannya ikut tertawa.
Tepat di dekatku ada tumpukan bola. Aku mengabil satu dan melemparnya sekuat tenaga ke arah kyuhyun.#plakkk# bola itu menghentikan senyum evilnya. Aku kembali melempar bola-bola itu ke arah kyuhyun cs, mereka semua tidak luput dari seranganku. Beruntung stok bom bolaku banyak.
“rasakan… dasar namja mulut ember!”
“ awas kau” kyuhyun cs pun pergi dengan kepala benjol.
Dari kejauhan aku lihat sungmin tertawa melihat kejadian barusan.
“ apa kamu? Kenapa tertawa? Ada yang lucu? Mau aku lempar juga”
“ ah miannata…” ia pun pergi
^_^@rumahku. Sore, hari ke-5 sekolah
“bagaimana sekolah barumu?mianhae…oemma baru sempat tanya.” tanya oemma yang tetap tidak berpaling dari laptopnya.
“tidak ada yang special, seperti biasa” aku berjalan acuh tak acuh menuju kamarku.
“oh ya?… tadi oppaduelmu menelpon, katanya kalau kau pulang tolong telpon balik”
“ne…ara” aku hampir masuk ke kamar
“Ryenie juga menelepon… katanya kenapa ponselmu tidak aktif? Ia sudah beberapa kali meneleponmu”
“ne…ara”
“ kamu kenapa sih eun soo-ah? Ada masalah?”
“ania oemma… aku hanya capek, tadi terlalu banyak melempar bola”
“mwo?” oemmaku  bingung
“ sudah deh oemma, liat tuh! Ada harga saham yang turun”
“omo… aigoo aigooo” ia kembali sibuk pada laptopnya
^_^@ kamar, malam hari. Hari ke-5 sekolah
“ yomseo…oppa!!!” aku setengah berteriak
“ eun soo-ah…uri dongsaeng” teriak donghae
  my sarang maknae” sahut hyukjae
“ bagaimana kabar kalian?”
“ baik sekali!” jawab mereka serempak
“ah kalian…bisa tidak jangan sok kompak kayak anak kembar!”
“kita kan memang kembar!” jawab hyukjae bersemangat
“betul…kita kembar siam. Nempel dimuka… nah pas operasi pemisahan, muka aku dapat bagian paling banyak. Jadi ganteng dan pinter deh!” donghae ketawa
“morago? Terus aku jelek…. Dasar kamu tidak menghormati hyungmu”
“bukan aku yang ngomong lo”
“ pergi kamu sana! Jauh- jauh dari aku!”
“ yak… lee hyukjae! Jangan pernah minta aku kembali. Aku pergi” donghae terdengar marah, pura-pura marah
“ donghae-ah…lee donghae! Jangan pergi, aku bercanda”
“hey…kenapa aku jadinya harus mendengar ocehan tidak penting kalian?” aku yang hanya mendengar pertengkaran mereka di telepon mulai kesal.
“eun soo-ah…donghae marah” rengek hyukjae
“ ya sudah…biarin ajah”
“ania…sudah dulu ya? Aku harus membujuknya” ia menutup telepon
“ kurang ajar….aku di cuekin lagi.buat apa aku menelepon kalo begitu? Selalu begini…ahhhh siroe” aku kesal sendiri
^_^@taman sekolah. Jam pelajaran ke-5, hari ke-8 sekolah
Aku sedang menunggu jemputan  saat ini. Aku meresa kurang enak badan dan harus pulang.
“hey lihatlah… ada si anak kepala jaksa yang sombong itu nih” kata kyuhyun
“aish…kamu lagi”
“hahaha… kenapa? Tidak boleh?”
“aku sedang malas berurusan lagi denganmu sekarang” kataku jutek
“oh ya? Tapi aku ada urusan denganmu”
Kyuhyun menghampiriku. Ia menarik paksa aku untuk berdiri dari tempat dudukku. Ia menarikku dengan keras hingga aku sangat dekat dengannya.
“lama-lama kamu  manis juga, yeppo! Tapi sayang sekali kamu galak.”
“ apaan sey? Lepaskan!” aku meronta dan mencoba menjauhkan wajahku yang sangat dekat dengan wajahnya
Ia tersenyum evil. “  kenapa? Kamu suka padaku kan?”
“mwo…hahahaha jangan mimpi deh. Aku bilang lepaskan” aku meronta, dalam  hitungan detik aku berasil memelintir tangannya.
“yak…lepas sakit tahu!” sekarang ia yang meronta. “hey kalian, bantu aku” teman-temanya pun membantu, aku kalah jumlah
“ kyuhyun-ssi… aku sedang tidak mau bermain, jadi pergilah”
“oh…kamu anggap ini permainan?”
Kyuhyun segera memerintahkan temannya untuk mengepungku. Aku dalam masalah saat ini. Sialnya sekarang jam pelajaran, jadi tidak akan ada orang yang berkeliaran di taman sekolah. Aku hanya bisa berharap ajushi segera datang menjemputku.
“ aku akan memberi pelajaran serius padamu sekarang, lee eun soo”
Kedua temannya berhasil memegang kedua tanganku. Aku meronta, tetapi tidak berguna. Kyuhyun semakin mendekat padaku, ia terlihat sangat evil. Apa yang akan dia lakukan padaku? Ketika ia hendak mendekatkan wajahnya padaku, aku melayangkan tendangan pada tulang keringnya. Ia meronta kesakitan. Spontan kedua temannya melepaskanku dan hendak menolongnya. Kesempatan itu aku lakukan untuk mencari senjata.
Tepat di bawah kursi taman tempat aku duduk tadi, aku menemukan tumpukan batu. Secara gesit aku memungutnya dan mengarahkannya ke mereka. aku melempari mereka satu persatu. Sial bagi kyuhyun salah satu lemparanku mengenai kepalanya. Darah mengucur tepat di tempat batu itu mengenai kepalanya. Kyuhyun cs panik seketika.
“kamu…apa kamu mau membunuhku?” teriaknya padaku
“mianhae…aku tidak bermaksud” aku panik melihat kepalanya berdarah
“ awas kamu!” ia segera pergi dengan berlumuran darah
“hahhh….” Aku menghela napas lega. Aku kembali duduk dan menatap sekeliling. Aku melihat seseorang di sudut gedung. “ hey kamu siapa?”
“ aku” sungmin menunjukkan dirinya
“ apa yang kamu lakukan disitu?”
“aku tadi hanya lewat”
“ahhh…kamu lihat semuanya kan? Terus kamu diam saja, sungmin-ssi?”
“ah…aku…”
“ah…jangan- jangan kamu juga memiliki kebencian terpendam padaku? Apa kamu juga mau  melakukan hal yang sama seperti kyuhyun?”
“ania” ia segera membantah
“terus kenapa kamu selalu mengikutiku? Kamu pikir aku tidak tahu?” aku pergi begitu saja dan meninggalkan sungmin sendiri.
^_^@mobil.  Jam 07:00 pagi, hari ke-10 sekolah
Ajushi melirik ke belakang. “nona…eh eun soo-ah kamu kenapa? Ada masalah?”
“ania…ajushi”
“ayolah… cerita sama ajushi”
“hahhh..” aku menghela napas. “ajushi…apa salah menjadi anak seorang kepala jaksa? Appaku kan tidak melakukan apapun yang salah. Ia selalu membela yang benar.”
“tidak ada yang salah  kok,non. hanya, seseorang yang selalu melakukan hal baik pasti akan dibenci oleh orang yang melakukan hal jahat.mereka merasa terusik.”
Aku berpikir. “apa karena itu kyuhyun-ssi dan sungmin-ssi membenci aku. Apa  karena appa mereka melakukan  hal yang salah? Apa karena begitu juga, teman-teman lamaku cari muka padaku? mereka takut appaku akan membahayakan appa atau oemma mereka? dan ceritanya, aku akan meminta appaku untuk tidak menghukum appa atau oemma mereka yang jelas-jelas salah?”
“yah…seperti itulah non! Itulah alasan tuan lee memindahkan nona ke SMA negeri biasa. Harapan tuan lee anak-anak pejabat dan penguasaha itu tidak akan mengganggu nona”
“ ajushi benar… aku lebih suka di SMA negeri, anak-anaknya lebih terbuka. Kalo benci ya benci. Gag seperti anak SMA SM yang sulit di tebak. Mereka musuh dalam selimut”
“betul non… sudah sampai non”
“gomawo ajushi…nanti kalo butuh jemputan aku hubungi” aku menutup pintu mobil.”eh lupa…stop panggil aku nona” aku melangkah masuk ke gerbang sekolah
^_^@kafe. Jam 08:00 malam, hari ke-11 sekolah
“eun soo-ah” ryenie menyambutku dengan pelukannya. “bogoshiposeo” ia akhirnya melepaskanku setelah 5 menit
“annyeong…eun soo-ah” yesung menjabat tanganku
“ apa-apaan sey yesung-ah? kamu tetap saja aneh… memangnya kita rekan bisnis apa pake jabat tangan?”
“mianhae…” ia tiba-tiba membuka tangannya lebar dan hendak memelukku
“yakkkk….” Ryenie menghalangai. “ kamu mau ngapain?”
“memeluk eun soo, kayak yang kamu lakukan tadi. Tidak boleh?” jawabnya lugu
“andwae…tidah boleh” ryenie kesal
“hahahahahahah….kalian berdua memang aneh. Pasangan yang cocok”
“chinca? Gomawo” yesung tersenyum girang
“hahhh… cocok apanya? Sejak pacaran dengan yesung oppa, aku menderita tau”
#kami bertiga duduk di meja pesanan ryenie#
“alah…tapi kamu suka kan?” aku menggoda ryenie
“ kalo bukan aku, tidak ada yang tahan dengan dia”
“hehehe” yesung nyengir kuda
“bagaimana kabar SMA SM setelah aku tinggalkan?”
“kacau…tim bola tangan cewek kita ancur!”
“ya sudahlah…aku tidak mungkin kembali!”
“weo?” tanya yesung
“tidak bisa saja! Tetapi aku senang kalian berdua masih mau menjadi temanku”
Ryenie memegang tanganmu. “ aku juga senang kamu pindah!  Kamu jadi terlihat lebih bahagia”
“dan yeppo!” yesung menambahkan
Kami bertiga tertawa terbahak-bahak. Aku yakin ryenie dan yesung tidak seperti mereka. ryenie dan yesung sungguh-sungguh ingin menjadi temanku.
^_^@sekolah, kelas 2-1. Jam pelajaran ke-5, hari ke-15 sekolah
“1…2…3…” aku menimbang “ sudah 2 minggu aku sekolah disini, tidak  ada 1 pun temanku. Sudah  ku duga. Aku tidak pandai bergaul, terus mereka tidak tahu siapa aku. Lagian mereka bukan penjilat kayak teman-temanku dulu yang mau  berteman dengan orang seperti aku.” gumamku
“annyeong….” Sungmin menyapaku
“ne” jawabku jutek
“ eun soo-ssi…apa kamu mau masuk tim bola tangan sekolah kami?”
“bola tangan? Shiroe”
“jebal ikutlah… aku lihat kamu sangat hebat melempar sesuatu”
“morago? Tau dari mana? “
“kamu kan selalu berhasil membuat kyuhyun pergi dengan lemparanmu”
“hahhh” aku kesal. “ jadi kamu memang selalu mengikutiku. Aku tidak mau” aku mengambil tasku dan hendak pulang
“eun soo-ssi…tunggu penjelasanku” ia menyusulku. “ aku tidak selalu mengikutimu”
“tapi kamu pernah  kan? Mau apa sey?”
“ aku hanya mau kamu bisa dapat teman. Sudah 2 minggu kamu sekolah disini, tetapi kamu tidak punya teman satu pun.aku harap dengan masuk tim bola tangan kamu bisa dapat teman”
“mwo? Maksud kamu apa? Sudah pergi sana! Aku tidak  butuh teman”
“aku mau menjadi temanmu” teriaknya
Aku menghentikan langkahku. “hahh… aku tidak semenyedihkan itu. Aku tidak butuh belas kasihan dari mu! Aku tidak mau menjadi temanmu!!!!” aku lari menjauh darinya.
^_^@trotoar jalan. Hari ke-15 sekolah
“ apa sih? Kenapa aku mau menangis? Aku tidak butuh mereka, aku bisa sendiri” ponsel aku berbunyi. “yumseo appa!”
“kamu dimana?” suara ayah menenangkanku.
“Aku sudah pulang…guru yang mengajar sedang sakit, jadi disuruh pulang duluan” berbohong, padahal sebenarnya aku membolos
“kamu pulang dengan shindong-ssi?”
“ aku tidak bersama ajushi. Weo?”
“kemana shindong-ssi? Bukankah ia harus menjemputmu?” ayah terdengar marah
“Kwaenchana…aku mau mengerjakan tugas kelompok dengan teman-temanku” bohongku lagi
“chinca?”
“ne”
“baiklah kalau begitu…cepatlah pulang! Appa akan cepat pulang sekarang. Appa kangen padamu”
“na to… sampai jumpa” aku senang bisa bertemu dengan appa malam ini. Sudah 3 hari ia lembur dan tidak pulang.
Aku berjalan lagi, perlahan menyusuri trotoar. Aku segera ingat untuk memberi tahu ajushi kalau tidak perlu menjemputku. Akhirnya berbohong  lagi. Sebuah mobil menepi tepat didepanku. Mobil yang bagus dan terlihat mahal berwarna merah. Apakah Ferrari? Tidak tahulah!
“annyeong haseyo… eun soo-sii”
Aku memasukkan ponselku ke dalam tas. “ah… siwon-ssi”
“ sudah lama tidak  bertemu. Kwaenchana?”
“ne… kamu?”
“tidak juga” wajahnya berubah muram
“weo?ahhh..” aku baru ingat. “mianhae tentang appamu… appaku pasti membuatmu menderita”
“ania… abushi memang pantas menerimanya. Siapa suruh menggelapkan uang negara?”
“ne… jadi sekarang kamu bagaimana?”
“ aku tinggal dengan nenek dan kakek. Beruntung mereka tidak terlibat dan abushi anak mereka satu-satunya. Jadi aku diminta menggantikan abushi.”
“oh…syukurlah” aku mencoba tersenyum tetapi canggung
“yang bikin aku kesal adalah oemma. Ia terlalu memikirkan masalah abushi, dan menanggung terlalu banyak malu. Kamu tau? Ia jadi sedikit gila”
“ah…mianhae. Maksudnya?”
“ oemma ada dirumah sakit jiwa. Bisa dibilang hal itu membuat aku marah”
“mianhae siwon-ssi”
“itu bukan salahmu, eun soo-sii. Tetapi…” ia menjentikkan jarinya
“mwo?” aku bingung
Seseorang membekap mulutkan dengan sesuatu. Aku mulai pusing, sekitarku terlihat buram. Sayup- sayup aku mendengar siwon berkata.
“salah appamu yang telah membuat oemma seperti sekarang. Aku tidak bisa terima dan memaafkan kalian”
Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. semuanya berubah gelap dan sepi.
SUNGMIN POV
Beruntung guru teuk dapat di bohongi. Aku  meminta izin padanya untuk segera pulang karena tidak enak badan.
“gomawo… guru teuk”
“ne…sungmin-ah! Jaga kesehatan ya?”
“ne”
Setelah sampai di parkiran aku segera mengambil sepedaku dan mengayuhnya kencang meninggalkan sekolah. Aku berharap eun soo belum terlalu jauh. Aku harus menjelaskan semuanya sekarang. Aku tidak mau ia terus salah paham.
Di kejauhan aku melihat eun soo sedang berbicara dengan seseorang. Aku cukup lega karena bisa menemukannya. Ada  yang aneh, sebuah mobil sedan hitam segera menghampiri eun soo. Tiga orang pria berpakaian hitam keluar dari dalam sedan itu. Eun soo terlihat panik. Salah seorang diantara mereka membekap mulut eun soo. Ia pun pingsan. Aku menyadari sedang terjadi hal buruk pada eun soo.
Tanpa pikir panjang aku mengikuti mobil sedan hitam dan Ferrari merah itu. Sekuat tenaga aku mengayuh sepedaku. Beberapa kali aku memotong jalan agar bisa mengejar mereka.
Akhirnya kami sampai di sebuah tempat yang sepi dan sedikit kumuh. Aku mengendap-endap mengikuti mereka. aku berencana menelepon polisi, tetapi ponselku mati. Sepertinya aku harus melakukannya sendiri.
Eun soo masih pingsan. Pria berbaju hitam yang paling besar terlihat menggendong eun soo masuk. 2 pria sisanya mengikuti, sedangkan pria dengan Ferrari merah itu pergi meninggalkan tempat itu. Sekarang aku hanya perlu melawan 3 pria besar. Aku butuh senjata.
Aku menemukan sebatang besi tua di sekitar bangunan itu. Aku mengendap-endap menuju jendela. Aku mengintip dan mendapati eun soo terikat di sebuah kursi. Ia masih pingsan.
#barakkkk# aku mendobrak pintu. Dalam sekejap aku harus berhadapan dengan 3 pria itu. Beruntung aku mahir dalam taekwondo. Namun, Aku tetap kewalahan. Sekarang tersisa 1 pria, ia terlihat begitu kuat.
SUNGMIN POV END
^_^@ gudang. Jam 03:00 sore, hari ke-15 sekolah
“argggg” aku mendengar sebuah teriakan. Didepanku terliaht sosok seseorang yang sedang berkelahi. “arggg” teriaknya lagi, sebuah pukulan mengenai  perutnya. Aku mengenali orang itu. Pandanganku mulai jelas. Ternyata aku pingsan karena dibius tadi.
“sungmin-ssi” teriakku
“ eun soo-sii…kwaenchana?” ia melirikku sebentar, kemudian kembali larut dalam perkelahian.
“yak…phabo! Lari sana… apa yang kamu lakukan?”
“tenanglah… aku akan menyelamatkanmu” sebuah pukulan mengenai wajahnya
“ania….lari sana!” aku menangis. “pergilah…kamu bisa mati nanti” air mata mengalir deras.
“kwaenchana… aku kan temanmu”
Aku meronta-ronta sambil tetap menangis. Aku harus melakukan sesuatu untuk membantunya. Di sekelilingku terlihat kumuh. Aku menemukan tasku, aku memiliki peralatan untuk nails art disitu. Ada sebuah pisau  kecil yang bisa membantuku melepaskan diri.
“kudapatkan kau!” aku berhasil meraih tasku dan mengambil  benda yang aku cari.
Sungmin sudah menjadi bual-bualan pria itu sekarang. Aku bergegas melepaskan ikatan tanganku. Beberapa menit  kemudian aku sudah bebas. Aku segera mencari benda yang bisa aku gunakan untuk membantu sungmin.  Sebuah tongkat besi yang besar dan berkarat berhasil aku temukan. cukup berat tetapi efektif. Sekuat tenaga aku memukul tengkuk pria besar itu.#skak# ia terkapar.
“sungmin-ssi” segera aku memapahnya sebelum ia pingsan ditempat. “kwaencaha? Kamu tidak akan pingsan kan?”
“hahaha…. Tentu saja tidak. Kamu bagaimana?”
“ baik-baik saja! Kaja…”
“ aku kesini dengan sepeda”
“mwo?... baiklah aku yang bonceng”
“ ania…aku masih sanggup mengayuh” ia tersenyum menahan sakit diujung bibirnya.
“chinca? Biar aku saja” aku bersikeras
“ania”
“arasoe…sungmin-ssi!  Dasar keras kepala”
^_^@sekolah, kelas 2-1. jam istirahat, 2 hari kemudian.
“sungmin-ssi” aku menghampiri sungmin yang sedang duduk  sendiri di mejanya
“ah….eun soo-ssi. Ada apa?”
“pulang sekolah nanti kamu bisa  keluar denganku?” kataku terbata
“ne…pasti aku bisa. Kamu mengajak aku kencan?”
“ania….jangan ge-er deh! Ada yang mau aku bicarakan”
“kenapa tidak disini saja?”
“jangan banyak tanya deh… mau tidak?” aku naik pitam
“ne…mau sekali” ia tersenyum nakal padaku.
^_^@ taman kota. Jam 06:00 sore, hari ke-17 sekolah
Kami berjalan santai di jalan setapak di tengah taman.
“gomawoyoe” aku memecah keheningan
“ne…”
“emmm… mainhae!”
“weo? Kamu tidak punya salah padaku eun soo-ssi”
“tetap saja aku merasa bersalah padamu. Karena menyelamatkanku, kamu sampai tidak sekolah kemarin”
“oh…itu bukan masalah! Daripada aku ke sekolah dengan wajah babak belur?”
“ah…benar juga.”
Sungmin menarik tanganku untuk mengikutinya. Ia mengarahkanku pada sebuah bangku taman. Tiba-tiba  jantungku berdetak dengan cepat. Ada yang aneh denganku.
“silahkan duduk…” katanya sopan
“ah…ne” aku kikuk
“eun soo-ssi…boleh aku memanggilmu lebih santai?”
“terserah!”
“emmmm eun soo-ah!kenapa kamu tidak melaporkan kejadian kemarin ke polisi?”
“kenapa ya? Aku hanya tidak mau siwon dan oemmanya semakin menderita. Cukup masalah appanya saja yang menjadi beban. Lagian itu semua karena appaku”
“appamu melakukan sesuatu yang benar kan? Ini salah appanya siwon lah”
“terserah deh…sungmin-ssi”
“kamu juga bisa memanggilku dengan santai kok. Jangan formal begitu!” ia tersenyum lagi padaku.
Melihat senyum itu, aku merasa akan lumer. “ania…shioroe!”
“ yah… tidak asyik dong!”
“emmm… sungmin-ssi! Kenapa kamu datang menyelamatkan aku? Kamu bisa saja mati kan?”
“kamu berlebihan… buktinya aku masih hidup sekarang”
Aku segera membantah. “ tapi bisa saja kamu jadi cacat?”
“ mikirnya jelek melulu!  Positif thinking sekali-kali”
“ara”
“aku kan sudah bilang alasanku menolongmu karena kamu temanku”
“cuma itu?” aku tetap tidak percaya
“sebenarnya aku juga berhutang budi padamu”
“hutang…budi?”  keningku berkerut
“ne… karena kepala jaksa lee, abushi bebas dari tuduhan korupsi beberapa tahun lalu. Kepala jaksa lee  sungguh-sungguh membela yang benar”
“morago? Jadi karena mau membalas hutang budi? Jadi kamu mau berteman denganku karena hutang budi juga? Kamu tidak ada bedanya sama mereka” aku kesal dan melangkah pergi
“tunggu dulu…” sungmin menahanku, ia memegang tanganku erat. “ dengar penjelasanku dulu”
“apa lagi? Sudah jelaskan? Hutang budi terbalas… jadi kamu bisa tenag sekarang. Lepaskan…!!!”
“ dengar dulu!” ia memohon
“lepas tidak…semuanya sudah jelas.  Aku terima kok! Kamu tidak sa….”
Sungmin menarikku mendekat padanya. Tiba-tiba sesuatu menyentuh bibirku. Aku kaget setengah mati. Sungmin menciumku. Aku mau meronta dan mendorongnya menjauh. Tetapi aku tidak bisa. Jantungku terus berdetak cepat dan mataku terpejam. Sungmin menciumku dengan lembut, dan itu tidak dapat ditolak # :P #
Sungmin akhirnya melepaskan bibirnya dariku. Aku hanya terbengong karena masih kaget. Jangtungku juga tidak bisa diajak kompromi. Ia terus saja berdetak dengan kencang dan tidak beraturan.
“eun soo-ah…. Saranghamnida!” sungmin berkata lembut  kemudian memelukku.
“nde?” aku masih tidak percaya
“terima kasih selamanya…saranghae!” ulangnya
“ aku tidak mengerti sungmin-ssi” ia melepas pelukannya
“ah…weo? Kamu menyukai orang lain?”
“ania… tetapi aku tidak bisa terima saja. Kamu baru mengenalku selama 17 hari, bagaimana kamu bisa bilang kamu mencintaiku?”
“siapa bilang aku baru mengenalmu? Aku sudah mengenalmu sejak setengah tahu yang lalu.”
“hahhh?” aku bingung
“aku penggemar kepala jaksa lee… dan ketika aku mencari tahu tentang dia, aku menemukanmu. Sejak saat itu aku selalu mengikutimu”
“morago? Berarti aku benar kan?kamu selalu membuntutiku”
“ne” sungmin nyengir kuda. “tetapi kamu suka kan?”
“molla”
“jadi?” ia memandang dalam ke mataku
“ aku tidak tahu… apakah aku suka padamu apa tidak?”
“kamu tidak tahu? Kamu tidak tahu apa yang kamu rasakan?” sungmin terlihat serius
“ hanya saja…jantung aku belakangan ini berdetak tidak menentu kalo kamu ada didekatku. Apa lagi yang tadi” kataku malu
“ itu berarti kamu menyukaiku!”
“chinca? Jangan mencoba menipuku, sungmin-ah!!!”
“ania….. chinca”
“kalau begitu….” Aku memeluk sungmin erat. “saranghamnida oppa…joahe, noemu joae!”
“popo…” sungmin menyentuh bibirku dengan telunjuknya.
“genit ah…” aku tersipu malu
“aku lagi ney yang mulai?”
“shiroe… malu tau.” Aku melangkah pergi
“yahhh..” sungmin kecewa.
Aku tersenyum nakal dan segera berbalik lalu mencium pipinya. “hehehe”
“ awas kamu ya!!!” sungmin menarikku  lagi dan mencium bibirku hangat.
^_^ @rumahku. Jam 10:00 pagi, 5 bulan kemudian
“ajushi…cepatlah” rengek donghae.
Mobil belum berhenti betul. Ia segera membuka pintu dan  berlari menghampiriku yang sedang menunggu kepulangannya dan hyukjae. Tanpa pikir panjang ia langsung mengendongku dengan semangat membara.
“eun soo-ah… akhirnya aku bertemu denganmu.”
“oppa…turunkan aku! Malu tahu….aku bukan anak kecil lagi”
“ aku kangen tahu” ia menurunkanku namun tetap memelukku. “ noemu yeppo…kamu semakin cute saja”
“yak…donghae-ah! Seharusnya aku yang menyapa maknae kita pertama kali. Lepaskan…giliranku” hyukjae memeluk aku erat, tidak  mau kalah
“lepaskan!” aku mendorong hyukjae. “oppa  pada bau tahu!”
“tega kamu!” hyukjae  merengek dan merangkul donghaepa.
“Oppa kenalkan…ini sungmin oppa. Urie namjachingu”
“morago?” donghae sontak kaget. “namjachingu?”
“ne…namjachingu”
“sungmin imnida” sungmin memperkenalkan diri kepada oppa-oppaku
“hyukjae… eun soo kita  sudah punya  pacar!” donghae merengek
“terus?” hyukjae cuek
“ masak aku harus bersama kamu lagi? Shiroe”
“yakkk…panggil aku hyung”
Donghae merengek-rengek pada hyukjae. Aku menarik tangan sungmin dan membawanya menjauh dari kedua oppaku yang aneh.
^_^@taman rumah. Jam 10:30 pagi, 5 bulan kemudian
“kamu lihat sendiri kan? Donghae oppa dan hyukjae oppa sangat aneh” aku cemberut
“kamu juga aneh” ia tersenyum nakal
“tuh kan mulai lagi”
“eun soo-ah… dil gumapgu, saranghanda!!!” sungmin memelukku erat.
The END








Tidak ada komentar: