Tittle: Magic Spell
Chapter 01
Author: Choi Ye Joon/
Yunn Wahyunee/ @yunsurya_elf
Rating: General
Length: Chaptered
Genre: Fantasy,
Comedy, Familly
Main casts: Choi Je
Joon (imajinated)
Kai as Kim Jong In
D.O as Do Kyung Soo
Chanyoel as Park Chan Yoel
Sehun as Oh Se Hun
Baekhyun as Byun Baek Hyun
Suho as Kim Jun Myoen
Support casts: Heechul
as Choi Je Joon’s father
Shindong as manager Shin
Leeteuk as Headmaster…. Etc
Summary: saat kalian sedih dan membutuhkan bantuan katakan, Magic spell.
Kami akan datang padamu dan mengabulkan permintaanmu. Kami para pangeran yang
lemah saat melihatmu bersedih, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatmu
tersenyum kembali. Magic Spell….
(ide cerita FF ini berasal dari sebuah komik jepang. Hanya ide saja,
selebihnya kreasi author sendiri. Author lupa judulnya karena baca komiknya
sudah lama sekali. No COPAS tanpa bermisi. mianhae apabila reader tidak mengerti dengan maksud dan tujuan FF ini)
~xXx~
Plorog
Exo academy, begitu yang tertulis
jelas di gerbang masuk sebuah SMA ellite di Seoul. Ayah berjalan didepanku
dengan percaya diri. aku hanya mengikuti dibelakang. Mulutku hampir tidak mau
tertutup melihat betapa megah dan luasnya sekolah itu. kenapa ayah sanggup
menyekolahkan aku disini?
“yakkk…pallie!” teriak ayahku.
“ne…” aku segera berlari
menghampirinya.
~xXx~
“appa… aku mau melihat sekeliling
dulu” pintanya.
“arayoe… jangan terlalu jauh.
Appa akan menemui kepala sekolah dulu”
Sekolah ini terbilang sangat
megah, ellite. Semua murid disekolah ini berasal dari keluarga kaya dan
memiliki prestasi yang mengagumkan. Choi Je Joon berjalan perlahan menyusuri
lorong demi lorong bangunan sekolah ini. Lorongnya saja sangat luas dan
panjang, mustahil tidak ada yang pernah tersesat.
Ia menaiki tangga menuju lantai 1
gedung sekolah itu. arsitektur sekolah ini begitu klasik. Buktinya pilar-pilar
besar seperti pada bangunan-bangunan romawi menjadi dasar gedung sekolah ini.
Lantai dasar dan diatasnya juga menggunakan jendela yang cukup besar disetiap
lorongnya. Persis menyerupai museum.
Je Joon terus berjalan tanpa
tujuan. Ia tidak menemukan satu pun murid di gedung ini. Apa karena sekarang
masih jam pelajaran? Akhirnya ia berhenti di ujung sebuah lorong. Dihadapannya
ada pintu yang sangat besar. Seumur hidupnya ia tidak pernah melihat pintu
sebesar itu.
‘Music room’ begitu tertulis dipapan penunjuk nama ruangan itu. Je
Joon sangat pensaran, ia mencoba membukan pintu itu. #kriettt# engsel pintu itu
menimbulkan suara yang sangat keras. Ia hanya mengintip isi ruangan itu dengan
menjulurkan kepalanya melalui celah pintu.
“chogiyoe (permisi)… ada
orangkah?” tidak ada yang menjawab.
Je joon memilih masuk begitu
saja. Ruangan yang awalnya gelap berubah terang benderang, ketika tirai jendela
besar itu membuka sendiri. Je joon sempat terkejut, siapa yang membuka tirai?.Tetapi
tidak ada apa-apa atau siapapun diruangan besar itu, hanya sebuah piano di
sudut ruangan dekat jendela. Je joon sekali lagi melihat sekeliling, tetap
tidak ada orang.
“hey…siapa yang mengizinkan kamu
masuk?” seseorang mengagetkannya.
“nde? Ah…mianhae aku akan
keluar!” je joon segera melangkahkan kakinya hendak keluar.
“tidak bisa begitu!” seseorang
yang lain meloncat ke arahnya dan membuatnya kaget.
“ya…ya…ya” katanya berusaha
menyeimbangkan diri. #prangggg# sesuatu pecah.
“aigoo… guci mahal kesayangan
Daddy rusak.” Kata namja yang mengagetkan je joon.
Je joon hanya melongo. “sejak
kapan ada guci disini? Tadi kan tidak ada?”
“annyeong anak-anakku… daddy
pulang!” satu orang lagi muncul. “apa yang?” orang itu kaget melihat pecahan
guci dilantai. “siapa yang melakukan ini?” marahnya.
“dia yang melakukannya…” namja
yang mengagetkan je joon, menyalahkan je joon.
“jong in-ah… se hun-ah” panggil orang yang disebut Daddy
“jun myoen hyung… ada apa?” namja
yang lain muncul dari pintu kecil –tidak sebesar pintu utama,normal.
“mommy…!” se hun loncat-loncat
menghampiri orang yang dipanggil mommy.
Jun myeon berkacak pinggang.
“kyung soo-a…kalkulasi semua kerugian yang harus ditanggung namja ini!”
menunjuk je joon
“kenapa aku yang ganti rugi?
Salahkan yang menaruh guci itu disini. Tadi waktu aku masuk tidak ada” je joon
membela diri.
#duarrrr…jedarrrr# tiba-tiba
terdengar suara petasan.
“tentu saja ini salahmu. Jadi….”
Ada suara tanpa wujud
Suara tanpa wujud lainnya
terdengar. “kamu harus menggantikan guci milik jun myeon hyung. Caranya….”
“bekerjalah sebagai pelayan kami”
pemilik 2 suara tanpa wujud itu pun
muncul.
Je joon hanya bengong. “chakaeman
(tunggu)…. Kalian ini siapa sih?”
“kamu bertanya siapa kami?” jun
myeon tertawa. “kami adalah magic princes pemilik magic spell. Aku sang
pemimpin yang penuh wibawa. Semua masalah yang membuat yoeja sedih akan aku
basmi. Aku sang pangeran pertama, Kim Jun
Myeon” jun myeon melakukan gerakan aneh seperti penari balet saat
memperkenalkan diri.
“dan aku…” kyung soo merapikan
seragamnya. “pangeran kedua dan pengurus serta penanggung jawab magic spell.
Do kyung Soo imnida” yang satu ini
bertingkah normal.
“kami…..!” 2 namja pemilik suara
tanpa wujud tadi. “….adalah baek-yoel. Twins princes yang membawa kebahagian
dalam magic spell. Kami tidak terpisahkan.” Kata mereka serempak.
“Park Chan Yoel Imnida”
membungkuk
“Byun Baek Hyun iminida” merapat
ke samping chan yoel.
“mwo?” je joon hanya bengong
Se hun loncat-loncat lagi. “oh se
hun imnida… bubble tea prince. Aku akan membuat yoeja bahagia dengan bubble
tea-ku. Pyong…” melakukan aegyo
“kim jong in imnida. Sexy
princes!” jong in memperkenalkan dirinya datar dan kaku sekali.
Je joon memegangi perutnya,
kemudian tertawa. “hahahahahaha…..magic princes? Magic spell? Kalian sedang
bermain ya? Hahahahaha…. Dan kalian twins princes?” menunjuk chan yoel dan baek
hyun. “aku tahu kalian tidak kembar. Tidak ada hubungan darah, marga kalian
saja berbeda. hahahahahha”
“2 juta won” kyung soo angkat
bicara.
“hasilnya sudah keluar?” jun
myoen tersenyum licik. “hey kamu….namja imut seperi yoeja. Terserah kamu mau mengatakan apapun tentang
kami, tetapi yang terpenting sekarang…..” jun myeon mendekatkan wajahnya pada
je joon.
Je joon menelan ludah. “mwo?”
“ganti guci kesayanganku… 2 juta
won”
“ma….ma….ma…mahal sekali” je joon
terbata. “cuma guci butut begitu. Bisa nemu di pasar loak tuh”
“ini memang mahal.” Jong in mengambil salah satu pecahan guci itu.
“lihat siapa pembuatnya”
“nugu?” je joon memperhatikan
pecahan yang diberikan jong in. “ Lee Jae Ma?”
“kamu tahu siapa dia?” kata se
hun sambil meminum sesuatu.
Je joon geleng-geleng. “appanya
lee hyuk Jae?” #jitakkk# “awwww…appo”
“Lee Jae Ma adalah seniman
gerabah terkenal sedunia (ngarang nih author). Arayoe?” jun myoen yang menjitak
je joon.
“ania…” je
joon garuk-garuk cuek.
Jun myoen
melirik je joon dari kepala sampai ujung
kaki. “emmm… namja yang imut. Kamu murid baru ya? Seragam kamu mana?”
“hyung….dia…”
kyung soo ingin menjelaskan sesuatu.
“benar hyung….
Namja ini seperti yoeja.” Kata baek-yoel berbarengan sambil cekikikan.
Se hun manyun.
“jong in-ah… menurut kamu lebih cute siapa? Aku apa dia?”
“tentu saja
kamu… aku haus boleh minta?” jong in
berusaha merebut minuman se hun.
“ania….” Se
hun segera menghindar. “buble tea ini
kesukaanku. Kalo jong in mau… aku ambilkan yang lain ya?” pergi melalui pintu
kecil tempat kyung soo keluar tadi.
Je joon
menghela napas. “baiklah terserah kalian!”
“irumie
mwoyeyoe?” tanya baek-yoel (ini namja 2 selalu ngomong bareng)
“joneun Choi Je Joon imnida!” je
joon memperkenalkan diri.
Jun myoen sekali lagi
memperhatikan je joon. “baekhyun… kamu ada baju seragam yang lain tidak?”
“emmm…sepertinya ada. Kyung soo
yang urus!”
Kyung soo segera melangkah pergi.
“arayoe… akan aku ambil hyung”
“jadi bagaimana aku harus
mengganti guci itu? aku tidak punya uang…. Masuk ke sekolah ini saja sudah bersyukur” kata je joon cuek.
“kebetulan sekali kami butuh
pelayan di magic spell. Dan sepertinya kamu cocok” chanyoel meneliti je joon.
“pelayan? Pembantu maksudnya?” je
joon minta penjelasan.
Baekhyun mendekati je joon.
“tenang saja! Bukan pelayan dalam arti sebenarnya. Akhir-akhir ini pelanggan
magic spell sedang banyak. Jadi kami kekurangan orang”
“sebenarnya magic spell apaan?”
Kyungsoo datang dengan satu
setel seragam exo academy. “pakai ini…kamu akan tahu nanti”
“tunggu…aku pakai ini?”
Jun myoen mulai kesal. “ne….pakai
yang itu. kamu banyak tanya eoh? Pakai saja” mukanya memerah menahan kesal.
“arassoe” je joon memiringkan
kepalanya kekiri. “aku harus pakai ini?” gumamnya sambil mengikuti kyung soo
menuju ruang ganti.
~xXx~
Jun Myoen terlihat tidak sabar
menunggu je joon yang sedang mengganti baju. Baek-yoel malah kebalikan dari jun
myoen. Mereka asyik dengan diri mereka sendiri. Mereka berdua terlihat sedang
bermainan permainan kesukaan mereka, cham cham cham. Sedangkan sehun hanya
menonton mereka berdua. Jongin entah sudah hilang kemana, tidak tampak wujudnya
sejak je joon pergi mengganti baju.
“hyung…sudah selesai” kyungsoo
datang sambil memainkan kalkulator.
“mana namja imut itu? lama sekali
ganti baju….kayak yoeja” gerutu jun myoen
Baek-yoel cekikikan mendengar
komentar jun myoen. “ne…kayak yoeja!” kata mereka serempak.
“kalian ini tidak bisa sabar” je
joon datang dari arah sama dengan kyung soo. “sekarang apa tugasku?”
#teng…tong….teng…tong# lonceng
sekolah berbunyi dengan kencang, hampir memecahkan gendang telinga. Refleks je
joon menutup kedua lubang telinganya. Ia melirik sekeliling, para magic princes
tidak merasa bising sama sekali. Mungkin karena sudah terbiasa.
“kaja…saatnya kita melayani para
princesses.” Jun myoen memberi aba-aba.
~xXx~
Dalam hitungan menit, ruang musik
yang merupakan markas magic spell penuh oleh siswi exo academy. Je joon
tercengang melihat seragam mereka. Berwarna kuning dengan hiasan putih di ujung
lengan, kerah dan bagian bawah rok. Seragam siswi di exo academy persis bergaya
eropa jaman dulu, hanya saja dengan rok yang hanya selutut dan dengan
modifikasi sedikit yaitu tidak berwujud dress.
Je joon memandangi dirinya
sendiri. Seragam siswa exo academy begitu simple dan normal. Sangat kontras
dengan serawag siswi. Siswa exo academy hanya menggunakan celana panjang
berwarna biru tua dengan kemeja putih, dasi biru tua dan jas biru langit.
Sangat simple dan elegan. Lambing exo academi bertengger jelas di bagian dada
kiri seragam.
“hey….kenapa bengong?” kyung soo
menghampiri je joon yang sedari tadi berdiri didepan pintu masuk super besar
ruang musik. “kamu harus menyambut kedatangan mereka.”
“otthoke?” je joon memanyunkan
bibirnya.
“hahhh….” Kyung soo mengambil
posisi. “selamat datang di magic spell… my princess” menyambut dengan sopan dan
elegan.
“mwo? Harus seperti itu? gampang”
je joon mengambil posisi. “selamat datang di magic spell… my princess” dengan
cara yang kaku.
“yakkk….katanya gampang. Lakukan
yang benar. Harus dengan senyum dan ramah, kalau kamu begini mereka bisa pergi”
“arayoe…mianhae!” je joon
terpaksa mengiyakan. “selamat datang di magic spell… my princess” dengan
senyum, ramah dan sopan. “otthe?”
“lumayanlah…” sambil berlalu.
Akhirnya je joon sibuk dengan
acara penyambutan yoeja-yoeja itu. Sesekali ia melirik ke arah magic princes,
merak terlihat begitu menikmati peran masing-masing. Hampir mereka semua
dikelilingi yoeja-yoeja itu. entah apa yang mereka lakukan, sampai saat ini je
joon tidak ada gambaran tentang apa itu magic princes atau magic spell.
“ahhh…mollayoe. Aku tidak peduli.
Yang paling penting sekarang adalah aku bisa melunasi hutangku. Sial sekali
aku, seandainya aku ikut apa saja tadi” gumam je joon sendiri.
~xXx~
“oppa…dia siapa?” kata salah satu
yoeja pada jun myoen.
“dia…anggota baru magic spell.
Dia sedang di training untuk menjadi magic princes”
Yoeja yang lain mengangguk
mengiyakan dan berbisik satu sama lain. Tidak sedikit diantara mereka melirik
dan tertarik dengan je joon.
“je joon-ah…kemari!” panggil baek
hyun
Je joon berlari kecil. “mwo?”
“tolong bawakan ini ke meja
sehun” baek hyun menunjuk kerumunan yoeja yang terlihat histeris melihat sehun
melakukan aegyoe. “cepat eoh?”
“arayoe…”
Perlahan je jon berjalan membawa
teko (?) Kristal tanpa tutup menuju tempat sehun. Ia harus hati-hati karena
kalau tidak bisa tumpah. Teko (?) itu cukup besar dan isinya penuh. Isinya
adalah bubble tea kesukaan sehun. Ceritanya sehun berniat menyuruh para yoeja
itu untuk mencicipi bubble tea kreasi terbarunya.
“je joon-ah…tolong ambilkan
ponselku!” teriak chanyoel.
“ne sebentar…” sahutnya sambil
menoleh ke arah chanyoel.
“je joonie…pallie. Bawa bubble
teanya ke sini” rengek sehun.
“ne….tunggu sebentar” je joon
berusaha mempercepat langkahnya.
“je joon-ah…cepat ke sini! Ada
yang mau aku bicarakan” panggil jun myoen.
Je joon menoleh. “aish….arayoe.
tunggu sebentar” teriaknya kesal.
#byurrrrr# bubble tea itu
membasahi hampir seluruh badan je joon. #prang# teko (?) Kristal itu jatuh ke
lantai dan pecah berkeping-keping. Semua mata menatap ke arah je joon. Ada yang
menatap kesal karena kaget ada juga yang menatapnya kasihan karena basah kuyup.
“oh…mianhae!” kata jongin datar
setelah tiba-tiba muncul didepan je joon dan menabraknya.
Je joon menunduk menahan amarah. “yakkk….kim
jong in-ssi! Kenapa kamu selalu membawa masalah buatku. Ini bubble tea resep
baru sehun, kamu menumpahkan semuanya” betak je joon.
#klejeb# jongin sudah berada
didekat sehun, menenangkan sehun yang menangis karena bubble teanya yang
berharga tumpah. Je joon tambah kesal, jadi jongin tidak mendengar omelannya.
Ia melirik sekitar, semuanya masih
menatapnya.
“mianhae…” je joon segera
memungut pecahan teko(?) itu.
Chanyoel segera menghampiri je
joon. “biarkan aku yang bereskan!” katanya.
“kwaenchana…ini salahku. Biar aku yang bersihkan!” suara je joon
seperti tertahan.
“miannata para princess…untuk
hari ini pelayanan kami sampai disini. Mainnata atas kejadian barusan, kami
berjanji akan mengganti semua kerugian para princess akibat ketidak nyamanan
ini” kyungsoo segera mengendalikan suasana.
Para yeoja-yoeja itu akhirnya
terpaksa keluar dari ruang musik. Beberapa diantara mereka terlihat kesal
dengan je joon karena menggangu waktu santai mereka dengan magic princes. Tidak
sedikti diantara mereka juga menjadi simpati pada je joon, sang member baru
magic princes.
Dalam waktu 5 menit, ruang musik
telah sepi. Terdengar isak tangis sehun dan bujukan jongin yang berusaha
menenangkannya. Chanyoel masih membantu je joon membereskan pecahan teko(?) tadi.
Beberapa kali chanyoel menghalangi je joon untuk menyantuh pecahan kristas itu.
itulah penyebabnya pekerjaan mereka berdua tidak beres-beres.
“chanyoel-ssi…kamu menghalangiku
saja” je joon naik pitam.
“biar aku yang bereskan. Kamu
bersihkan diri duru sana!” perintahnya.
“shiroe” bentak je joon.
Tiba-tiba seseorang menarik kerah
baju bagian tengkuknya. “kaja…bersihkan dirimu. Kyungsoo…siapkan baju” perintah
jun myoen.
“hey…lepaskan! Aku bisa
jalan sendiri, jangan menyeretku seperti
ini” je joon meronta.
“kyungsoo-a…siapkan bajunya!”
ulang jun myoen.
“ne hyung” kyung soo menurut.
Je joon masih meronta.
“lepaskan!”
Jun meyoen tidak peduli dan tetap
menyeretnya. “baekhyun…bantu chanyoel! Jongin
urus sehun” perintahnya.
“ne hyung!” jawab jongin singkat.
“bilang padanya buble teanya
masih banyak didapur, jadi berhenti menangis. Ini bukan salah je joon tetapi
salahmu, jongin.”
“nde? Kenapa aku hyung?”
“karena kamu seenaknya muncul
sana sini. Tunggu hukuman dariku nanti” jun myoen dan je joon mulai lenyap
setelah melewati sebuah pintu.
~xXx~
“masuk sana!” jun myoen mendorong
je joon masuk ke kamar mandi. “bersihkan dirimu, bajumu akan menyusul.”
“arayoe!” je joon terpaksa
menuruti. “dia siapa sih? Main suruh sana sini?” gumam je joon.
“aku dengar itu!” teriak jun
myeon.
Jun myeon menunggu je joon dengan
sabar. Ia tahu ini semua bukan salah je joon, tetapi salah jong in yang memang
sangat suka muncul tiba-tiba sesuka hatinya.
“hyung….seragamnya habis. Yang
ada cuma seragam untuk yoeja. Ottohe?” kyungsoo datang dengan seragam yoeja.
“mwo? Kalau tidak ada kenapa kamu
bawa yang untuk yoeja?” jun myeon kesal.
“ya….suruh saja je joon memakai
seragam yang ada dulu” baekhyun datang.
Chanyoel dibelakangnya.
“ne…daripada tidak pakai baju”
“kalian gila, eoh? Cepat cari
seregam namja, bila perlu kalian pulang dan ambil dirumah” perintah jun myoen.
Baekhyun membisiki chanyoel dan
kyungsoo sesuatu. Jun myoen mengeyitkan dahi melihat tingkah mereka bertiga.
“hyung….”chanyoel menghampiri jun
myoen. “aku ad aide lucu. Bagaimana sebagai ospeknya kita kerjain je joon untuk
memakai baju ini. Nanti kita foto,
lumayan untuk bahan tertawaan.” Chanyoel memainkan alisnya.
Jun myoen berpikir sejenak.
“emmm….boleh juga. Sini, aku akan memberikan bajunya pada je joon.”
Jun myoen mengetok pintu kamar
mandi. Sebuah tangan terjulur, tentu saja tangan je joon. Sambil menahan tawa jun
myoen memberikan plastik berisi seragam yoeja itu.
“guankan itu dulu…cuma itu yang
ada” teriak jun myoen sambil cekikikan, ia merasa sangat senang sekarang.
Chanyoel, baekhyun dan kyungsoo
tidak mau kalah. Mereka memegangi perutnya menahan tawa. Ingin tahu secepatnya
bagaimana hasil ide gila mereka. jong in dan sehun juga telah datang, mereka
melirik tidak mengerti.
“ada apa?” tanya jong in.
Secepat kilat jun myoen
menghampiri jongin dan sehun. Ia lalu menceritakan rencana usil mereka untuk
mengerjai je joon. Sehun langsung terlihat senang dan setuju. Baekhyun telah siap dengan kameranya, menunggu je joon
keluar dari kamar mandi.
#klekkk# suara kunci pintu kamar
mandi dibuka. Mereka semua standby, bersiap melihat hasil kerja jahil mereka.
je joon kelaur perlahan dari kamar mandi dengan mengenakan seragam yoeja.
Sontak semaunya terdiam, khusunya jun myoen. Ia yang awalnya ingin tertawa
terbahak paling keras, hanya terdiam mematung melihat je joon.
“weo? Kalian kenapa?” je joon
bingun melihat tingkah mereka ber-6.
#cekkrek…cekkrek!” terdengar
suara kamera yang dijeprat. Setelah itu chanyoel, baekhyu dan kyungsoo tertawa
terbahak hampir berbarengan.
“apa yang kalian tertawakan?” je
joon bingung.
Chanyoel, baekhyun dan kyungsoo
menunjuk ke arah jun myoen, sehun dan jongin.
Ekspresi mereka yang kaget melihat penampilan je joon sangat lucu.
Apalagi jun myoen, mulutnya hampir terbuka seluruhnya.
“yakkk…kalian ber-3 sudah tahu
eoh?” bentak jun myoen.
Baek-yoel dan kyungsoo mengangguk
mengiyakan.
“jadi je joon-ssi yoeja?” jong in
angkat bicara.
“je joon-ssi bukan hyungku tetapi
noonaku?” sehun menambahkan.
Kyungsoo berdeham. “ne…je joon
itu yoeja. Ia sekelas dengan kami bertiga. Ia akan mulai sekolah besok. Seluruh
namja dikelasku tahu kalau ia yoeja, karena kami sangat antusias dengan murid
baru yang katanya seorang yoeja. Tetapi tenang saja, para princess tidak tahu.
mereka tidak peduli”
“wahh….kenapa kalian tidak
memberi tahuku?” jun myeon kesal.
“hyung nyerocos terus. Selalu
memanggil je joon namja imut. Kami tidak dikasih waktu untuk menjelaskan.”
Baekhyun sewot.
“arasoe…” jun myoen mencoba
mengalah. “tetapi, kamu je joon-ah”
“na?weo?” je joon masih tidak mengerti.
“kenapa kamu tidak memberi
tahuku?”
“jun myoen-ssi tidak memberi aku
kesempatan” jawabnya polos.
Sehun menghampiri je joon. “noona
berdandan tomboy sih. Jadinya daddy
tidak tahu”
“aku memang selalu begitu. Aku
suka menggunakan celana panjang, snakers, jamper dan topi. Aku nyaman dengan
itu.”
“baiklah…terserah apa katamu” jun
myoen mengalah. “tetapi kenapa rambutmu seperti namja, pendek sekali” jun myoen
sekali lagi memperhatikan penampilan je joon. “omo…kepalaku”
“kenapa kalian jadi menyalahkanku
sih? Terserah aku mau bagaimana…beginilah aku”
“ne…” jun myoen pasrah.
Kyung soo berdehem. “nah…sekarang
masalahnya adalah..” ia terdiam sejenak. “kita adalah magic princes, dan je
joon yoeja. Berarti ia harus keluar. Bukankah begitu aturannya,hyung?”
“ne… je joon harus keluar dari
magic spell”
“mwo? Noona harus keluar? Baru satu
hari bergabung harus keluar? Daddy…jangan keluarkan noona” pinta sehun.
“bukankan ia telah menumpahkan
bubble teamu?” tanya jongin.
Sehun memelototi jongin. “ini
salahmu bukan noona. Jadi diamlah, atau aku tidak mau berteman lagi denganmu”
“mianhae…sehunie” jongin sudah
menghilang dan berada dipojok ruangan, menyendiri.
Baekhyun angkat bicara. “jika je
joon keluar, berarti ia tidak bisa membayar hutangnya”
“betul sekali…berarti guci
kesayangan hyung akan tetap menjadi pecahan keramik tidak berarti dan sia-sia.
Menurutku bukankah lebih baik je joon tetap di magic spell?” Chanyoel
menambahkan.
“tetapi aturannya hanya namja
yang boleh ada di magic spell” kyungsoo tidak mau kalah.
“betul itu…”
Baek-yoel kembali menyerang.
“lalu bagaimana dengan pelanggan yang mulai menyukai je joon. Aku dengar dari
mereka tadi,mereka setuju ada penambahan member. Bukankah itu sangat baik,
dapat meningkatkan popularitas kita?”
“ne…aku sebenarnya setuju dengan
pendapatan kalian” kyungsoo berpikir sejenak. “sebenarnya tidak ada peraturan
tertulis. Ini terserah hyung sebagai ketua”
Jun myoen menghela napas.
“tetapi…..”
“daddy…aku setuju dengan mommy
dan hyung. Jongin juga setuju” sehun melirik ke arah jongin yang masih
menyendiri dipojok ruangan.
“ne…aku setuju semua keinginan sehunie” jongin
mengakat tangannya dan menunjukkan jempolnya. “jjang!”
“sebenarnya kalian membicarakan
apa? kalau aku harus keluar baiklah, tetapi aku tidak janji bisa menggantikan
harga guci itu….”
“dan teko(?) Kristal yang pecah”
tambah kyungsoo.
“ne…dan yang itu. “je joon
menatap kyungsoo kesal. “aku siap keluar, aku juga tidak cocok dengan kalian.
Aku sama sekali tidak mengerti dengan
bisnis kalian ini”
“hyung bagaimana?” baek-yoel
meminta jawaban.
Jun myoen menghela napas.
“tetapi….”
To be continued…
Akankah je joon keluar dari magic spell? Lalu bagaimana ia membayar
hutangnya? Jika ia tetap di magic spell, bagaimana nasib magic spell dengan
yoeja didalamnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar